tirto.id - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengungkapkan bahwa hingga hari ini, terdapat lebih dari 118 juta bidang tanah yang didaftarkan ke program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).
PTSL merupakan program yang dilakukan dalam rangka penertiban administrasi pertanahan serta memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia.
“Sudah lebih dari 118 juta bidang tanah terdaftar. Tentunya kami berharap bisa kami kejar sampai dengan target,” ujar AHY saat ditemui di kantor Kementerian ATR/BPN, Jakarta, Jumat (04/10/2024).
AHY mengatakan bahwa dengan capaian tersebut, Kementerian ATR/BPN telah mencapai 98 persen target PTSL untuk 2024 ini.
“Target tahun ini 120 juta bidang tanah secara nasional,” ungkapnya.
Sebelumnya, AHY juga memaparkan sejumlah pencapaian Kementerian ATR/BPN dalam beberapa tahun terakhir. Dia mengatakan bahwa kementeriannya mampu mengakselarasi pendaftaran tanah lewat program PTSL hingga mencapai 117,9 juta bidang tanah.
Penerbitan Sertifikat Tanah Elektronik disebutnya juga terus meningkat. Tercatat, sekira 1.112.879 Sertifikat Tanah Elektronik telah diterbitkan di 465 Kantor Pertanahan dari total 486 Kantor Pertanahan di Indonesia.
“Alhamdulillah, kami mampu melakukan akselerasi pendaftaran tanah. Dari yang semula capaian berjumlah 46 juta bidang tanah terdaftar pada tahun 2017, menjadi 117,9 juta bidang tanah terdaftar hingga bulan September 2024 ini atau naik 25 persen dalam tujuh tahun terakhir,” ungkap AHY dalam amanatnya di Upacara Peringatan Hari Agraria dan Tata Ruang (HANTARU) 2024 di Kementerian ATR/BPN, Jakarta, Selasa (24/09/2024).
Program PTSL sendiri sudah dijalankan sejak 2017. PTSLtelah menyumbang pertambahan nilai ekonomi masyarakat dari perputaran nilai yang dihasilkan melalui Pajak Penghasilan (PPh), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan Hak Tanggungan.
AHY mengatakan bahwa seturutdata termutakhir, PTSL menghasilkan penambahan nilai ekonomi sebesar Rp6.721 triliun. Dia berharap nilai tambah itu bisa berkontribusi untuk masyarakat.
“Tentunya, nilai tambah ini kita harapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi iklim usaha di Indonesia dengan tujuan bersama, yaitu untuk menyejahterakan masyarakat Indonesia,” terang AHY.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Fadrik Aziz Firdausi