Menuju konten utama

Wasekjen Gerindra: Pengakuan Mahfud Wujud Jokowi Tak Berpendirian

"Ditekan oleh pihak lain, Pak Jokowi langsung ngeper (takut). Sehingga beliau memutuskan mengganti nama Prof Mahfud menjadi Maruf Amin," kata Andre.

Wasekjen Gerindra: Pengakuan Mahfud Wujud Jokowi Tak Berpendirian
Bakal capres cawapres Pilpres 2019, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin tiba di RSPAD untuk menjalani tes kesehatan yang diselenggarakan KPU untuk para kandidat, Jakarta, Minggu (12/8/2018). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

tirto.id - Wasekjen Gerindra, Andre Rosiade menilai pengakuan Mahfud MD di program Indonesia Lawyers Club (ILC) terkait lobi-lobi politik proses pemilihan Maruf Amin sebagai cawapres, merupakan wujud Jokowi tak punya pendirian.

"Ditekan oleh pihak lain, Pak Jokowi langsung ngeper (takut). Sehingga beliau memutuskan mengganti nama Prof Mahfud menjadi Maruf Amin," kata Andre saat dihubungi, Rabu (15/8/2018).

Mahfud memang mengungkap tekanan-tekanan yang dilakukan PBNU, PKB dan PPP kepada Jokowi untuk menggeser dirinya. Ia menyebut Maruf menyuruh Ketua Harian PBNU, Robikin Emhas untuk bicara kepada wartawan bahwa PBNU tidak memiliki kewajiban moral mendukung calon yang bukan kader NU.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu juga menyatakan, Ketua PBNU, Said Aqil siraj, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PPP, Romahurmuziy ikut andil dalam operasi politik ini.

Sikap Jokowi yang demikian, menurut Andre, sangat berbeda dengan Prabowo Subianto yang cukup tegas memilih Sandiaga Uno sebagai cawapresnya atas pendiriannya sendiri.

Sementara, menurut Andre, seorang presiden mesti mempunyai pendirian yang tegas. Karena, tantangan yang akan dihadapi lebih besar ketimbang dari parpol-parpol dalam proses politik.

"Kalau untuk cawapres saja ditekan oleh sekelompok orang dia takut, pendiriannya berubah, bagaimana nanti kalau jadi presiden kembali lalu ditekan oleh negara asing, negara super power, tentu ditakutkan Pak Presiden Jokowi akan lebih takut lagi, ngeper lagi pendiriannya berubah," kata Andre.

Maka, menurut Andre, bila itu sampai terjadi, cita-cita Indonesia menjadi bangsa yang besar dan disegani tidak akan terwujud.

"Jadi akhrnya bangsa kita tetap menjadi bangsa jongos. Karena presidennya tidak punya pendirian yang kuat. Ini dibuktikan dari proses penentuan cawapres, ditekan sedikit ngeper," kata Andre.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yulaika Ramadhani