tirto.id - Jelang pelaksanaan Asian Games 2018, 27 tenaga ahli disiagakan yang berasal dari berbagai asosiasi dan komunitas IT.
Ketua Umum FTII, Sylvia W Sumarlin melalui rilis yang diterima Tirto, Selasa (10/7/2018), menjelaskan '’kontribusi nyata FTII dalam Asian Games 2018 adalah memberikan bantuan tenaga ahli sebagai relawan dalam melakukan uji-coba sistem dan pelatihan menjelang dan selama penyelenggaraan Asian Games 2018.”
FTII ini beranggotakan asosiasi-asosiasi industri teknologi informasi, antara lain APKOMINDO (Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia), ASPILUKI (Asosiasi Piranti Lunak Indonesia), APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), ASSI (Asosiasi Satelit Indonesia), ATSI (Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia), AOSI (Asosiasi Open Source Indonesia), IdEA (Indonesia E-commerce Association), ACCI (Asosiasi Cloud Computing Indonesia), KKI (Komunitas Keamanan Informasi) dan lain-lain.
"Kementerian Kominfo juga bekerjasama dengan BPPT & BPKP dalam memberikan pendampingan terhadap pelaksanaan IT Review atas implementasi IT yang telah dilakukan,” ujar Menkominfo Rudiantara.
Peran para tenaga ahli ini sangat krusial dalam memastikan stabilitas jaringan internet ke venue-venue Asian Games yang tersebar di Jakarta dan Palembang.
Sistem ini berpusat pada jaringan cloud di Singapura dengan menggunakan jaringan milik PT Telkom – agar dapat diakses secara internasional. PT Telkom juga menyediakan sistem koneksi fiber optik baik yang jalur utama maupun redundant-nya.
“Keamanan data menjadi perhatian penting selain soal distribusinya yang masif pada saat pelaksanaan. Untuk itu panitia melibatkan pilar penting dengan reputasi internasional yakni Ssyangyong Information Communication Corp (SICC), TISSOT, Microsoft dan NEC,” ujar Sjafrie Sjamsoeddin, Wakil Ketua INASGOC.
Sylvia menambahkan “meskipun komunitas IT memberikan kontribusi keahliannya, namun INASGOC memiliki wewenang dan tanggung jawab penuh untuk pengoperasian sistem informasi AGIS yang dioperasiakan SICC. INASGOC menerapkan standard yang telah ditetapkan oleh OCA (Olympic Council of Asia).”
Untuk memastikan setiap data akurat, cepat dan mudah dibaca dan dipahami oleh negara-negara peserta Asian Games maka setiap mitra-mitra INASGOC dituntut untuk menerapkan standard-standard industri dalam menangani data dan mengikuti standar-standar yang telah ditetapkan oleh OCA termasuk istilah atau kode yang berlaku di Asian Games.
Editor: Maya Saputri