Menuju konten utama

Wiranto Minta Penceramah Aktif Lakukan Deradikalisasi dari Hulu

Wiranto berpesan agar para penceramah mulai melakukan deradikalisasi di masyarakat.

Wiranto Minta Penceramah Aktif Lakukan Deradikalisasi dari Hulu
Menko Polhukam Wiranto berbicara pada Forum Koordinasi dan Konsultasi Informasi Publik dan Media Massa "Migrasi Televisi Analog ke Televisi Digital", di Semarang, Kamis (8/3/2018). ANTARA FOTO/R. Rekotomo

tirto.id - Pemerintah disebut meminta para dai aktif melakukan proses deradikalisasi dari hulu. Permintaan itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto saat bertemu Forum Komunikasi Dai Muda Indonesia (FKDMI), Kamis (17/5/2018).

Sekretaris Jenderal FKDMI Ahmad Sugiyono berkata, dalam pertemuan itu Wiranto berpesan agar dai mulai melakukan deradikalisasi di masyarakat. Wiranto disebut mengimbau dai agar tidak terpancing dengan maraknya aksi teror beberapa hari terakhir.

"Tadi Pak Wiranto ingatkan bahwa ini [aksi teror] adalah puncak aksi, tapi di bawah ada proses yang panjang. Jadi kita jangan terpancing hanya aksinya, tapi proses kesadaran masyarakat ini tugas kita. Ini garapan dakwah kami," kata Ahmad di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta.

Aksi teror terjadi di Surabaya dan Sidoarjo pada Minggu (13/5/2018) dan Senin (14/5/2018). Saat itu tiga keluarga meledakkan bom di lima titik berbeda.

Satu keluarga melakukan teror di tiga gereja. Setelah itu, keluarga Anton Ferdiantono tewas pada Minggu malam terkena bom di kediamannya di Rusunawa Wonocolo Sidoarjo.

Aksi terakhir dilakukan keluarga di Markas Polres Kota Surabaya. Setelah itu, serangan juga sempat terjadi di Markas Polda Riau pada Rabu (16/5/2018).

"Jadi kita bergerak di hulunya. Yang tampak sekarang kan [penanganan teror] di hilir. Makanya kami akan kuatkan hulu, nanti beliau [Wiranto] mendukung peran dai muda terlibat aktif di masyarakat, kata Ketua Umum FKDMI Muhammad Nur Huda.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo telah meminta para aparatur pemerintahan, khususnya camat, melakukan koordinasi dengan TNI-Polri dan tokoh agama untuk mendeteksi adanya terorisme yang membahayakan masyarakat.

"Maka saya sampaikan kepada Camat-camat bahwa mereka tidak sendiri. Di Kecamatan ada Koramil (TNI) dan Kapolsek (Polri) yang punya aparat Kantibmas yang punya aparat Babinsa ajak rembukan juga dengan tokoh agama yang ada di desa masing-masing," katanya di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (16/5/2018).

Untuk tokoh agama dan masyarakat menurutnya cukup penting. Mereka bisa berkoordinasi dengan Camat dan TNI-Polri untuk mengetahui karakteristik masyarakat seperti kasus bom bunuh diri di Surabaya yang ternyata melibatkan satu keluarga baik dari ayah, ibu, dan juga anak.

Baca juga artikel terkait TERORISME atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yuliana Ratnasari