tirto.id - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan, pada hari ini, Senin, 7 November 2022, Rusia sedang memusatkan kekuatan untuk melakukan serangan besar-besaran terhadap infrastruktur Ukraina, terutama energi.
Oleh sebab itu, seperti diberitakan The Guardian, Ukraina sedang mempersiapkan pemadaman listrik guna mengantisipasi serangan baru Rusia terhadap infrastruktur energinya.
Sergei Kovalenko yang bekerja sebagai pemasok utama energi di ibu kota Ukriana mengatakan, negaranya sedang menghadapi defisit sebesar 32 persen dalam proyeksi pasokan listrik pada hari Senin.
Saat ini, ada sekitar 500 pembangkit listrik sedang dikirim ke Ukraina dari 17 negara Uni Eropa karena 4,5 juta warga hidup tanpa listrik.
Situasi Perang Rusia Ukraina Hari ke-257
Pihak berwenang Ukraina mengatakan, tentara Rusia meningkatkan serangan di Ukraina timur. Serangan itu memperburuk kondisi penduduk dan tentara Ukraina.
“Serangan Rusia yang sangat sengit di wilayah Donetsk terus berlanjut. Musuh menderita kerugian serius di sana,” kata Presiden Zelenskiy dalam video pidato malamnya.
Walikota Kyiv, Vitali Klitschko mengatakan, warga harus siap menghadapi skenario terburuk dengan meninggalkan kota dan tinggal bersama teman atau keluarga, bahkan termasuk kehilangan listrik dan air.
"Jika Anda memiliki keluarga besar atau teman di luar Kyiv, di mana ada pasokan air, oven, pemanas, harap diingat untuk tinggal di sana dalam jangka waktu tertentu."
Di sisi lain, Kota Kherson, Ukraina, yang diduduki Rusia sudah terputus dari pasokan air dan listrik pada hari Minggu usai terjadi serangan udara yang menyebabkan kerusakan bendungan Kakhovka.
“Di Kherson dan sejumlah daerah lain di wilayah tersebut, untuk sementara tidak ada pasokan listrik atau air,” kata administrasi kota.
Tentara Ukraina mengatakan Rusia mendesak penduduk Kherson untuk mengungsi sesegera mungkin. Mereka dikirim pesan peringatan lewat telepon mereka pada hari Minggu.
Sementara itu, seperti dikutip kantor berita Rusia, TASS dari Washington Post, sebentar lagi Amerika Serikat akan mengadakan Pilpres 2022. Apabila Partai Republik menang, maka negara itu akan memotong atau menghentikan bantuan ke Ukraina.
Seorang republikan bernama Marjorie Taylor Greene, mengatakan di bawah Partai Republik "tidak ada satu sen pun yang akan pergi ke Ukraina."
"Partainya [...] mungkin mengubah seluruh pendekatan Amerika Serikat untuk mendukung perlawanan Ukraina," kata artikel itu.
Menurut perkiraannya, Ukraina juga tidak boleh mengandalkan dukungan, mengingat Kongres telah memberikan bantuan hingga 60 miliar dolar AS dan Ukraina terus-menerus meminta Barat untuk meningkatkan jumlah bantuan.
Editor: Iswara N Raditya