Menuju konten utama

Apakah Putin dan Zelenskyy Bakal Hadiri KTT G20 2022 di Bali?

Rusia dan Ukraina diundang di KTT G20, lantas hadirkah Putin dan Zelenskyy di acara itu?

Apakah Putin dan Zelenskyy Bakal Hadiri KTT G20 2022 di Bali?
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidatonya dalam pertemuan dengan lulusan sekolah tinggi militer Kementerian Pertahanan dan Darurat, Layanan Keamanan Federal, Layanan Penjaga Federal, dan Garda Nasional di Moskow, Rusia, Senin, 28 Juni 2021. Mikhail Tereshchenko, Sputnik, Kremlin Pool Foto via AP

tirto.id - Rusia dan Ukraina masih berperang sampai hari ini. Meskipun bermusuhan, kedua negara sama-sama diundang dalam acara Konferensi Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022 mendatang.

Lantas, bakal hadirkah Vladimir Putin dan Volodymyr Zelenskyy sebagai presiden kedua negara?

Reuters, pada Selasa, 8 November 2022 memberitakan, menurut Presiden Jokowi, Presiden Rusia Vladimir Putin akan hadir apabila “situasinya memungkinkan”. Tapi kalau tidak hadir, Putin meminta untuk hadir lewat virtual saja.

Hal itu disampaikan Putin ke Jokowi lewat percakapan telepon. "Tapi kalau tidak [...] mungkin dia akan meminta untuk melakukannya secara virtual," kata Jokowi kepada wartawan saat berkunjung ke Bali.

Bagaimana dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy?

Diberitakan Jakarta Post, pada hari Kamis, 4 November lalu, Zelenskyy mengatakan, dia tidak akan berpartisipasi dalam KTT G20 kalau Putin hadir di acara itu.

"Jika pemimpin Federasi Rusia ambil bagian di dalamnya, Ukraina tidak akan berpartisipasi," kata Zelenskyy dalam konferensi pers dengan Presiden Yunani Katerina Sakellaropoulou di Kyiv.

Sebagai catatan, pertanyaan itu disampaikan Zelenskyy sebelum Putin memberi kejelasan tentang kehadirannya di KTT G20. Seandainya Putin tidak hadir dan menghadiri acara itu secara virtual, Zelenskyy pun belum memberi komentar.

Sebagai tuan rumah G20, Indonesia menolak tekanan dari negara-negara Barat dan Ukraina untuk tidak mengundang Putin di KTT.

Dalam wawancaranya bersama Finansial Times, Jokowi mengatakan, Rusia disambut baik dalam acara itu. Sebab, kata Jokowi, G20 tidak dimaksudkan untuk menjadi forum politik, tetapi membahas ekonomi dan pembangunan.

Sampai saat ini, Rusia dan Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda akan berdamai. Seperti diberitakan The Guardian Selasa lalu, Penasihat Presiden Ukraina, Mykhailo Podalyak mengatakan kepada Radio Svoboda, Ukraina hanya akan bernegosiasi dengan Rusia setelah pasukan Moskow meninggalkan semua wilayah Ukraina, termasuk yang dicaplok pada 2014 lalu.

Menurut Sekretaris Dewan Keamanan Ukraina, Oleksiy Danilov, syarat utama negosiasi adalah pemulihan integritas teritorial Ukraina. Dia mengatakan, Ukraina butuh jaminan pertahanan utama seperti pesawat, tank dan rudal jarak jauh.

Sedangkan menurut laporan Washington Post, sekutu dan pendukung utama Ukraina, AS telah meminta Ukraina untuk terbuka dalam bernegosiasi.

Dalam hal ini, sekutu di beberapa bagian Eropa, Amerika Latin dan Afrika khawatir kalau perang tidak selesai dan akan terus berlanjut.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya