tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) memastikan stok dan harga sembako dalam kondisi stabil di pasaran jelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
“Kami minta masyarakat tidak usah khawatir. Harga stabil, stok barang sembako cukup di pasaran [menjelang] Nataru, insyaAllah aman, cukup ya,” ujarnya dalam Konferensi Pers di Gedung KKP, Jakarta, Kamis (28/11/2024).
Dia mengatakan telah berkoordinasi dengan beberapa kementerian terkait, seperti Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Berdasarkan laporan yang didapatkannya, saat ini Perum Bulog memiliki dua juta ton cadangan beras pemerintah (CBP). Ditambah stok beras yang ada di masyarakat sebanyak lebih dari delapan juta ton untuk momen Nataru.
“Saya dapat data dari Pak Mentan, dari Menteri Perdagangan, semua dari menteri terkait, aman. Stok beras Bulog ambil dua juta [ton], dan yang ada di masyarakat delapan juta [ton] lebih. Jadi aman, terkendali, stabil,” tegasnya.
Terpisah, Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso, memastikan harga salah satu komoditas pangan, Minyakita akan turun dalam waktu dua hingga tiga hari ke depan.
Kini harga rata-rata Minyakita secara nasional Rp17 ribu per liter. Angka itu tercatat berada di atas harga eceran tertinggi (HET) yang capai senilai Rp15.700 per liter.
“Ini tanggal berapa? Ya 2-3 hari hari sudah turun ya, sudah normal kembali,” ujar Mendag Budi di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (28/11/2024).
Namun, Budi menyatakan kenaikan harga Minyakita masih dialami di wilayah Indonesia Timur.
“Rata-rata Rp17 ribu tapi itu untuk secara nasional ya, di daerah-daerah seperti Jawa, Sumatra, masih sesuai HET Rp15.700. Itu beberapa di daerah Timur [naik] makanya tadi saya sampaikan daerah-daerah tertentu akan segera kirim pasokannya itu secara nasional,” jelasnya.
Maka itu, Budi mengatakan meski tren harga Minyakita mulai menurun, dia menekankan Kementerian Perdagangan, satgas pangan, dan beberapa kementerian atau lembaga terkait tetap akan terus berkoordinasi untuk memastikan Minyakita tidak mengalami kenaikan lagi di beberapa daerah.
“Jadi ini teman-teman di daerah kan sudah melakukan pengawasan, dan kami tadi sepakat para produsen, distributor, juga sudah sepakat bahwa akan menjaga itu ya,” ucap Budi.
Menruutnya, penyebab kenaikan harga Minyakita ini didorong kendala dalam proses pendistribusian.
“Setelah dicek teman-teman di lapangan, memang untuk daerah-daerah tentu masalah distribusi saja. Distribusinya yang tidak lancar, kemudian distribusi dari D2 ke pengecer kurang lancar, nah ini yang akan kami tertibkan,” ujarnya.
Dia pun menuturkan bahwa kenaikan harga Minyakita juga disebabkan karema ketidaksiapan permintaan. Hal inilah yang dinilai menimbulkan masalah terhadap pasokan Minyakita di beberapa daerah.
“Kemarin kan sempat permintaan turun, sekarang kan naik, tiba-tiba naik. Jadi mungkin kesiapan yang kurang, jadi dampaknya ke pasokannya,” tutur Budi.
Maka itu, pihaknya memastikan tidak ada masalah dengan pasokan minyak goreng sehingga kebutuhan Domestic Market Obligation (DMO) sudah terpenuhi.
“Jadi ada masalah-masalah kecil, mungkin di lapangan karena permintaan meningkat, sehingga perlu persiapan dari para distributor dan pengecer,” ujarnya.
Berdasarkan laman Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kemendag, harga Minyakita secara nasional dibanderol Rp17 ribu per liter hingga per 25 November 2024. Padahal, HET minyakita yang ditetapkan adalah Rp15.700 per liter.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Irfan Teguh Pribadi