tirto.id - Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengusulkan kepada pemerintah pusat agar wilayahnya tidak masuk pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Whisnu berdalih angka kasus COVID-19 di Surabaya justru sedang turun.
Whisnu mengatakan pihaknya keberatan adanya pengetatan aktivitas sosial di wilayah Jawa-Bali. Ia tak terima bila ada PSBB diberlakukan di Surabaya, tapi ada daerah-daerah di Jawa Timur yang tak wajib menerapkan PSBB padahal masuk ke dalam zona merah.
"Sementara di wilayah Jawa Timur ada empat kabupaten kota yang zona merah tidak diterapkan PSBB. Itu tadi saya protes," kata Whisnu di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/1/2021) dilansir dari Antara.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumya menyatakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai 11-25 Januari 2020 akan berlaku di DKI Jakarta dan 23 kabupaten/kota di enam provinsi yang masuk wilayah berisiko tinggi penyebaran COVID-19. Dari 23 kabupaten/kota tersebut untuk Jatim, yakni Malang Raya dan Surabaya Raya.
Menurut Whisnu seharusnya seluruh wilayah kabupaten/kota di Jawa Timur diwajibkan menerapkan PSBB, bukan secara parsial saja. Jika peraturan ini parsial, Whisnu khawatir wilayah yang cenderung membaik beberapa hari ini, kemudian diterapkan aturan tersebut, yang dikhawatirkan adalah banyaknya pasien dari luar kota yang dilimpahkan.
"Apalagi, melihat penanganan kita baik. Kan kita jadi ketiban sampur. Kita tidak hanya melihat sisi penanganan COVID-19 saja, tetapi ada dampak yang lebih luas lagi," katanya.
Meskipun penanganan pandemi di Surbaya ia klaim sudah bagus, kata dia, ke depan Pemkot Surabaya lebih memaksimalkan peran Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo bersama-sama dengan jajaran Polri dan TNI.
"Kita juga masih ada waktu untuk mengusulkan hal ini ke pusat. Intinya kita akan berusaha yang terbaik untuk Kota Pahlawan," katanya.
Kasus positif COVID-19 di Indonesia kembali pecah rekor. Per 6 Januari 2021 kemarin, penambahan kasus baru mencapai 8.854 orang sehingga total menjadi 778.402. Rekor ini merupakan yang tertinggi sejak kasus pertama diumumkan pada awal Maret 2020.
Berdasarkan data Satgas COVID-19, terdapat 67.908 spesimen yang diperiksa hari ini. Hasilnya adalah 8.854 orang terkonfirmasi positif, 6.767 pasien dinyatakan sembuh, dan meninggal dunia 187 orang (total 23.296). Sementara kasus suspek tercatat 70.029 orang.
DKI Jakarta merupakan penyumbang kasus baru terbanyak, yakni mencapai 2.402 orang. Sementara Jawa Barat dan Jawa Tengah menyusul di bawahnya dengan penambahan kasus baru di atas 1.000 orang. Jawa Timur menempati posisi ke-4 dengan kasus baru 845, sembuh 699, meninggal 54 orang.