Menuju konten utama

Waspada Penyakit Degeneratif dan Pencegahannya

Penyakit degeneratif jangan diabaikan karena dapat berkembang menjadi penyakit kritis jika gaya hidup tidak segera diperbaiki.

Waspada Penyakit Degeneratif dan Pencegahannya
Sequis mengadakan halal bihalal dengan media sekaligus meluncurkan produk asuransi kesehatan barunya, yaitu Sequis Q Infinite MedCare (SQIMC). FOTO/Dok. Sequis

tirto.id - Penyakit degeneratif dapat menyerang siapa saja karena kurangnya pengetahuan serta kesadaran untuk mempraktikkan gaya hidup sehat. Penyakit ini bermula dari gaya hidup yang tidak sehat karena sering terjebak dalam rutinitas.

Gaya hidup yang buruk, di antaranya seperti kurang beristirahat, minum air kurang dari 2 liter sehari, mengonsumsi makanan cepat saji, kurang berolahraga, merokok, dan mengonsumsi minuman alkohol secara berlebihan.

Akibatnya, penyakit-penyakit degenegeratif pun mengintai, seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung koroner, dan stroke semakin meningkat.

Infografik SC Penyakit Degeneratif

Infografik SC Penyakit Degeneratif. tirto.id/Fuad

Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Konsultan Alergi Imunologi RS Premier, dr. Prasna Pramitha, SpPD, K-AI,FINASIM, MARS, dalam acara halal bihalal Sequis Q Infinite MedCare (SQIMC) dengan media pada Selasa (18/6/2019) di Jakarta, memberikan edukasi mengenai pola hidup sehat, manfaat medical check-up (MCU), dan informasi mengenai penyakit autoimun.

Ia mengatakan, penyakit degeneratif jangan diabaikan karena dapat berkembang menjadi penyakit kritis jika gaya hidup tidak segera diperbaiki.

"Misalnya, kurang istirahat dapat menyebabkan darah tinggi. Ini bisa menjadi pencetus terjadinya stroke dan penyumbatan kemudian penyumbatan itu juga berpotensi menyebabkan terjadinya kelumpuhan," tambahnya, melalui rilis tertulis SQIMC yang diterima Tirto, Rabu (19/6/2019).

Menurut dr. Prasna, makanan biasanya menjadi pemicu yang sering bagi penyakit degeneratif. Misalnya saja di tempat kerja, biasanya lebih memilih jajan sehingga yang dikonsumsi pastinya makanan yang tidak sehat, seperti gorengan.

"Padahal alangkah lebih baik bila menyiapkan sendiri bekal dari rumah seperti sandwhich, buah dan jika ingin kudapan kecil pilihlah yang bernutrisi atau rendah kalori," jelasnya.

Meski demikian, sambungnya, gaya hidup sehat tidak hanya soal makanan bergizi, tetapi juga pola hidup, seperti cukup tidur, rutin berolahraga minimal 30 menit sehari, dan mampu mengelola stres.

Selain soal gaya hidup dan pola makan, dr. Prasna menyarankan agar masyarakat menjaga kebersihan lingkungan kerja dan tempat tinggal. Katanya, sekalipun sudah didukung dengan pola makan yang bernutrisi dan rutin berolahraga, tetapi bila lingkungan tidak bersih, berpotensi menurunnya sistem pertahanan tubuh dan akan mudah terserang penyakit.

Ia mengimbau agar masyarakat mulai disiplin untuk hidup sehat dan waspada pada penyakit akibat gaya hidup yang buruk, salah satunya dengan melakukan kontrol kesehatan.

“Jika kita sudah terdeteksi mengidap darah tinggi atau diabetes maka otomatis harus rajin kontrol ke dokter, mengonsumsi obat yang dianjurkan dokter, dan menjalani gaya hidup sehat," ujarnya.

"Jangan takut melakukan check-up ke dokter karena khawatir akan hasilnya. Walaupun penyakit seperti darah tinggi dan diabetes tidak bisa disembuhkan tapi bisa dikontrol dengan cara tersebut," tambahnya lagi.

Ia menganjurkan agar masyarakat rajin mengontrol kesehatan secara medis, yaitu dengan MCU ke dokter terutama bagi yang sudah berusia 35 tahun ke atas, minimal sekali dalam setahun.

Jika sudah berusia 50 tahun ke atas, ia mengimbau sebaiknya melakukan MCU 6 bulan sekali dan harus rutin kontrol teratur ke dokter.

"Pasien juga jangan menunggu hingga obat rutin yang harus dikonsumsi habis baru kontrol ke dokter karena beberapa penyakit penyakit, seperti darah tinggi diharuskan rutin mengonsumsi obat resep dokter," jelasnya.

Mengenai MCU, dr. Prasna menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan darah lengkap, urine, fungsi hati, asam urat, profil lipid, elektrolit, ginjal, dan kadar vitamin D.

"Sekalipun Anda sudah pernah mendapatkan vaksin ketika balita, beberapa vaksin tetap membutuhkan booster yang perlu diulang setiap tahun seperti vaksin influenza yang harus diantisipasi sebelum musim flu datang. Vaksin yang diperlukan orang dewasa, seperti vaksin influenza, pneumonia, dan kanker serviks," tutup dr. Prasna.

Baca juga artikel terkait DEGENERATIF

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Siaran Pers
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Agung DH