tirto.id - Diksi puisi adalah salah satu unsur pembentuk puisi yang dapat menambah nilai estetis dalam penyusunan syair. Tak sekedar penambahan kata asal, diksi puisi dapat memuat makna mendalam.
Lantas, apa itu diksi dalam puisi? Apa yang dimaksud dengan diksi dalam puisi? Seperti apa contoh diksi dalam puisi?
Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang sering disajikan dalam bahasa indah dan memiliki sifat imajinatif. Rangkaian kata-kata dalam puisi menggambarkan perasaan penyair (penulis) serta dapat menimbulkan kesan makna mendalam bagi para pembaca.
Apa yang Dimaksud dengan Diksi dalam Puisi?
Pemilihan kata dalam menulis sebuah puisi disebut dengan istilah diksi. Diksi berguna untuk menggambarkan ide atau gagasan yang bisa diterima oleh pembaca, mencegah salah paham, dan mengefektifkan capaian target komunikasi.
Diksi bisa menjadi kekuatan utama pada puisi. Mengutip buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia (2021) dari Kemdikbudristek RI, diksi dalam puisi digunakan oleh para penyair untuk memunculkan efek dan makna tertentu.
Pemilihan kata untuk puisi biasanya akan terkait dengan makna, keselarasan bunyi, hingga urutan kata. Sebagai contoh, saat ingin mengungkapkan rasa kesepian, penyair bisa memilih diksi dengan memilah sejumlah pilihan kata, seperti sunyi, diam, nelangsa, sendiri, sedih, sepi, maupun hening.
Umumnya, penyair menggunakan gaya bahasa atau majas, pengimajian, kata konkret, serta kata konotatif guna mendukung estetika dan pemaknaan puisi.
Contoh Penggunaan Diksi dalam Puisi
Contoh diksi dalam puisi dapat dilihat melalui penggalan puisi karya Sapardi Djoko Damono bertajuk "Selamat Pagi Indonesia" sebagai berikut:
Selamat pagi, Indonesia, seekor burung mungil
mengangguk dan menyanyi kecil buatmu.
Aku pun sudah selesai, tinggal mengenakan sepatu,
dan kemudian pergi untuk mewujudkan setiaku padamu
dalam kerja yang sederhana;
Pada puisi di atas, Sapardi Djoko Damono menggunakan diksi dengan memilih kata “mungil” yang disandingkan dengan kata “burung.” Sang penyair lebih memilih kata "mungil" ketimbang “kecil” yang masih memiliki arti yang sama.
Kumpulan Contoh Diksi Bahasa Indonesia Aesthetics untuk Puisi
Ada banyak diksi menarik dalam bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai kata penyusun syair puisi. Berikut ini kumpulan contoh diksi puisi:
- Akal artinya: Pikiran, kecerdasan.
- Angan artinya: Khayalan, impian.
- Asa artinya: Harapan.
- Asmara artinya: Cinta, kasih sayang.
- Bait artinya: Bagian dalam puisi.
- Bara artinya: Api kecil, sisa pembakaran.
- Batin artinya: Perasaan dalam hati.
- Bayang artinya: Gambar dari pantulan cahaya.
- Bentang artinya: Hamparan luas.
- Bersua artinya: Bertemu.
- Bisu artinya: Tidak bisa bicara.
- Cakrawala artinya: Batas pandang, horizon.
- Canda artinya: Gurauan, kelakar.
- Damba artinya: Rindu, keinginan.
- Derai artinya: Rintik-rintik (hujan, air mata).
- Duka artinya: Kesedihan.
- Dusta artinya: Kebohongan.
- Ego artinya: Rasa keakuan.
- Eksotik artinya: Menarik, unik.
- Elok artinya: Cantik, indah.
- Embun artinya: Titik air di pagi hari.
- Epos artinya: Kisah kepahlawanan.
- Fana artinya: Tidak kekal, sementara.
- Firasat artinya: Perasaan akan sesuatu yang akan terjadi.
- Gairah artinya: Semangat, hasrat.
- Gempita artinya: Suara riuh, gemuruh.
- Gersang artinya: Kering, tandus.
- Gundah artinya: Gelisah, resah.
- Hampa artinya: Kosong, tidak berisi.
- Hening artinya: Sunyi, tenang.
- Ibarat artinya: Perumpamaan.
- Kelam artinya: Gelap, suram.
- Kicau artinya: Suara burung.
- Lara artinya: Sedih, sakit.
- Lena artinya: Tidur, terlelap.
- Lengang artinya: Sepi, tidak ramai.
- Merana artinya: Sedih, menderita.
- Naluri artinya: Insting, dorongan alami.
- Nirwana artinya: Tempat kebahagiaan abadi.
- Noktah artinya: Titik, akhir.
- Nostalgia artinya: Kerinduan akan masa lalu.
- Nyiur artinya: Pohon kelapa.
- Patah artinya: Terputus, tidak utuh.
- Penantian artinya: Menunggu.
- Penawar artinya: Obat, penyembuh.
- Pesona artinya: Daya tarik.
- Pijar artinya: Cahaya redup.
- Pilu artinya: Sedih, mengharukan.
- Pucat artinya: Tidak berwarna.
- Purnama artinya: Bulan penuh.
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Syamsul Dwi Maarif