Menuju konten utama
Pendidikan Kewarganegaraan

Ancaman Militer Terhadap Kedaulatan NKRI: Sejarah & Contoh Kasusnya

Beberapa jenis ancaman militer terhadap kedaulatan negara pernah terjadi dalam sejarah bangsa Indonesia. 

Ancaman Militer Terhadap Kedaulatan NKRI: Sejarah & Contoh Kasusnya
Agresi Militer Belanda I. FOTO/Istimewa

tirto.id - Integrasi bangsa Indonesia bisa saja terusik oleh ancaman militer, baik itu dari dalam negeri atau dari luar negeri. Ancaman militer termasuk ancaman bersenjata secara terorganisir yang dapat membahayakan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kepulauan Nusantara alias Indonesia terletak di lokasi yang amat strategis karena diapit dua benua, yakni Asia dan Australia, serta berada di antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Indonesia juga dikenal dengan kesuburan dan kekayaan alamnya. Bahkan, di masa lalu, Nusantara merupakan surga rempah-rempah yang menjadi komoditas mahal di Eropa. Kepulauan Nusantara pernah diperebutkan oleh bangsa-bangsa kolonial dari Eropa di masa silam.

Tidak hanya itu, Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terdiri dari 1.340 suku serta lebih dari 300 kelompok etnik, juga keanekaragaman budaya lainnya. Jika tidak terintegrasi dengan baik, kemajemukan ini justru dapat menjadi ancaman internal bagi keutuhan NKRI.

Sejarah Ancaman Militer Terhadap NKRI

Dilansir laman Kemdikbud, ancaman adalah usaha terorganisir yang diperkirakan dapat membahayakan keselamatan bangsa, keamanan, kedaulatan, dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Undang-Undang (UU) No. 3 Tahun 2002, ancaman militer yang dapat dihadapi Indonesia adalah agresi militer, pelanggaran wilayah, spionase, dan sabotase. Selain itu, ada juga ancaman dalam negeri yang dapat berpotensi memecah belah integrasi bangsa Indonesia.

Dikutip dari buku Pendidikan Kewarganegaraan (2009) yang ditulis Sugiyono, Gunawan, dan Muji Rahayu, berikut ini penjelasan rinci mengenai jenis-jenis ancaman militer yang dapat mengancam keutuhan dan kedaulatan NKRI.

1. Agresi Militer

Agresi militer adalah penggunaan kekuatan bersenjata dari suatu negara untuk menyerang negara lain. Sejarah mencatat, Indonesia pernah menjadi sasaran agresi militer oleh Belanda selepas kemerdekaan.

Agresi Militer Belanda I dilancarkan pada 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947 dengan Jawa dan Sumatra sebagai tujuan invasinya. Sedangkan Agresi Militer Belanda II terjadi tanggal 19-20 Desember 1948 di Yogyakarta yang saat itu menjadi ibu kota RI.

2. Pelanggaran Wilayah

Pelanggaran wilayah dilakukan dengan memasuki wilayah perbatasan laut atau darat Indonesia oleh unsur negara lain tanpa seizin petugas perbatasan.

Kasus pelanggaran wilayah di Indonesia ini misalnya dilakukan oleh Malaysia di Blok Ambalat. Hingga sekarang, lebih dari 9 kali pesawat perang milik Malaysia masuk ke wilayah Indonesia secara sewenang-wenang.

3. Spionase

Ancaman spionase atau mata-mata dilakukan dengan diam-diam mencari informasi untuk mendapatkan rahasia militer Indonesia.

Kasus spionase di Indonesia ini pernah terjadi pada 1982 ketika Alexandre Finenko, intel Uni Soviet, bertugas dalam Operasi Aeroflot untuk mengorek dokumen rahasia dari perwira tinggi militer RI, Letkol Soesdarjanto.

Alexandre Finenko ditangkap pada 6 Februari 1982. Ia melakukan mogok makan hingga dideportasi pada 13 Februari 1982 dan Operasi Aeroflot diputuskan untuk diakhiri.

3. Ancaman Sabotase

Ancaman militer dalam bentuk sabotase dilakukan dengan merusak instalasi penting militer dan objek vital nasional yang dapat membahayakan kedaulatan NKRI.

4. Ancaman Kerusuhan

Ancaman kerusuhan umumnya terjadi karena kesenjangan sosial ekonomi atau pemaksaan kepentingan dari golongan tertentu.

Jika kerusuhan itu disertai kekerasan maka berpotensi memecah belah masyarakat, seperti kerusuhan 1998-1999, kerusuhan Malari 1974, dan lain sebagainya.

5. Pemberontakan Bersenjata

Pemberontakan bersenjata internal merupakan ancaman militer berbahaya bagi kedaulatan Indonesia.

Kasus pemberontakan bersenjata misalnya adalah Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Kalimantan Selatan, Sulawesi, Republik Maluku Selatan (RMS), PRRI/Semesta, dan lain sebagainya.

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Iswara N Raditya