tirto.id -
Sebanyak 17 negara bertemu di Semarang dalam acara Maritime Security Desktop Exercise. Kegiatan ini diadakan dalam rangka saling meningkatkan koordinasi dan bertukar informasi mengenai penanganan keamanan maritim di wilayah regional, pada Senin (21/3/2016).
Dalam pertemuan kali ini hadir delegasi dari 17 negara termasuk Indonesia, Australia, Sri Lanka, Tiongkok, Maladewa, Korea Selatan, Pakistan, Myanmar, Kamboja, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Thailand, Singapura, Bangladesh, India, dan Timor Leste.
Perwakilan-perwakilan dari delegasi yang hadir, seperti Komandan Angkatan Laut Australia Rear Admiral Peter Laver, menyambut baik pertemuan rutin tahunan tersebut.
Kepala Badan Keamanan Laut Laksamana Muda Arie Soedewo mengatakan dalam sambutannya, bahwa laut memberikan aspek kesejahteraan bagi warga negaranya.
"Berbagai negara tentu ingin menyejahterakan rakyatnya lewat laut," katanya.
Melalui forum tahunan ini, kata dia, masing-masing negara bisa belajar serta berbagi informasi tentang penanganan ancaman keamanan di wilayah laut. Ia menilai meskipun pengguna kawasan laut di tiap negara memiliki kemiripan satu sama lain tapi penanganan terhadap ancaman keamanan di laut dapat berbeda-beda.
Oleh karena itu, perlu kerja sama dan saling tukar informasi untuk menyeragamkan tindakan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ancaman keamanan kawasan laut tersebut.
"Dalam forum ini kita bisa belajar, membangun kepercayaan, serta berbagi informasi," katanya.
Ia menuturkan Badan Kemanan Laut tetap berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait seperti TNI Angkatan Laut dan Kepolisian. Namun, jika berkaitan dengan hukum publik di perairan internasional, maka Bakamla memiliki peran penting dalam turut menjaga ancaman keamanan, ungkap Arie Soedewo. (ANT)