Menuju konten utama

Visinema Siap Garap Perang Jawa, Film Epik Pangeran Diponegoro

Visinema akan memulai produksi film Perang Jawa pada 2027. Ide penggarapan film tentang Pangeran Diponegoro ini digagas oleh Gita Wirjawan.

Visinema Siap Garap Perang Jawa, Film Epik Pangeran Diponegoro
Visinema Pictures secara resmi mengumumkan film terbaru mereka berjudul “PERANG JAWA”, yang disutradarai langsung oleh Founder & CEO Visinema, Angga Dwimas Sasongko, serta diproduseri secara eksekutif oleh Gita Wirjawan. (FOTO/Dok. Visinema Pictures)

tirto.id - Visinema, platform storytelling yang baru-baru ini mencetak hits lewat film animasi Jumbo, hari ini mengumumkan rencana produksi karya terbarunya: Perang Jawa. Film yang akan mengangkat kisah perjuangan Pangeran Diponegoro ini menjadi karya paling ambisius dan menantang dalam sejarah Visinema.

Disutradarai langsung oleh Founder dan CEO Visinema, Angga Dwimas Sasongko, film ini juga akan diproduseri secara eksekutif oleh Gita Wirjawan.

Film ini menjanjikan sebuah visi kreatif yang melibatkan skala epik, pembangunan dunia (world-building) megah, serta pendekatan visual dan naratif yang tak terduga. Perang Jawa sekaligus akan mengangkat kisah monumental yang tidak hanya penting bagi Indonesia, tetapi juga Asia Tenggara.

“Lewat Perang Jawa, kami sedang mengambil tantangan baru, sebuah epik perang yang berakar di tanah Jawa, dengan skala dan intensitas sinematik setara film-film epik global,” ujar Founder Visinema dan sutradara Perang Jawa, Angga Dwimas Sasongko, dalam rilis yang diterima Tirto, Rabu (23/7/2025).

“Kami ingin menciptakan dunia, bercerita lewat visual, dan membangun pengalaman yang menggugah sehingga penonton bisa merasakan intensitas perang ini melalui perspektif khas Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi kami menjadi game-changer bagi perfilman Indonesia,” sambung dia.

Gagasan mengangkat kisah perlawanan Pangeran Diponegoro dalam film ini pertama kali datang dari Gita Wirjawan, sosok yang kini populer sebagai host dan produser eksekutif siniar Endgame di Youtube.

“Diponegoro tidak berjuang untuk takhta namun untuk harga diri, keyakinan. warisan budaya dan kedaulatan. Bagi saya, ini adalah kisah yang sangat manusiawi sekaligus monumental. Melalui Perang Jawa, kami ingin mengangkat kembali nilai-nilai yang terkandung dalam kisah Diponegoro dalam medium sinema. Harapannya, dengan kemasan yang seru dan epik, cerita ini bisa disampaikan bukan hanya ke Indonesia, tapi ke dunia,” ujar Gita Wirjawan.

Film akan diproduksi oleh Taufan Adryan. Adapun skenario ditulis oleh Ifan Ismail, penulis peraih Piala Citra, yang berkolaborasi dengan Peter Carey, sejarawan peneliti Diponegoro dan penulis The Power of Prophecy: Prince Dipanagara and the End of an Old Order in Java, 1785–1855. Proyek ini kini dalam tahap pengembangan, dan direncanakan memasuki fase produksi pada tahun 2027.

“Perang Diponegoro adalah salah satu episode paling esensial dalam sejarah Asia Tenggara, karena ini merupakan titik balik dari gerakan anti-kolonialisme. Tapi belum pernah diangkat menjadi film dalam skala yang layak secara sinematik," ujar Peter Carey yang menjadi konsultan dalam produksi film Perang Jawa.

“Melalui film, kita bisa menghidupkan kembali esensi dari Pangeran Diponegoro: seorang pemimpin berani dan memiliki idealisme dan spiritual tinggi. Dia juga seorang panglima perang, dan simbol awal kesadaran anti-kolonial. Saya percaya kisah ini akan sangat relevan untuk generasi sekarang, tidak hanya di Indonesia tapi juga lensa global,” tambahnya.

Pengumuman ini bertepatan dengan 200 tahun dimulainya Perang Diponegoro, yang terjadi pada 20 Juli 1825 ketika pemerintah kolonial memaksakan pembangunan jalan di atas tanah leluhur sang pangeran. Tindakan itu menjadi titik awal dari salah satu perang paling berdarah dan menentukan dalam sejarah Asia Tenggara.

Perang Jawa menandai langkah kreatif terbaru dari Visinema setelah kesuksesan luar biasa Jumbo—film dengan jumlah penonton terbanyak dalam sejarah Indonesia dan tonggak penting dalam animasi Asia Tenggara. Sebelum Jumbo, Visinema juga sukses menghadirkan genre heist lewat film laris Mencuri Raden Saleh dan action 13 Bom di Jakarta, yang sama-sama disutradarai oleh Angga Sasongko.

Penulis: Tim Media Servis