Menuju konten utama

Anak Batita Diajari Membaca?

Pro-kontra metode Glenn Doman, metode yang membantu anak belajar membaca sebelum umur tiga tahun.

Anak Batita Diajari Membaca?
Ilustrasi Batita membaca buku. FOTO/Istock

tirto.id - Seorang bocah perempuan yang belum juga lancar berjalan sudah fasih membaca. Walau hanya kata per kata, ia lancar mengucap ketika disodori kertas karton bertuliskan “pipi” dan “lidah”. Namanya Kirana. Kala sang ibu Retno Hening mengajarkan metode Glenn Doman, umur Kirana baru satu tahun.

“Nyoba dikit-dikit saja. Sekarang kalau ditanya lagi, enggak bisa,” begitu tulis Retno dalam video unggahannya.

Baca juga:Membaca Fiksi Membuat Kepribadian Lebih Baik

Glenn Doman merupakan metode belajar dengan bermain guna menstimulasi otak. Tujuannya agar otak berkembang dengan lebih lebih baik. Caranya adalah menuliskan kata atau gambar pada media berupa flashcard dengan huruf warna merah dan menggunakan huruf latin dan kapital.

Flashcard tersebut kemudian berkali-kali diperlihatkan kepada anak sehingga mereka dapat mengingat kata, gambar, maupun gabungan kata dan gambar dalam karton. Metode ini diperkenalkan oleh Glenn Doman, pendiri The Institutes for Achievement of Human Potential (IAHP). Lembaga ini didirikan untuk menangani anak-anak dengan cedera otak di Amerika Serikat.

Baca juga:Membaca Gaya Belajar Seseorang

Awalnya, metode ini diciptakan Doman untuk terapi anak-anak cedera otak. Hasil penelitiannya menunjukkan anak dengan cedera otak dapat membaca dengan baik pada usia kurang dari tiga tahun. Dari situ, ia menyimpulkan metode ini akan lebih baik diterapkan pada anak pada umumnya.

Doman mengatakan semua bayi terlahir dengan kecerdasan linguistik. Mereka terlahir tanpa mengerti bahasa apa pun, tapibisa belajar serta mengerti dengan meniru orang sekitarnya.

Sebab, otak tak membedakan pelajaran melihat atau mendengar. Bagian tubuh manusia ini dapat mempelajari keduanya dengan baik. Yang dibutuhkan hanya suara keras dan jelas untuk didengar. Plus tulisan yang besar dan jelas untuk dilihat, sehingga dapat ditafsirkan otak. Serta tentu saja, metode itu harus diulang-ulang.

Anak-anak, menurutnya, belajar bahasa melalui konteks. Bukan dengan mengerti makna kata-kata yang diajarkan. Dia percaya setiap anak bisa belajar baca pada usia tiga tahun asalkan lingkungan keluarganya mendukung: sabar dan telaten.

Penelitian dengan metode Glenn Doman ini juga telah dilakukan oleh Ragil Deshinta pada 17 anak dengan autisme di SLB-B dan Autis TPA Kabupaten Jember. Autisme merupakan gangguan perkembangan kompleks yang muncul selama tiga tahun pertama kehidupan. Karakteristiknya berupa gangguan interaksi sosial, perilaku, dan komunikasi. Metode ini berhasil memberikan pengaruh terhadap kemampuan interaksi sosial anak.

Jumlah anak yang kemampuan interaksi sosialnya “kurang”, setelah pemberian metode Glenn Doman, akhirnya menurun. Dari sebanyak 10 orang (58,8%) menjadi 4 orang (23,5%). Anak yang kemampuannya “cukup” yang tadinya berjumlah 7 orang (41,2%) menjadi 7 orang (41,2%) setelah tindakan. Ujungnya, setelah tindakan, muncul anak-anak yang kemampuan interaksi sosialnya “baik”, yakni 6 orang (35,3%).

Baca juga:Cukup Sudah Merundung Pengidap Autisme

Metode ini juga berpengaruh kepada anak tunarungu. Iye Saepudin meneliti seorang siswa tunarungu kelas III di SDLB ABCD Muhammadiyah Ciparay, Kabupaten Bandung. Berdasarkan hasil penelitian, implementasi metode Glenn Doman membuat kemampuan anak di setiap sesi terus meningkat. Maka, disimpulkan penerapan metode Glenn Doman meningkatkan kemampuan membaca permulaan.

Masih Kontroversial

Meski terbukti dapat membantu anak-anak dengan cedera otak dalam memahami kosakata, metode ini masih menuai perdebatan jika diterapkan kepada anak pada umumnya. Alasannya, stimulus yang diberikan kepada anak menjadi berlebihan sehingga anak bisa lebih mudah bosan dan melupakan pelajaran.

Salah satu ahli yang menentang metode ini adalah Psikolog dan Playtherapist dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Dra. Mayke S.Tedjasaputra, M.Si. Ia berpedoman pada film Smart Babies dari Discovery Health Channel yang dibuat berdasar hasil penelitian psikologis. Penelitian tersebut melibatkan psikiater, ahli neurologi, psikolog anak, dan pendidik anak.

Film tersebut membantah asumsi penganut metode Glenn Doman. Penganut Glenn Doman meyakini hubungan antar-sel dalam otak sangat berkembang pada usia tiga tahun pertama. Maka, usia itu adalah waktu yang tepat untuk mengoptimalkan kemampuan otak dan meningkatkan kecerdasan anak. Para ahli dalam film membenarkan bahwa otak anak pada usia satu tahun pertama memang berkembang pesat. Namun, ia akan mengalami penyusutan pada periode tertentu dan mengalami perkembangan lagi pada periode selanjutnya.

“Seharusnya di usia balita, yang utama adalah anak diajarkan kemandirian,” kata Mayke kepada wartawan Tirto.

Pelajaran kemandirian, bisa dimulai dengan mengajarkan buang air di toilet. Lalu memakai sepatu, baju, dan makan sendiri. Yang tak boleh dilupakan: menerapkan pelajaran moral tentang apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan.

Infografik Belajar membaca buat batita

Mayke menjelaskan, sebelum membaca ada beberapa tahap yang harus diajarkan kepada anak, yakni mengenal bentuk geometri, warna, dan besaran benda. Di usia balita, saraf sensorik lebih perlu dirangsang agar indera anak peka terhadap rangsang tertentu. Maka, mereka harus diberi pelajaran nyata yang bisa mereka alami dan rasakan.

Baca juga:Dongeng Meningkatkan Kepekaan Otak Anak

Di umur itu anak juga dianggap belum mengetahui makna kata. Dampaknya, mereka akan kesulitan dalam mengingat kata yang diajarkan. Di akhir film juga digambarkan kisah seorang anak yang diberikan metode Glenn Doman pada umur dua tahun. Pada saat usianya menginjak 14 tahun, ia diperlihatkan kembali kartu nama-nama pesawat tempur. Namun, ia tidak mengingatnya sama sekali.

Apa yang "dipelajarinya" saat bayi sama sekali tidak terekam karena bersifat hafalan oral. Hafalan, menurut Mayke, lebih diingat manusia ketika terkait dengan pengalaman.

“Pasien saya yang dilatih dengan metode ini betul-betul menolak karena simulasinya berlebihan. Tak sesuai kapasitas anak,” ujar Mayke.

Baiknya, saat menginjak usia 3 tahun, anak baru mulai dikenalkan “persiapan” membaca. Sebab, kemampuan bahasa baru mulai terbentuk. Dalam melakukan aktivitas ini, orang tua juga perlu mengemas dengan permainan untuk mengusir rasa bosan. Bukan memerintah anak duduk diam mendengarkan dalam waktu lama.

“Di umur 3 tahun, anak baru beranjak mengenal simbol, huruf, serta angka.”

Baca juga artikel terkait MEMBACA atau tulisan lainnya dari Aditya Widya Putri

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Aditya Widya Putri
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Maulida Sri Handayani