Menuju konten utama

Usai Diperiksa, Terlapor Kasus Rasisme ke Natalius Pigai Minta Maaf

Ambroncius Nababan datang ke kantor Bareskrim Polri untuk diperiksa kasus dugaan rasisme ke Natalius Pigai.

Usai Diperiksa, Terlapor Kasus Rasisme ke Natalius Pigai Minta Maaf
Eks Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Ambroncius Nababan memenuhi panggilan Bareskrim Polri sebagai saksi, Senin (25/1). Sedianya penyidik menjadwalkan pemeriksaan pada Rabu (27/1), namun dipandang mendesak sehingga Nababan datang lebih awal.

“Sebagai Ketua Umum Pro Jokowi-Ma’ruf Amin saya sangat terpanggil untuk menyampaikan bahwa saya ini bertanggung jawab, tidak lari dan tidak akan ingkar dari hukum. Saya akan hadapi dengan hati yang tulus,” sambung Ambroncius kepada reporter Tirto, Senin (25/1).

Nababan, kader Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan relawan pemenangan Jokowi di Pilpres 2019 mengklarifikasi soal unggahan yang jadi dasar pelaporan.

Alasan dia mengunggah pernyataannya lantaran ia merasa Pigai selalu menyerang pemerintah. Sementara Pro Jokowi-Ma'ruf Amin (Pro Jamin) merasa berkewajiban mengawal pemerintahan saat ini.

Ambroncius menegaskan, jika ada pihak yang berpendapat ‘seakan-akan pemerintah itu buruk, namun menurut Pro Jamin sebaliknya’, maka harus disampaikan kebenarannya.

Dia mencontohkan soal vaksin Sinovac yang sangat dibutuhkan rakyat Indonesia, bahkan Presiden Joko Widodo jadi orang pertama yang disuntik demi membuktikan keamanan vaksin.

Pihak penolak vaksin adalah wajar, lanjut Ambroncius, karena itu merupakan hak asasi. Namun janganlah pihak penolak vaksin mengeksposenya, seolah memprovokasi masyarakat.

Tindakan Nababan memicu kemarahan warga Papua. Tercatat ada tiga pelapor dugaan rasisme di Polda Papua dan Polda Papua Barat. Ketiga laporan ditangani Bareskrim Polri. Natalius Pigai juga mengecam rasisme. Ia menyebut tindakan rasisme terstruktur.

Sementara itu, Nababan menyatakan dasar mengunggah konten karena ada laporan dari beberapa daerah bahwa warga terkendala vaksin setelah ada pernyataan dari tokoh di Jakarta.

“Di situlah saya geram, marah. Ada orang yang mengatakan vaksin Sinovac itu tidak baik. Sehingga di daerah kendalanya, ya, banyak yang tidak percaya,” jelas dia.

Ia menilai konten di Facebook miliknya bukan ujaran rasisme, hanya kritik kepada Natalius Pigai.

“Sebenarnya itu hanya untuk untuk pribadi saya dengan Natalius Pigai. Sekarang sudah mulai berkembang (isunya), seakan-akan saya melakukan perbuatan rasis. Sebenarnya tidak ada, saya bukan (berujar) rasis,” ucap dia.

Ambroncius juga mengakui mengunggah gambar primata Gorila dan Pigai.

“Iya, saya yang unggah. Benar. Gambar itu sebenarnya saya kutip, saya copy paste. Bertepatan, saya ketemu (orang yang mengunggah serupa) ada Fatimah. Itu dia unggah juga tapi tidak dibilang dia rasis,” aku dia.

Unggahan tersebut hanyalah kritik bagi Pigai yang tak setuju dengan vaksin Sinovac. Dalam gambar tersebut, Ambroncius menambahkan narasi soal vaksin rabies.

“Sifatnya itu kritik satire. Kalau orang cerdas, tahu itu satire. Lelucon, bukan tujuan menghina orang, suku, agama. Apalagi Papua," klaimnya.

Baca juga artikel terkait RASISME atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Zakki Amali