Menuju konten utama

1 Tahun Presiden Prabowo: Gus Ipul Ungkap 3 Fondasi Transformasi

Gus Ipul menyatakan tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo menjadi momen untuk meletakkan fondasi besar bagi transformasi kesejahteraan sosial.

1 Tahun Presiden Prabowo: Gus Ipul Ungkap 3 Fondasi Transformasi
Menteri Sosial Saifullah Yusuf saat wawancara bersama BeritaSatu TV membahas capaian satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam bidang kesejahteraan sosial di Jakarta, Jumat (17/10/2025). (FOTO/dok.Kemensos)

tirto.id - Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), menilai arah transformasi kesejahteraan sosial mulai menemukan bentuknya saat pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memasuki masa satu tahun. Menurut dia, tahun pertama ini menjadi momentum peletakan fondasi besar yang dimulai dari konsolidasi data nasional, perbaikan sistem bantuan sosial, dan pembentukan program inovatif seperti Sekolah Rakyat.

"Tahun pertama ini kita gunakan untuk meletakkan dasar-dasar, menyusun strategi agar pelaksanaan asta cita Presiden benar-benar bisa dieksekusi secara terukur dan berdampak," kata Gus Ipul dalam wawancara bersama Beritasatu TV di Jakarta, Jumat (17/10/2025).

Sebagai langkah awal, pemerintah memperbaiki data penerima manfaat melalui pembentukan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang kini dikelola Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam hal ini, Kemensos berperan memutakhirkan data secara dinamis bersama pemerintah daerah dan masyarakat.

"Sebelumnya setiap kementerian punya data sendiri, akibatnya bantuan sering tumpang tindih. Sekarang, semua pakai data yang sama, kerja kita jadi saling mengisi, bukan berjalan sendiri-sendiri," ujar Gus Ipul.

Dia memastikan hasil perbaikan data itu telah diuji di lapangan melalui verifikasi terhadap 12 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Dari proses verifikasi, ditemukan lebih dari 1,9 juta penerima tidak layak (inclusion error). Selain itu, masyarakat bisa ikut memperbaiki data penerima bantuan lewat aplikasi Cek Bansos dengan menggunakan fitur usul-sanggah.

Sejurus kemudian, Kemensos juga mengembangkan sistem digitalisasi bansos yang kini sedang diujicoba di Banyuwangi, Jawa Timur. Kehadiran sistem itu membuat seleksi penerima bansos bisa berjalan otomatis dengan mengacu pada data kependudukan dan sosial ekonomi yang terhubung ke berbagai instansi, termasuk Ditjen Dukcapil dan lembaga keuangan.

Terobosan lain pada masa satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo adalah pembentukan Sekolah Rakyat. Sekolah gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem ini digelar dengan konsep pendidikan berasrama. Pada tahun ini, sudah ada 165 Sekolah Rakyat yang mendidik hampir 16.000 murid dan melibatkan 5.000 lebih tenaga pendidik serta wali asrama.

"Kita temukan dari data BPS, ada hampir satu juta anak lulus SMP yang tidak melanjutkan pendidikan. Dari sinilah Sekolah Rakyat hadir, untuk mereka yang belum sempat mendapatkan kesempatan," kata Gus Ipul.

Tidak hanya menyediakan pendidikan formal, Sekolah Rakyat juga memetakan bakat dan potensi siswa melalui tes DNA Talenta. Kemensos menerapkan instrumen itu berkat kerja sama dengan Universitas Ary Ginanjar.

Dengan adanya pemetaan seperti itu, setiap siswa bisa diarahkan untuk menempuh jalur sesuai minat. Lulusan Sekolah Rakyat juga akan difasilitasi meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi atau langsung bekerja dengan lebih dulu dibekali pelatihan vokasi bersama Kementerian Ketenagakerjaan.

Untuk pengembangan program, Gus Ipul menambahkan pemerintah melalui Kementerian PU akan membangun 100 gedung Sekolah Rakyat permanen pada 2026 dengan target daya tampung sebanyak 46.000 siswa di tahun berikutnya.

"Kalau 500 sekolah rakyat berdiri, berarti ada 500 ribu keluarga yang lebih berdaya, yang terlepas dari kemiskinan," kata Gus Ipul optimistis.

Sementara itu, guna mempercepat pengentasan kemiskinan, kata Gus Ipul, bantuan sosial kini diarahkan sebagai tahap awal menuju pemberdayaan ekonomi. Setelah kebutuhan dasarnya terpenuhi lewat Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan bantuan lain, keluarga penerima bansos didorong agar menjadi lebih produktif dengan beralih ke program pemberdayaan.

"Presiden menekankan, setelah diberi bansos, apa berikutnya? Maka arahnya harus ke pemberdayaan bantuan modal usaha, pelatihan, literasi keuangan. Itu yang kita jalankan sekarang," jelas Gus Ipul.

Hingga kini, sebanyak 77 ribu keluarga telah dinyatakan graduasi dari penerima bantuan dan didorong untuk memiliki usaha yang produktif. Target tahun depan, angka graduasi penerima bansos meningkat menjadi 300–500 ribu keluarga mandiri.

"Tahun pertama ini menentukan. Kita sudah punya model, punya arah, dan punya data. Tinggal memperluas, memperkuat, dan memastikan semuanya berdampak," ujar Gus Ipul. "Transformasi sosial yang dimulai dari data ini Insya Allah akan menjadi warisan besar pemerintahan Presiden [Prabowo]."

(INFO KINI)

Penulis: Tim Media Servis