tirto.id - Obsesi Makoto Shinkai terhadap kisah cinta remaja masih berlanjut. Dalam film animasi terbarunya, Weathering with You, latarnya adalah Tokyo yang tidak berhenti hujan meski sudah memasuki musim panas.
Belakangan diketahui bahwa yang bisa menghentikan fenomena tak biasa itu adalah seorang gadis pengendali cuaca.
Hodaka (pengisi suara oleh Kotaro Daigo) ditugaskan untuk mengejar si gadis. Ia remaja laki-laki yang kabur dari rumah untuk mencari kehidupan baru di Tokyo. Setelah sempat luntang-luntung, nasib mempertemukannya dengan pria bernama Suga (pengisi suara oleh Shun Oguri).
Suga adalah editor sebuah majalah yang gemar mengangkat fenomena mistis. Hodaka dipekerjakan atas alasan kebaikannya kepada Suga selama mereka menaiki kapal menuju ibukota.
Nasib juga mempertemukan Hodaka dengan remaja perempuan bernama Hina (pengisi suara oleh Nana Mori).
Kali ini momentumnya lebih heroik. Awal mulanya ialah pemecatan Hina dari pekerjaan sebagai pelayan restoran cepat saji, yang juga menjadi tempat di mana Hina pernah memberikan burger gratis kepada Hodaka.
Hina hampir melacurkan dirinya kepada dua laki-laki mesum. Baru sampai di depan hotel esek-esek, Hina diajak lari oleh Hodaka. Hodaka senang sebab Hina tidak menolaknya. Tapi ia lebih gembira setelah mengetahui bahwa Hina adalah gadis pengendali cuaca yang ia cari-cari.
Hodaka, Hina, adik laki-lakinya Nagi (pengisi suara oleh Sakura Kiryu) kemudian menjual kekuatan Hina kepada orang-orang yang membutuhkan cuaca cerah. Namun, di tengah larisnya usaha dan kian besarnya perasaan cinta Hodaka, jiwa Hina juga makin terancam oleh kekuatannya sendiri.
Sulit untuk tidak menghubungkan Weathering with You dengan Your Name, film garapan Shinkai yang meledak di pasaran pada tahun 2016. Keduanya berkutat pada roman remaja disertai narasi-narasi ajaib yang melingkupi, menjadi premis utama, atau menjadi sumber konflik.
Shinkai gemar mengolah mitologi atas dasar kepercayaan Shinto atau Buddha. Hina adalah representasi hare-onna (晴れ女) atau perempuan cuaca-cerah. Ia cukup menelungkupkan tangan, memanjatkan harapan, lalu awan gelap terbelah, dan cahaya matahari menghujam ke bumi.
Brian Ashcraft dalam ulasannya untuk Kotaku menyebut bahasa Jepang juga mengenal istilah ame-otoko (雨男) atau laki-laki hujan. Legenda mengatakan: ke mana perempuan cuaca-cerah pergi, laki-laki hujan mengikuti.
Ada kemungkinan Hodaka menjadi representasi laki-laki hujan dalam Weathering with You—meski tidak disebutkan secara eksplisit. Salah satu tandanya, misalnya, saat Hodaka menumpang kapal. Tiba-tiba saja ia keluar ke geladak untuk menyambut hujan deras dan dalam raut muka amat gembira.
Shinkai juga kembali membaurkan elemen tradisional dan modern dalam Weathering with You. Hal ini mula-mula bisa penonton temukan secara visual.
Kemampuan Shinkai dalam menampilkan lanskap yang memanjakan mata barangkali sudah tidak perlu diragukan. Dalam industri film animasi hari ini, ia salah satu yang terbaik. Mahakaryanya bisa ditemukan terutama dalam 5 Centimeters Per Second (2007) dan The Garden of Words (2013).
Tapi Tokyo dalam Weathering with You bukan Tokyo yang seoptimistis Your Name. Hujan yang terus menerus membuat metropolis terpadat di dunia itu terlihat murung. Kemodernan hadir, tapi dalam nuansa yang lebih gelap—baik secara harfiah maupun kiasan.
Tone warna didominasi abu-abu. Pencahayaan minim—kecuali saat hujan berhenti. Situs-situs yang dikunjungi para pemeran tidak jauh dari hotel mesum, bangunan terbengkalai, atau kawasan padat-huni yang rawan banjir. Muncul pula tokoh figuran yang gampang diasosiasikan sebagai anggota Yakuza.
Keputusan Hina untuk melacurkan diri adalah fakta gelap mengenai apa yang terjadi di Tokyo hingga hari ini: prostitusi anak di bawah umur. Dalam satu adegan ditampilkan truk yang badannya menampilkan iklan perekrutan perempuan untuk bekerja di industri seks dengan tawaran gaji tinggi.
Elemen tradisional hadir selama Hodaka dan rekannya di kantor majalah, Natsumi (pengisi suara oleh Tsubasa Honda), mewawancarai orang-orang mengenai gadis pengendali cuaca.
Mereka memang bertemu dengan sejumlah orang yang skeptis. Tapi lainnya ada yang berprofesi sebagai cenayang atau penjaga kuil. Penjaga kuil bahkan mampu menjelaskan asal-usul gadis pengendali cuaca, tentang situasinya di masa lampau, dan mengenai langit yang punya kehidupannya sendiri.
Elemen tradisional-ajaib ini yang menyelamatkan Hodaka dari kejamnya kehidupan di Tokyo. Awalnya ia ragu. Tapi pertemuan dengan Hina mengubah segalanya.
Dan ketika penonton mengira sikap ini hanya dirasakan Hodaka selaku saksi utama, masyarakat Tokyo lama-lama juga percaya bahwa ada gadis pengendali cuaca (terutama mereka yang menjadi pelanggan bisnis Hodaka, Hina, dan Nagi).
Weathering with You sebenarnya film yang cukup menghibur jika ditonton secara mandiri. Tapi ia akan nampak ngos-ngosan jika disandingkan dengan Your Name.
Reputasi Your Name memang “mengerikan”. Film ini mampu memenangkan hati penonton dan kritikus—sebuah pencapaian yang langka. Selain animasi, pujian datang untuk narasi kompleks, scoring pendukung, dan dampak emosional yang dihasilkan.
Film juga amat sukses secara komersil. Rumah produksi CoMix Wave Films meraup untung $361 juta. Your Name menjadi film animasi Jepang paling laris sepanjang sejarah. Rekor ini baru dipecahkan Spirited Away pada 2019 saat film karya Studio Ghibli itu ditayangkan ulang di Cina daratan.
Jika Shinkai merasa terbebani dengan pencapain tersebut, mestinya ia membuat bangunan film yang baru. Tapi Weathering with You justru mengulang ramuan Your Name.
Dari segi karakter, misalnya, Shinkai kembali menampilkan dua remaja yang memiliki latar belakang bermasalah. Mereka dipertemukan serta diintimkan melalui narasi-narasi ajaib, tapi narasi ini juga yang menjebak keduanya dalam situasi yang pelik.
Adegan-adegan tertentu masih didukung scoring dan musik karya Radwimps—kolaborasi yang Shinkai jalin sejak Your Name.
Meski demikian adegan dramatisasi yang muncul di tengah maupun bagian puncak terasa hiperbolis. Hal ini, lagi-lagi, berbeda dengan adegan-adegan dramatisasi dalam Your Name yang tereksekusi dengan baik serta sukses mengocok emosi.
Your Name mampu menjelaskan plotnya meski kompleks sebab berkaitan dengan ruang dan waktu. Sementara itu Weathering with You meninggalkan hutang penjelasan untuk beberapa hal yang menggantung meski plot film sebenarnya lebih sederhana (straightforward).
Mengutip kembali Brian dalam ulasannya, kekuatan lain dari Your Name ialah referensi tidak langsung kepada bencana gempa bumi dan tsunami Jepang pada 2011. Bagi penonton Jepang, elemen ini jelas mampu membangkitkan memori mengenai peristiwa penting.
Dalam Weathering with You bangunan koneksi terhadap dunia nyata terasa disia-siakan. Dampak emosional yang dihasilkan dari hujan yang terus menerus menimpa Tokyo tidak muncul secara maksimum sebab kondisi tersebut justru diperlakukan bak latar belaka, bukan pendorong kejadian besar.
Terlepas dari kekurangan-kekurangan, Weathering with You patut diapreasiasi dalam usaha menyuguhkan Tokyo yang lebih realistis. Bagi penggemar Your Name, Shinkai juga memberikan kejutan-kejutan manis dalam bentuk cameo yang sayang untuk dilewatkan.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan