tirto.id - Ketua DPP PDIP, Hendrawan Supratikno memuji keberanian mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD mengungkap ke publik proses lobi-lobi politik pemilihan Rais Am PBNU, KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres Joko Widodo (Jokowi).
"Prof. Mahmud MD membuat jelas apa-apa yang semula hanya jadi spekulasi politik. Kejujuran dan keberaniannya harus kita hargai. Tidak heran bila dulu Gus Dur sangat mengandalkannya," kata Hendrawan saat dihubungi, Rabu (16/8/2018).
Anggota Komisi XI DPR RI ini pun menilai pernyataan Mahfud tidak akan membuat Nahdlatul Ulama (NU) terpecah, melainkan malah menjadi organisasi yang kuat.
"Kami percaya NU punya kultur dan mekanisme internal untuk menyelesaikan persoalan internal mereka," kata Hendrawan.
Sehingga, menurut Hendrawan, NU akan tetap dapat menjaga moral umat Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tak cuma itu, Hendrawan juga mengapresiasi sikap Mahfud yang ingin netral di Pilpres 2019, mengingat posisinya sebagai Ketua BPIP.
"Sikap yang bagus. Apa yang disampaikan (Mahfud) sangat tepat. Tugas di BPIP tidak kalah penting, tidak kalah terhormat. Jauh dari intrik-intrik politik praktis. Mengutip Gus Mus, intrik-intrik oportunisme politik itu memang tidak patut atau tidak pantas," imbuhnya.
Semalam, (14/8/2018), melalui program Indonesia Lawyers Club (ILC), Mahfud mengungkap proses lobi-lobi politik Ma'ruf Amin dalam mendapatkan posisi cawapres Jokowi yang semula hendak diberikan kepadanya.
Menurut Mahfud, Ketua PBNU, Said Aqil Siraj, Ketua Harian PBNU, Robikin Emhas, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum PPP, Romahurmuzy turut andil dalam lobi-lobi itu, termasuk dalam merancang penolakan PBNU terhadapnya dengan dalih bukan kader NU.
Mahfud semalam pun menyatakan dirinya tidak akan terlibat dalam politik praktis di Pilpres 2019 mendatang dan akan fokus menjadi ketua BPIP.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yulaika Ramadhani
