Menuju konten utama
Berita COVID-19 Hari Ini

Update Corona Dunia 18 Januari: 2.800 Ilmuwan Bahas Keamanan Vaksin

Update Corona dunia 18 Januari 2021 dan 2.800 ilmuwan WHO membahas keamanan serta kemanjuran Vaksin COVID-19.

Update Corona Dunia 18 Januari: 2.800 Ilmuwan Bahas Keamanan Vaksin
Ilustrasi vaksin Covid-19. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Virus Corona di dunia masih belum usai dan perkembangan kasus COVID-19 masih terus ada, hal ini terlihat dari data orang yang terinfeksi serta jumlah kematian yang terus saja bertambah banyak.

Data Worldometers, Senin (18/1/2021) menunjukkan, jumlah positif Corona di dunia telah mencapai 95.465.872 kasus dan yang meninggal dunia tembus 2.039.083 orang.

Sementara jumlah yang sembuh dari virus mematikan ini sebanyak 68.155.479 pasien dan per hari ini kasus aktif tercatat sebanyak 25.271.310.

Berikut ini data 10 negara dengan kasus Corona terbanyak di dunia:

1. Amerika Serikat: 24.482.050 kasus, 407.202 orang meninggal dunia, dan 14.428.351 pasien sembuh.

2. India: 10.572.672 kasus, 152.456 orang meninggal dunia, dan 10.210.697 pasien sembuh.

3. Brasil: 8.488.099 kasus, 209.868 orang meninggal dunia, dan 7.411.654 pasien sembuh.

4. Rusia: 3.568.209 kasus, 65.566 orang meninggal dunia, dan 2.960.431 pasien sembuh.

5. Inggris: 3.395.959 kasus, 89.261 orang meninggal dunia, dan 1.534.736 pasien sembuh.

6. Prancis: 2.910.989 kasus, 70,283 orang meninggal dunia, dan 208.071 pasien sembuh.

7. Turki: 2.387.101 kasus, 23.997 orang meninggal dunia, dan 2.262.864 pasien sembuh.

8. Italia: 2.381.277 kasus, 82.177 orang meninggal dunia, dan 1.745.726 pasien sembuh.

9. Spanyol: 2.252.164 kasus dan 53.314 orang meninggal dunia.

10. Jerman: 2.050.099 kasus, 47.440 orang meninggal dunia, dan 1.672.000 pasien sembuh.

Per hari ini, Indonesia tercatat masih berada di urutan ke-20 dengan 907.929 kasus (ada penambahan 11.287 kasus), 25.987 orang meninggal dunia, dan 736.460 pasien sembuh.

Ilmuwan Bahas Kemanjuran & Keamanan Vaksin COVID-19

Lebih dari 2.800 ilmuwan dari 130 negara berkumpul pada hari Jumat (15/1/2020) dalam forum virtual yang diselenggarakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan dan menetapkan prioritas penelitian untuk vaksin melawan SARS-CoV-2, virus penyebab COVID- 19.

Mereka membahas keamanan dan kemanjuran vaksin yang ada serta kandidat baru vaksin, cara untuk mengoptimalkan pasokan yang terbatas, dan perlunya studi keamanan tambahan.

“Pengembangan dan persetujuan dari beberapa vaksin yang aman dan efektif kurang dari setahun setelah virus ini diisolasi dan diurutkan merupakan pencapaian ilmiah yang luar biasa,” kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO

“Persetujuan beberapa vaksin pertama tidak berarti pekerjaan selesai. Jauh dari itu. Lebih banyak vaksin sedang disiapkan, yang harus dievaluasi untuk memastikan kami memiliki cukup dosis untuk memvaksinasi semua orang,” lanjutnya.

Tedros menyebutkan, lebih dari 30 juta dosis vaksin telah diberikan di 47 negara yang sebagian besar berpenghasilan tinggi.

Namun peluncuran vaksin global telah mengungkap ketidaksetaraan yang mencolok dalam akses ke alat penyelamat jiwa ini.

“Semangat kerja sama harus bertahan dalam masa-masa yang menantang ini saat kami berusaha memahami virus ini. Kami harus memperhatikan ketidaksetaraan dan kami harus dengan sengaja mendorong investasi dalam kapasitas regional untuk menyamakan kedudukan dan memiliki kolaborasi yang bermakna untuk mulai mengatasi beberapa tantangan," kata Dr John Nkengasong, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika.

Para ahli sepakat perlunya penelitian kritis tentang pemberian vaksin pada populasi sasaran yang berbeda, serta strategi dan jadwal pemberian vaksinasi. Ini termasuk uji coba, pemodelan dan studi observasi, yang semuanya akan membantu menginformasikan kebijakan.

Mereka membahas dampak munculnya varian SARS-CoV-2 pada kemanjuran vaksin, dampak vaksin terhadap penularan infeksi, dan kebutuhan untuk mengembangkan platform vaksin generasi berikutnya.

“Dunia membutuhkan banyak vaksin yang bekerja di populasi berbeda untuk memenuhi permintaan global dan mengakhiri wabah COVID-19. Idealnya, itu adalah vaksin dosis tunggal yang tidak memerlukan rantai dingin, dapat dikirim tanpa jarum suntik dan dapat digunakan untuk pembuatan skala besar,” jelas Profesor Mike Levine, Direktur Pusat Pengembangan Vaksin di Universitas Maryland.

Pertemuan tersebut diakhiri dengan kesepakatan untuk membentuk platform yang diselenggarakan WHO untuk berbagi dan koordinasi global dari informasi penelitian vaksin yang muncul tentang kemanjuran dan keamanan.

Forum ini akan memungkinkan para ilmuwan untuk berbagi dan mendiskusikan data yang tidak dipublikasikan dan dipublikasikan serta protokol penelitian untuk memajukan pemahaman kolektif masyarakat tentang vaksin SARS-CoV-2.

“WHO secara teratur akan mengumpulkan para ahli dari seluruh dunia, mempromosikan penelitian kolaboratif, menyediakan protokol standar dan mengembangkan platform untuk berbagi pengetahuan terbaru di lapangan,” tutup Dr Soumya Swaminathan, Kepala Ilmuwan WHO.

Baca juga artikel terkait UPDATE CORONA atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH