Menuju konten utama

5 Ujian Orang Beriman dalam Islam, Contoh, & Penjelasannya

Pelajari 5 ujian orang beriman yang penuh hikmah dalam Islam. Temukan penjelasan dan contohnya di sini. Jangan lewatkan pembelajaran penting ini.

5 Ujian Orang Beriman dalam Islam, Contoh, & Penjelasannya
Ilustrasi ujian. FOTO/istockphoto

tirto.id - Ada 5 ujian orang beriman yang hadir dalam berbagai wujud. Meski manusia diuji dengan 5 hal, Allah SWT telah menjanjikan bahwa ujian bagi orang beriman telah disesuaikan dengan batas kemampuan seorang hamba. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah: 286:

“Allah SWT tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya,” (QS. Al-Baqarah: 286).

Ditegaskan pula dalam QS. Al-Ankabut: 2—3 bahwa pernyataan “kami telah beriman” tidaklah cukup. Keimanan seorang mukmin dibuktikan dengan ujian.

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman,’ sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah SWT mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta,” (QS. Al-Ankabut: 2-3).

Apa Saja Contoh Ujian dari Allah SWT?

Iman adalah pilar penting dalam beragama sehingga harus dimiliki seorang mukmin. Mengutip dari E-Modul Al-Quran Hadis, iman dalam kehidupan manusia diibaratkan mutiara dan cahaya dalam hatinya. Kehidupan manusia akan menggelap karena tidak punya arah tujuan jika tanpa iman.

Umat Islam dibekali iman untuk menghadapi ujian. Disebutkan melalui laman DPPAI UII, iman merupakan pondasi hidup umat Islam. Iman yang sejati akan menjadi sumber kekuatan seorang muslim ketika diuji oleh Allah SWT melalui berbagai macam ujian bagi mukmin.

Adapun contoh ujian dari Allah SWT berdasarkan jenisnya ialah sebagai berikut:

1. Ba’sa (Ujian Ringan)

Ba’sa adalah bentuk ujian bagi orang beriman yang tergolong ringan, seperti seseorang yang biasanya jarang pergi ke masjid tetapi mulai rajin melakukannya. Suatu hari, saat akan ke masjid, tiba-tiba turun gerimis. Kejadian ini menjadi ujian kecil dari Allah SWT untuk menguji apakah ia tetap teguh dengan niatnya ke masjid atau tidak.

2. Dhorrun (Ujian Menengah)

Dhorrun adalah ujian bagi mukmin tingkat menengah yang lebih dirasakan secara fisik maupun emosional, seperti menerima ejekan atau celaan yang bisa melukai hati. Bila seseorang berhasil menahan amarah dan tetap sabar, ia telah melewati ujian ini.

3. Wazulzilu (Ujian Terberat)

Wazulzilu adalah ujian bagi orang beriman paling berat, hingga membuat seseorang bertanya-tanya kapan pertolongan Allah SWT akan datang. Ujian ini memberikan kesempatan bagi seorang hamba untuk mencapai kedudukan yang tinggi jika berhasil melewatinya.

Lima Ujian yang Dihadapi Seorang Mukmin

Dalam sebuah hadis, Rasulullah menjelaskan 5 ujian orang beriman:

“Dari Anas bin Malik RA, yang berkata bahwa Rasulullah SAW. bersabda, ‘Setiap mukmin dihadapkan pada lima ujian, yaitu mukmin yang menghasutnya; munafik yang membencinya; kafir yang memeranginya; nafsu yang menentangnya; dan setan yang selalu menyesatkannya’,” (HR. ad-Dailami)

Mengutip dari E-Modul PAI, berdasarkan pandangan Abu Bakar bin Laal yang dilandaskan pada hadis tersebut, manusia diuji dengan 5 hal dengan uraian sebagai berikut:

1. Mukmin yang Saling Mendengki

Sifat ini muncul dari kesombongan sehingga orang yang dengki tidak bisa menerima bila ada yang lebih hebat darinya. Keduanya termasuk penyakit hati yang muncul ketika melihat orang lain mendapatkan nikmat.

Perasaan iri dan dengki akan merusak persaudaraan antar-mukmin.

Adapun ujian bagi orang beriman dalam contoh saling mendengki adalah persaingan politik dan persaingan bisnis yang tidak sehat sehingga akan memunculkan keinginan untuk menjatuhkan lawan dengan berbagai cara.

2. Kaum Munafik yang Membenci Kaum Mukmin

Kaum munafik merupakan kelompok orang yang di permukaannya mengaku Islam, tetapi hatinya mengingkari. Banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang orang munafik. Bahkan ada sebuah surat dalam Al-Qur’an yang bernama QS. Al-Munafiqun. Dalam ayat pertama QS. Al-Munafiqun, telah ditegaskan bahwa persaksian orang munafik adalah dusta:

“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Muhammad), mereka berkata, ‘Kami mengakui, bahwa engkau adalah Rasul Allah SWT.’ Dan Allah SWT mengetahui bahwa engkau benar-benar Rasul-Nya; dan Allah SWT menyaksikan bahwa orang-orang munafik itu benar-benar pendusta,” QS. Al-Munafiqun: 1.

Inilah mengapa, umat mukmin harus waspada terhadap kaum munafik karena mereka akan memecah belah umat. Mengutip dari E-Modul PAI, orang munafik lebih berbahaya dari orang kafir.

Mengenai ujian bagi mukmin dalam contoh kaum munafik yang membenci umat Islam dibuktikan dengan berkembangnya permusuhan dan perpecahan di kalangan umat Islam yang disebabkan oleh adu domba yang diciptakan orang munafik (yang di luarnya mengaku Islam, tetapi hatinya ingkar).

3. Orang Kafir yang Memerangi Kaum Mukmin

Melansir dari E-Modul PAI Kelas X: 48, orang kafir adalah golongan penentang perkara haq dan mendukung bathil. Mereka senantiasa tolong-menolong guna memerangi kamu mukmin.

Saat ini peperangan kaum kafir kepada mukmin berupa perang pemikiran (ghazwul fikr).

Adapun ujian bagi orang beriman dalam contoh orang kafir yang memerangi kamu mukmin adalah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan ini membuka kesempatan terhadap berbagai suguhan hiburan dan gaya hidup yang menyerang pemikiran umat Islam. Jika tidak disikapi dengan bijak, hal ini akan berdampak buruk terhadap kualitas iman kaum mukmin.

4. Tipu Muslihat Setan yang Selalu Menyesatkan

Menurut E-Modul PAI Kelas X, seorang mukmin yang telah dikuasai tipu daya setan tidak berdaya mengendalikan diri, menahan amarah, mengendalikan nafsu, sifat takabur, kikir dalam bersedekah dan sifat-sifat buruk setan lainnya.

Adapun ujian bagi mukmin dalam contoh tipu muslihat setan ditunjukkan melalui tingginya angka kriminalitas dan tindakan pelanggaran hukum, baik hukum agama maupun hukum positif di negeri ini. Berbagai tindak kejahatan merupakan bentuk kemenangan hasutan setan.

5. Godaan Hawa Nafsu

Godaan hawa nafsu sangat berbahaya bagi setiap mukmin. Jihad melawan hawa nafsu lebih berat daripada melawan musuh yang nyata. Itulah sebabnya hawa nafsu dikatakan sebagai musuh terberat seorang mukmin.

Godaan hawa nafsu terwujud dalam ketidakmampuan mukmin untuk istiqomah dalam kebaikan dan justru mengikuti hawa nafsu belaka. Dilansir dari E-Modul PAI Kelas X, niat mulia seorang mukmin yang telah berjanji istiqomah beribadah tidak akan pernah terwujud jika ia terus mengikuti hawa nafsu.

Baca juga artikel terkait AGAMA ISLAM atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Ibnu Azis