Menuju konten utama
Imbauan BPBD Sitaro

Waspada Luncuran Material Vulkanik Gunung Karangetang saat Hujan

Gunung Karangetang yang berlokasi di Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara, saat ini berstatus Level II atau Waspada.

Waspada Luncuran Material Vulkanik Gunung Karangetang saat Hujan
Sejumlah anggota polisi yang mengangkut bantuan logistik dengan perahu motor melintas di dekat lokasi guguran material vulkanik Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Kamis (7/2/2019). ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/WSJ.

tirto.id - Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut), mengimbau warga untuk mewaspadai luncuran material vulkanik Gunung Karangetang saat hujan.

"Hal ini penting disampaikan kepada masyarakat karena ada beberapa sungai atau kali yang memang hulunya dari puncak Karangetang," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sitaro, Sonny Belseran di Manado, Selasa (16/5/2023).

Meskipun hujan tidak secara intensif mengguyur wilayah Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, tetapi pada waktu-waktu tertentu intensitasnya sedang hingga lebat dengan durasi di atas 30 menit.

"Situasi seperti ini harus diwaspadai karena cukup berbahaya meruntuhkan atau membawa material yang berada di puncak meluncur melalui kali atau sungai yang di sekitarnya ada permukiman," kata Sonny.

BPBD Sitaro terus berkomunikasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang untuk mewaspadai potensi ancaman guguran material vulkanik dari gunung berapi tersebut.

"Intinya kami tetap mengharapkan kewaspadaan dari masyarakat yang tinggal di sekitar sungai atau kali yang hulunya berasal dari puncak," ujarnya.

Berdasarkan laporan pengamatan Pos Gunung Api Karangetang hingga Senin (15/5/2023) pukul 24.00 WITA, asap kawah tidak teramati serta terdengar bunyi guguran lava lemah sampai kuat.

Pada periode tersebut terekam tujuh kali gempa guguran dengan amplitudo 10-20 milimeter dan durasi 50-81 detik; serta satu kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 10 milimeter dan durasi lima detik.

Terekam juga empat kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 20-45 milimeter, S-P: 0.5-1 detik dengan durasi 10-15 detik; satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 20 milimeter, S-P: lima detik selama 15 detik; serta dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 10-20 milimeter, S-P: 15-21 detik selama 50-63 detik.

"Gempa guguran kembali terekam, sementara status Gunung Karangetang waspada level II," ujar Sonny.

Baca juga artikel terkait GUNUNG KARANGETANG

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan