Menuju konten utama

Update DBD Saat Pandemi Corona: Data Meninggal 254 Jiwa per 4 April

Waspada DBD di tengah pandemi corona: data meninggal dunia hingga 4 April 2020 mencapai 254 jiwa.

Update DBD Saat Pandemi Corona: Data Meninggal 254 Jiwa per 4 April
Suasana di salah satu ruangan perawatan bagi pasien demam berdarah dengue (DBD) di RSUD Tc Hillers di Maumere, Kabupaten Sikka, NTT,Sabtu (14/3/2020). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/foc.

tirto.id - Di tengah meluasnya wabah coronavirus COVID-19 di berbagai negara termasuk Indonesia, masyarakat juga perlu mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), per 4 April 2020 jumlah yang meninggal akibat DBD telah mencapai 254 orang.

Hal itu berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan yang disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor Kemenkes Nadia Siti Tarmidzi di Jakarta, seperti dilansir Antara, Senin (6/4/2020).

Menurut Nadia, kasus tertinggi dan masuk dalam kategori waspada DBD di Indonesia adalah provinsi Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Angka kematian akibat DBD tertinggi berada di NTT yaitu 48 jiwa, Jawa Barat 30 jiwa, Jawa Timur 24 jiwa, Jawa Tengah 16 jiwa, dan Lampung 16 jiwa.

Hingga 4 April 2020, Kemenkes mencatat, kasus DBD terbanyak terjadi di Jawa Barat dengan total 5.894 kasus diikuti oleh NTT 4.493 kasus, Lampung 3.682 kasus, Jawa Timur 3.045 kasus, dan Bali 2.173 kasus.

Total kasus DBD di seluruh Indonesia sejak Januari hingga 4 April 2020 yakni sebanyak 39.876 kasus. Jawa Barat dan NTT termasuk dalam wilayah zona merah DBD, sementara Lampung, Jawa Timur, dan Bali masuk dalam zona kuning.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan periode waktu sekarang ini yang memasuki musim pancaroba atau masa pergantian musim dari musim penghujan ke kemarau kerap terjadi peningkatan kasus DBD.

Yurianto meminta kepada setiap masyarakat untuk mewaspadai ancaman penyakit DBD ini dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Dia mengkhawatirkan meningkatnya kasus DBD bisa menambah angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19.

"Pada bulan ini kita masuk pancaroba, di mana gambaran klasiknya adalah munculnya penyakit demam berdarah. Oleh karena itu bersama keluarga di rumah mari lakukan pemberantasan sarang nyamuk, dengan munculnya demam berdarah akan memperburuk angka kesakitan dan kematian yang terjadi manakala bercampur dengan COVID-19," kata Yurianto.

Baca juga artikel terkait WASPADA DBD

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Agung DH