Menuju konten utama

Airlangga: RI Bisa Manfaatkan Situasi Perang Dagang AS-Cina

Indonesia saat ini bisa memanfaatkan situasi gejolak global, khususnya terkait perang perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina.

Airlangga: RI Bisa Manfaatkan Situasi Perang Dagang AS-Cina
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) berbincang dengan Duta Besar Hungaria untuk Indonesia Lilla Karsay (kanan) di kantor Menko Perekenomian, Jakarta, Senin (12/6/2023). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/nym.

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia saat ini bisa memanfaatkan situasi gejolak global, khususnya terkait perang perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina.

“Kita berada di suasana yang bisa kita manfaatkan, karena ada perang ekonomi antara Cina dan AS, dimana AS mulai melarang produk Cina ke negara AS,” ujar Airlangga dikutip Antara, Jakarta, Rabu (14/6/2023).

Indonesia telah mengikuti Indo-Pacific Economic Framework (IPEF), yang salah satunya menyepakati terkait dengan Supply Chains Agreement, yang merupakan kerja sama kawasan pertama di dunia yang berfokus pada isu-isu seputar rantai pasok.

Dalam IPEF, negara anggota berkomitmen merealisasikan kerja sama yang akan melibatkan dunia bisnis dan program terkait dengan technical assistance and capacity building.

Hasil kerja sama tersebut diharapkan dapat meningkatkan investasi pada critical sectors, key goods, infrastruktur fisik dan digital, transportasi, dan proyek-proyek ketenagakerjaan.

“Indonesia dengan AS sedang bicara Indo-Pacific Economic Framework, yang diharapkan salah satu fasilitas perdagangan bisa disetarakan, sehingga ekspor nikel kita bisa ke AS,” ujar Airlangga.

IPEF mewakili lebih dari 40 persen ekonomi dunia dan 28 persen perdagangan barang dan jasa secara global. Tujuannya adalah untuk mencapai kerangka ekonomi berstandar tinggi dan inklusif di negara-negara kawasan Indo-Pasifik.

Sebagaimana diketahui, perdagangan antara AS dan Cina tidak seimbang, dimana defisit perdagangan AS dengan Cina mencapai 419,5 miliar dolar AS pada 2018.

Perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina dimulai pada 2018 ketika Presiden AS saat itu yaitu Donald Trump, memutuskan untuk memberlakukan tarif impor pada produk-produk China yang dianggap merugikan AS.

China kemudian membalas dengan memberlakukan tarif impor pada produk-produk AS sebagai tanggapan atas tindakan tersebut, sehingga, kedua negara terus saling memberlakukan tarif impor secara bertahap dan perang dagang semakin meningkat.

Pada tahun ini, Presiden Cina Xi Jinping dalam dalam Kongres Rakyat Nasional mengakui terkait kondisi perdagangan negara tersebut yang dikenai sanksi berupa hambatan dari negara lain.

AS baru-baru ini membatasi Cina dalam teknologi semikonduktor dan Artificial Intelligent, dikarenakan alasan keamanan nasional.

Menanggapi hal tersebut, Cina telah mengajukan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas apa yang dilakukan AS tersebut.

Selain itu, pemerintah Cina bereaksi dengan mengalokasikan 140 miliar dolar AS untuk meningkatkan produksi chip dalam negeri dalam menghadapi pembatasan ekspor AS.

Baca juga artikel terkait PERANG DAGANG CINA-AS

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Anggun P Situmorang