tirto.id - Warga Korea Selatan (Korsel) melakukan demonstrasi guna meminta Presiden Park Geun-hye mengundurkan diri dari jabatannya pada Sabtu malam (31/12/2016).
Menurut hasil laporan, hampir sekitar 1.500 kelompok sipil yang mengikuti aksi demonstrasi pada Malam Tahun Baru yang berlangsung di Lapangan Gwanghwamun, Seoul. Demonstrasi serupa juga berlangsung di kota-kota lain seperti Gwangju, Busan dan Ulsan.
Pihak penyelenggara memperkirakan, hampir sekitar 800.000 orang berkumpul untuk mengikuti aksi yang berlangsung pada pukul 20.00 waktu setempat. Sementara polisi menyatakan sekitar 60.000 berkumpul pukul 21.00 waktu setempat.
Para pengunjuk rasa ingin agar Park, yang dimakzulkan karena skandal penyalahgunaan jabatan dan korupsi yang melibatkan dia dan temannya Choi Soon-sil itu mundur dari kekuasaannya.
Selain itu, mereka juga meminta Park menjalani pemeriksaan atas dugaan yang membiarkan Choi ikut campur dalam urusan negara, termasuk dalam menunjuk pejabat tinggi pemerintah, dan mengambil keuntungan dengan mengeksploitasi hubungan dekatnya dengan presiden.
Menyusul keputusan Dewan Nasional untuk melengserkan Park pada 9 Desember lalu, semua kekuasaan Park ditangguhkan dan Perdana Menteri Hwang Kyo-ahn mengambil alih sebagai pelaksana tugas presiden.
Pengadilan Konstitusi akan menentukan apakah akan melengserkan Park atau mengembalikan kekuasaannya setelah melakukan tinjauan hukum.
Pengadilan, yang akan memulai sidang resmi pemakzulan pada 3 Januari, punya waktu sampai enam bulan dari hari pemungutan suara pemakzulan.
Dekat Balai Kota Seoul, hanya beberapa blok di selatan unjuk rasa anti-Park, para pendukung Park dan kelompok-kelompok sipil konservatif menggelar demonstrasi, menuntut pemakzulan Park dibatalkan.
Kalau unjuk rasa anti-Park ditandai dengan nyala lilin, dan timpalan mereka keluar dengan melambaikan bendera nasional Taegeukgi.
Para pendukung Park menyatakan bahwa aksi itu diikuti 725.000 orang, sementara polisi memperkirakan jumlah mereka sekitar 20.000 orang.
Menurut warta kantor berita Yonhap, Polisi mengerahkan sekitar 18.400 petugas untuk mencegah kemungkinan terjadinya bentrok di antara dua kelompok yang berunjuk rasa.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto