tirto.id - Warga di Dusun Bolo, Kelurahan Tarorane, Kecamatan Siau Timur, Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara, mengungsi akibat erupsi Gunung Karangetang.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Yudia P Tatipang melaporkan gunung berapi tersebut meluncurkan awan panas guguran pada Senin (10/7/2023) pukul 07.59 Wita.
"Jarak luncur dua kilometer ke arah Kali Kahetang atau sektor tenggara," kata Yudia P Tatipang di Manado, Senin pagi.
Pada pukul 07.59 Wita, Gunung Karangetang meluncurkan awan panas guguran dengan dengan amplitudo maksimum 30 milimeter selama 220 detik. Kemudian pada pukul 08.50 Wita, gunung api itu meluncurkan awan panas guguran dengan amplitudo maksimum 20 milimeter selama 205 detik.
Guna menghindari dampak awan panas guguran Gunung Karangetang, warga Dusun Bolo diarahkan untuk mengungsi ke Gereja Bukit Zaitun Tampuna di Kelurahan Tarorane.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menaikkan status Gunung Karangetang menjadi Level III Siaga pada 8 Februari 2023 setelah terjadi peningkatan aktivitas vulkanik.
Dua bulan berselang pada 26 April 2023 status Gunung Karangetang menjadi Level II Waspada. Sebulan kemudian pada 19 Mei 2023, status gunung api tersebut kembali naik menjadi Level III Siaga.
PVMBG Badan Geologi meminta masyarakat tidak mendekati, tidak melakukan pendakian, dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yang mencakup area dalam radius 2,5 kilometer dari puncak Kawah Dua (Kawah Utara) dan Kawah Utama (selatan) serta area perluasan sektoral ke arah barat daya, selatan, serta tenggara sejauh 3,5 kilometer.
Selain itu, masyarakat diminta untuk mewaspadai dampak guguran lava dan awan panas guguran dari Gunung Karangetang.
Warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Karangetang juga diminta meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman lahar hujan dan banjir bandang.
Editor: Gilang Ramadhan