tirto.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar meminta nelayan mewaspadai potensi tinggi gelombang laut mencapai hingga enam meter di perairan selatan Bali. Kepala BMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho memperkirakan fenomena tersebut akan terjadi hingga Rabu (5/7/2023).
“Ketinggian gelombang itu termasuk kategori sangat tinggi,” katanya dikutip dari Antara, Minggu (2/7/2023).
Sedangkan kecepatan angin di wilayah itu diperkirakan hingga 20 knot atau 37 kilometer per jam yang bertiup dari tenggara-selatan. Perairan selatan Bali terhubung langsung dengan Samudera Hindia yang menjadi jalur nelayan melaut.
Selain di perairan selatan Bali, sejumlah perairan di Pulau Dewata lainnya juga tergolong tinggi yakni di Selat Bali bagian utara dengan ketinggian gelombang laut diperkirakan hingga 2,5 meter. Sedangkan Selat Bali bagian selatan diperkirakan hingga empat meter, begitu juga perairan Selat Badung dan Selat Lombok bagian selatan juga diperkirakan empat meter.
Ada pun rata-rata kecepatan di perairan itu diperkirakan hingga 15 knot atau 27 kilometer per jam yang bertiup dari tenggara-selatan. Selat Bali adalah jalur penyeberangan Bali-Jawa dan Selat Lombok adalah jalur penyeberangan Bali-Lombok dan jalur pelayaran kapal dari Bali menuju sejumlah kota di Indonesia bagian timur.
Sementara itu, Selat Badung adalah jalur penyeberangan Sanur Denpasar menuju Pulau Nusa Penida di Kabupaten Klungkung serta merupakan kawasan wisata bahari. Ada pun kondisi angin dan gelombang laut yang berisiko tinggi terhadap keselamatan berlayar, menurut BMKG yakni perahu nelayan apabila kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Kapal tongkang apabila kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, kapal ferry apabila kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.
Di sisi lain, BMKG juga memperkirakan hujan masih berpeluang turun di sejumlah wilayah di Bali diperkirakan pada 1-10 Juli 2023 meski diprediksi sudah memasuki puncak musim kemarau pada Juli-Agustus 2023.
BMKG menjelaskan, kondisi cuaca itu disebabkan adanya pembentukan daerah perlambatan angin di Samudera Hindia selatan Bali-NTB yang mendukung pertumbuhan awan hujan.
Kemudian, suhu muka laut di sekitar wilayah Bali umumnya berkisar 26-30 derajat Celcius dan masa udara basah terkonsentrasi pada lapisan permukaan sampai lapisan 700 miliar atau 3.000 meter.