tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan adanya kebijakan efisiensi anggaran tidak mengubah target pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Diketahui, berdasarkan Undang-Undang Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2025, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen.
“Tidak (ada revisi pertumbuhan ekonomi karena pemangkasan anggaran),” kata Airlangga singkat saat ditemui di The Westin, Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Meski demikian, dia mengimbau untuk tetap memantau perkembangannya lebih lanjut. Hal ini lantaran katanya masih ada waktu 10 bulan untuk melihat dinamika perekonomian nasional maupun global.
“Kita lihat ini kan masih Februari, masih lama. Masih ada 10 bulan,” ujarnya.
Kemudian, dia juga merespons isu mengenai pajak minimum global yang tengah dalam pembahasan pemerintah. Katanya, mekanismenya sedang digodok oleh pemerintah dengan mempertimbangkan situasi ekonomi global.
“Ya nanti sedang kita bahas mekanisme dan kita lihat situasi global,” ujar Airlangga.
Diketahui, Presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan bahwa pemerintah akan melakukan efisiensi anggaran dalam tiga tahap. Pada putaran pertama, penghematan anggaran berasal dari pos Bagian Anggaran Bendahara Umum (BA BUN) sebesar Rp300 triliun.
Sebagai informasi, BA BUN merupakan anggaran yang tidak berada di bawah pos anggaran kementerian dan lembaga (K/L) dan langsung dikelola Menteri Keuangan.
Pada putaran kedua, penghematan berasal dari hasil pemangkasan anggaran di seluruh K/L melalui penyisiran atau penelitian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sampai ke satuan ke-9 alias pos belanja K/L.
Sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2025, putaran efisiensi ini telah rampung pada 14 Februari 2025. Hasilnya, total anggaran negara yang dapat dihemat mencapai Rp308 triliun, lebih besar dibanding target sebelumnya yakni Rp306,69 triliun.
Meski begitu, Rp58 triliun dari hasil efisiensi nantinya akan dikembalikan kepada 17 K/L. Dus, pada putaran ini, Prabowo mampu menghemat anggaran hingga sekitar Rp250 triliun.
Pada putaran ketiga, penghematan akan dilakukan melalui dividen sebesar Rp300 triliun yang mampu dikumpulkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 2025. Dari jumlah itu, Rp200 triliun masuk ke kantong negara dan Rp100 triliun lainnya dikembalikan ke BUMN sebagai Penyertaan Modal Negara (PMN).
“Jadi, totalnya kita punya (anggaran hasil penghematan) Rp750 T (triliun),” kata Prabowo, dalam sambutannya di acara puncak Hari Ulang Tahun Partai Gerindra ke-17 di SICC, Bogor, Sabtu (15/2/2025).
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Bayu Septianto