tirto.id - Terdapat berbagai macam opsi judul ketika Anda ingin memberikan ceramah Ramadhan hari ke-4, di antaranya menyinggung tentang puasa. Lantas, bagaimana contoh kumpulan tema kultum Ramadhan hari ke-4?
Sebelum fokus terhadap judul dan tema tersebut, bulan Ramadhan dalam Islam dikenal pula sebagai bulan puasa. Adapun ceramah tarawih malam ke-4 biasanya disampaikan di masjid/mushola sekitar rumah Anda.
Kemudian contoh ceramah Ramadhan hari ke-4 dapat dijadikan sebagai referensi untuk membuat bahan ceramah. Anda bisa membaca contoh tersebut sebelum menyampaikan ceramah, sehingga punya dasar untuk merangkainya.
Rekomendasi Judul dan Tema Kultum Ramadhan Hari ke-4
Berbicara mengenai tema dan judul ceramah Ramadhan hari ke-4, terdapat sejumlah opsi yang bisa menjadi rekomendasi. Di antaranya menyinggung tentang puasa, zakat, amalan di bulan Ramadhan, dan lain-lain.
Berikut ini daftar rekomendasi judul dan tema Kultum Ramadhan hari ke-4.
1.“Lapar dan Dahaga dalam Sabar dan Syukur”
2. “Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan bagi Umat Muslim”
3. “Menilik Manfaat Puasa bagi Kesehatan Jiwa dan Raga”
4. “Tanggung Jawab Umat Islam di Bulan Ramadhan”
5. “Memaksimalkan Ibadah di Bulan Ramadhan yang Banyak Berkahnya”
6. “Upaya Mengendalikan Diri Bukan Hanya Tentang Lapar dan Haus”
7. “Kunci Memperoleh Hasil Maksimal di Bulan Puasa”
8. “Cita-Cita Menuju Diri yang Lebih Baik Lewat Puasa Ramadhan”
9. “Menemukan Peluang dan Memanfaatkan Tantangan pada Bulan Puasa”
10. “Berlomba-lomba Menebar Kebaikan di Bulan Suci”
11. “Mengenal Pengendalian Perbuatan dan Lisan”
12. “Kegiatan-Kegiatan Produktif untuk Mengisi Bulan Ramadhan”
13. “Cara Mengevaluasi Diri pada Bulan Ramadhan”
14. “Puasa Sebagai Peluang untuk Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT”
15. “Tauladan Rasulullah SAW dalam Berpuasa”
16. “Meningkatkan Kualitas Ibadah Puasa, Demi Hasil yang Maksimal”
17. “Berdzikir dan Berdoa untuk Mendekatkan Diri Kepada-Nya”
18. “Cara Memperoleh Berkah Ramadhan”
19. “Keutamaan dan Keistimewaan Beribadah pada Bulan Ramadhan”
20. “Sejarah Puasa: Upaya Menyucikan Diri Lewat Berpuasa”
Kumpulan Ceramah Ramadhan Hari ke-4 Puasa
Ada beberapa contoh ceramah Ramadhan hari ke-4 puasa yang dapat dibaca oleh umat Muslim, sebelum membuat teks kultumnya. Berikut 3 contoh ceramah tersebut, membahas tentang hal yang membuat puasa sia-sia, keutamaan berpuasa, dan kewajiban berpuasa.
Contoh 1: Hal yang Membuat Puasa Sia-Sia
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.Pada kesempatan kali ini, izinkan saya untuk membawakan ceramah Ramadhan hari ke-4 yang berjudul “Hal yang Membuat Puasa Sia-Sia”. Dalam Hadits Riwayat Ibnu Majah, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda.
"Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ibnu Majah)
Berpuasa bukanlah hanya sekadar bisa menahan diri dari tidak makan dan tidak minum, namun puasa juga menahan diri dari segala sesuatu yang tidak diridai Allah SWT. Oleh sebab itu, orang yang menjalankan ibadah puasa merupakan orang yang mempuasakan seluruh anggota badan dan panca-inderanya dari dosa.
Jangan sampai kita melakukan sesuatu yang justru bisa merusak amalan puasa, karena berpuasa diniatkan untuk lebih meningkatkan ketakwaan. Beberapa hal yang dianggap merusak pahala puasa dan membuat puasa jadi sia-sia, seperti dilansir PA Buntok, adalah:
1. Berkata-kata keji dan mengumpat
Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya:
“Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan mengumpat, jika seseorang mencela atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: aku sedang berpuasa,” (Hadis Muttafaq ’alaih).
2. Berghibah
Berghibah juga bisa membuat amalan puasa jadi sia-sia dan ini termasuk penyakit hati yang keluar dari lisan seseorang.
Berghibah bahkan diibaratkan dengan memakan daging saudara sendiri yang telah meninggal.
Firman Allah SWT yang artinya:
“Dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Hujurat,49: 12)
3. Berdusta
Berbohong atau berdusta secara tegas disebutkan oleh Rasulullah sebagai penyebab puasa sia-sia. Allah tidak membutuhkan puasa orang yang suka berdusta:
“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan palsu dan pengamalannya, maka Allah tidak mempunyai keperluan untuk meninggalkan makanan dan minumannya” (HR. al-Bukhari).
4. Memfitnah
Fitnah merupakan sesuatu yang sangat berbahaya dan perbuatan ini mampu merugikan banyak pihak, baik pembuat fitnah maupun yang difitnah.
Dalam Al-Baqarah ayat 217 Allah berfirman tentang bahayanya perbuatan fitnah:
"..berbuat fitnah lebih kejam daripada membunuh" (QS. Al Baqarah: 217).
Kemudian Allah berfirman:
اِذۡ تَلَـقَّوۡنَهٗ بِاَ لۡسِنَتِكُمۡ وَتَقُوۡلُوۡنَ بِاَ فۡوَاهِكُمۡ مَّا لَـيۡسَ لَـكُمۡ بِهٖ عِلۡمٌ وَّتَحۡسَبُوۡنَهٗ هَيِّنًا ۖ وَّهُوَ عِنۡدَ اللّٰهِ عَظِيۡمٌ
iz talaqqawnahuu bi alsinatikum wa taquuluuna bi afwaahikum maa laisa lakum bihii 'ilmunw wa tahsabuu nahuu haiyinanw wa huwa 'indl laahi 'aziim
Artinya: "(Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun, dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu soal besar." (QS. An-Nur: 15).
Selain itu, hindari pula hal-hal yang mengarah kepada kemaksiatan dan keburukan, karena jika masih melakukannya, maka amal puasa yang kita jalankan akan menjadi sia-sia.
Contoh 2: Keutamaan Berpuasa
Assalamualaikum Warrahmatullahi wabarakatuhSelamat malam saudara-saudara Muslim.
Pada kesempatan kali ini, mohon izinkan saya untuk membawakan sepatah dua patah kata tentang keutamaan berpuasa. Dikutip dari tafsir Kemenag, uraian tentang hikmah berpuasa, misalnya untuk mempertinggi budi pekerti, menimbulkan kesadaran dan kasih sayang terhadap orang-orang miskin, orang-orang lemah yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, melatih jiwa dan jasmani, menambah kesehatan dan lain sebagainya.
Berbicara tentang budi pekerti, puasa mengajarkan kita untuk menahan berbagai tingkah laku yang tidak baik. Seseorang dituntut harus menjaga serta mengendalikan diri dari perilaku tercela, sehingga puasanya tidak dibatalkan.
Bukan hanya itu, puasa juga bisa meningkatkan kesadaran kita terhadap perasaan kasih sayang. Menahan diri dari rasa lapar, dahaga, serta menjaga lisan dan perbuatan, menjadi simbol untuk memproyeksikan keadaan manusia yang tidak mampu.
Misalnya untuk mengetahui bagaimana kehidupan orang yang miskin, hidup tidak berkecukupan, anak yatim, dan sebagainya. Oleh karena itu, ibadah puasa menjadi citraan proyeksi untuk merasakan hidup yang kurang baik.
Dengan memanfaatkan momen yang sebulan sekali dilaksanakan ini, Anda pun bisa merasakan bagaimana kehidupan mereka. Sekian ceramah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, kurang lebihnya mohon dimaafkan.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Contoh 3: Kewajiban Berpuasa
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.Semoga hadirin semua selalu dalam rahmat serta perlindungan-Nya, amin.
Pada bulan yang penuh dengan berkah ini, di malam yang penuh bahagia ini, tolong izinkan saya membawakan ceramah singkat tentang “Kewajiban Berpuasa”. Perlu diketahui bahwa Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 183 berfirman:
يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَۙ
Yaa ayyuhal laziina aamanuu kutiba 'alaikumus Siyaamu kamaa kutiba 'alal laziina min qablikum la'allakum tattaquun
Adapun artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (QS. AL-Baqarah: 183).
Dari deskripsi yang difirmankan-Nya dalam ayat tersebut, orang-orang yang mengaku beriman kepada Allah SWT wajib menjalankan ibadah. Ketentuan ini berlaku sebagaimana orang-orang yang telah diciptakan terlebih dahulu, agar mereka bertakwa.
Berdasarkan ayat ini, manusia sebagai makhluk yang diciptakan untuk beribadah jelas-jelas diwajibkan untuk menunaikan puasa. Adapun orang yang tidak melaksanakan ini dapat memperoleh ganjaran yang sebaliknya, yakni dosa.
Dalam pemahaman kata wajib, seseorang berarti harus melaksanakan ibadah tersebut. Pengecualian terhadap orang-orang yang sedang mengalami kondisi tertentu, sehingga tidak dapat menahan lapar dan hausnya.
Sebagai umat Muslim, kita sebaiknya mengetahui dasar kewajiban berpuasa di atas supaya tidak mendapatkan dosa. Selain itu, Anda juga harus mengetahui langkah-langkah yang tepat agar puasa Anda tidak sia-sia.
Mari manfaatkan bulan Ramadhan tahun ini sebaik-baiknya dalam mengumpulkan pahala. Sekian ceramah yang dapat saya sampaikan, atas kekurangan dan lebihnya mohon dimaafkan.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Yuda Prinada