tirto.id - Asian Development Bank (ADB) memprediksi ekonomi negara-negara berkembang di Asia Pasifik akan terus memburuk di tahun 2020. Pada laporan ke-2 edisi Juni 2020, ADB masih meyakini negara berkembang di Asia masih tumbuh 0,1 persen. Angka ini direvisi ke bawah pada laporan ke-3 edisi September 2020 menjadi kontraksi 0,7 persen.
“Wilayah ini akan mengalami kontraksi 0,7 persen di 2020, resesi regional pertama dalam 6 dekade (60 tahun) terakhir,” ucap Chief Economist ADB Yasuyuki Sawada dalam publikasi ADB dikutip, Selasa (15/9/2020).
Dalam laporannya ADB menyatakan COVID-19 masih menjadi tekanan dan risiko yang berpengaruh pada pemburukan prediksi mereka. Sejumlah negara didapati mau tak mau harus mengetatkan penanganan COVID-19 yang sedikit banyak bakal menghambat maupun mengganggu pemulihan yang sedang berlangsung.
Pelemahan permintaan juga dipastikan tetap terjadi. ADB memprediksi inflasi akan turun dari 3,2 persen menjadi 2,9 persen selama 2020. Pada 2021 lebih turun lagi menjadi 2,3 persen.
Sementara itu, dalam laporan edisi September 2020, ADB juga memperkuat prediksinya bahwa hanya ada tiga negara di ASEAN yang akan tumbuh positif di tahun 2020. Mereka adalah Brunei Darussalam dengan pertumbuhan 1,4 persen. Sementara itu Myanmar dan Vietnam masih tumbuh 1,8 persen.
Indonesia tidak masuk dalam daftar negara itu lantaran ADB meyakini pertumbuhan ekonomi RI akan terkontraksi 1 persen di 2020. Angka ini tidak berubah dari prediksi ADB pada Juni 2020 yang menetapkan Indonesia akan terkontraksi 1 persen pada 2020.
ADB juga mencatat Indonesia memiliki tren kasus COVID-19 yang mengkhawatirkan lantaran jumlahnya masih konsisten mengalami kenaikan hingga September 2020 ini di samping Filipina yang juga menghadapi kendala serupa. Untuk Vietnam, ADB menyatakan munculnya kasus baru setelah beberapa lama nihil dipastikan akan semakin menyulitkan pemulihan ekonomi negara itu.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Restu Diantina Putri