Menuju konten utama

Update Corona 27 April 2020 Indonesia-Dunia: Info Data dan Prediksi

Update Corona 27 April 2020: jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia telah tembus angka 9.000 pasien dan di dunia sudah melampaui 3 juta orang. Kapan pandemi corona berakhir?

Update Corona 27 April 2020 Indonesia-Dunia: Info Data dan Prediksi
Ilustrasi sebaran virus corona di dunia. foto/istockphoto

tirto.id - Penambahan kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia terus berlangsung hingga hari ini. Jumlah kasus positif corona di tanah air telah menembus angka 9.000 pasien.

Dengan penambahan 214 kasus baru yang terkonfirmasi dalam sehari terakhir, total jumlah pasien positif corona di Indonesia pada 27 April 2020, tercatat sudah mencapai 9.096 orang.

Data ini merupakan update terbaru yang diumumkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada Senin sore (27/4/2020). Sebanyak 9.096 kasus positif Covid-19 tersebut ditemukan di 288 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi.

Dari total kasus itu, 78,93 persen di antaranya atau 7.180 pasien positif corona di Indonesia saat ini masih dalam perawatan.

Sementara mereka yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan kini masih menunggu hasil diagnosa dari tes PCR, jumlahnya sebanyak 19.987 orang. Tercatat ada 339 PDP baru dalam sehari belakangan.

Selain itu, warga yang telah ditetapkan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) mencapai 210.199 jiwa atau bertambah 1.159 orang dalam 24 jam terakhir. Sebagian dari ODP tersebut telah selesai menjalani pemantauan.

Angka kematian pasien Covid-19 juga belum berhenti bertambah. Setelah ada 22 kasus kematian baru dalam sehari terakhir, total pasien positif Covid-19 di Indonesia yang meninggal dunia sampai hari ini telah mencapai 765 jiwa (8,41 persen).

Sedangkan total pasien positif Covid-19 di dalam negeri yang berhasil sembuh, mencapai 1.151 orang. Jumlah ini setara dengan 12,65 persen dari keseluruhan kasus positif yang sudah ditemukan.

Perincian data update kasus Covid-19 di Indonesia pada 27 April 2020 adalah sebagai berikut:

  • Jumlah kasus baru: 214 pasien
  • Total jumlah kasus positif: 9.096 pasien
  • Total jumlah pasien dirawat: 7.180 orang
  • Total jumlah pasien sembuh: 1.151 orang
  • Total jumlah pasien meninggal: 765 jiwa
  • Total jumlah PDP: 19.987 orang
  • Total jumlah ODP: 210.199 orang
  • Total spesimen diperiksa PCR: 75.157 spesimen dan 59.409 kasus
Dilihat dari daerah persebarannya, penambahan kasus baru yang terkonfirmasi positif corona pada 24 jam terakhir paling banyak di DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Data Gugus Tugas yang dilansir pada hari ini menunjukkan terdapat 70 kasus positif baru di DKI Jakarta. Di Jawa Barat, angka kasus baru lebih sedikit, yakni 39 pasien.

Penambahan kasus harian tercatat lumayan tinggi di Sumatera Barat, yakni 19 pasien positif baru. Angka tersebut lebih tinggi daripada jumlah kasus baru di Jawa Tengah (17), Banten (12), Jawa Timur (11) dan Nusa Tenggara Barat (11).

Di daerah lain, angka kasus harian baru tercatat 10 pasien ke bawah, seperti Papua (10), Bali (8), Kalimantan Tengah (8), Kalsel (4) dan Kaltim (2). Di sebagian provinsi lainnya, hanya ada 1 atau bahkan nol kasus baru dalam sehari terakhir.

Hingga hari ini, di antara 34 provinsi, DKI Jakarta masih menjadi kawasan dengan jumlah kasus positif corona terbanyak. Di sisi lain, hanya Nusa Tenggara Timur (NTT) yang baru melaporkan satu kasus positif saja atau terendah.

Berikut daftar 10 provinsi dengan kasus positif Covid-19 terbanyak per 27 April 2020:

1. DKI Jakarta

Kasus positif: 3.869

Sembuh: 337

Meninggal: 367

2. Jawa Barat

Kasus positif: 951

Sembuh: 96

Meninggal: 78

3. Jawa Timur

Kasus positif: 796

Sembuh: 140

Meninggal: 88

4. Jawa Tengah

Kasus positif: 666

Sembuh: 88

Meninggal: 58

5. Sulawesi Selatan

Kasus positif: 440

Sembuh: 106

Meninggal: 37

6. Banten

Kasus positif: 382

Sembuh: 33

Meninggal: 40

7. Nusa Tenggara Barat

Kasus positif: 206

Sembuh: 22

Meninggal: 4

8. Bali

Kasus positif: 194

Sembuh: 81

Meninggal: 4

9. Papua

Kasus positif: 151

Sembuh: 32

Meninggal: 6

10. Kalimantan Selatan

Kasus positif: 150

Sembuh: 10

Meninggal: 6

Prediksi Kapan Pandemi Corona di Indonesia Berakhir

Ketika berbicara dalam wawancara eksklusif di acara Mata Najwa pada 22 April lalu, Presiden Joko Widodo mengaku optimistis pandemi corona di Indonesia bakal menurun ke level "ringan" bulan Juli mendatang, setelah memuncak pada Mei 2020. Optimisme Jokowi disertai catatan bahwa selama April hingga Juli 2020, masyarakat Indonesia harus disiplin mencegah penularan Covid-19.

Apakah prediksi Jokowi selaras dengan hasil studi sejumlah peneliti?

Salah satu studi terbaru mengenai prediksi kapan pandemi corona berakhir dirilis oleh Universitas Teknologi dan Desain Singapura (SUTD). Tim peneliti SUTD membuat pemodelan prediksi yang memperkirakan kapan berakhirnya pandemi corona di dunia dan sejumlah negara lain, termasuk Indonesia.

Studi yang dikerjakan tim SUTD tersebut berbasis pada analisis data kasus yang diperbarui hingga 25 April 2020. Riset data ini menggunakan model susceptible-infected-recovered (SIR). Model SIR ini diregresikan (diurutkan ke belakang) dengan data dari berbagai negara untuk memperkirakan kurva siklus pandemi dan memprediksi kapan pandemi berakhir di masing-masing negara.

Meski demikian, SUTD mengingatkan bahwa: "Prediksi pada dasarnya tidak pasti. Pembaca harus menilai prediksi apa pun secara hati-hati." Peringatan ini diberikan agar prediksi apa pun tidak memicu optimisme berlebihan yang berisiko membuat longgarnya kedisiplinan dalam mencegah penyebaran virus corona.

Hasil pemodelan SUTD menunjukkan kurva angka kasus pandemi corona di dunia kemungkinan terus melandai pada Mei hingga Juni mendatang. Sekitar 97 persen kasus diperkirakan berakhir pada 29 Mei 2020. Selanjutnya, kurva diperkirakan terus melandai hingga 8 Desember 2020, saat 100 persen kasus berakhir.

Sedangkan di Indonesia, kurva data kasus diperkirakan mulai bergerak melandai pada bulan Mei. Hasil studi SUTD juga memperkirakan 97 persen kasus Covid-19 di Indonesia akan berakhir pada 6 Juni 2020. Selanjutnya, pada 23 Juni 2020, sebanyak 99 persen kasus diprediksi berakhir. Dengan demikian, memasuki awal Agustus angka penambahan kasus baru diperkirakan telah berada pada level terendah.

Sebagai perbandingan, sejumlah peneliti di Indonesia sebelumnya telah merilis hasil pemodelan yang memprediksi periode pandemi corona di Indonesia.

Misalnya, pada Maret lalu, tim peneliti dari Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) Institut Teknologi Bandung (ITB) pernah memprediksi puncak penambahan kasus positif baru di Indonesia berakhir pada pertengahan April 2020. Hasil pemodelan data P2MS ITB saat itu memprediksi angka kasus harian baru terbanyak bisa mencapai 600.

Namun, salah satu anggota tim peneliti P2MS ITB, Nuning Nuraini mengakui hasil studi lembaganya tersebut memiliki kelemahan karena sekadar memakai pendekatan model matematika. "Tentu perlu dicatat, ini adalah hasil pemodelan dengan satu model yang saya rasa cukup sederhana dan sama sekali tidak mengikutkan faktor-faktor yang kompleksitasnya tinggi," kata Nuning seperti dilansir laman ITB.

Tidak heran, Nuning bersama sejumlah peneliti lain dan SimcovID team mengerjakan studi baru. Hasil studi yang dilansir pada 9 April lalu tersebut diklaim memakai pemodelan lebih realistis dan memperhatikan kompleksitas persoalan pandemi di Indonesia.

Tim yang mengerjakan kajian ini lebih banyak, terdiri atas belasan peneliti dari ITB, Unpad, UGM, Undana, UB serta akademikus asal Indonesia yang aktif di Essex & Khalifa University, University of Southern Denmark dan Oxford University.

Salah satu hasil studi tersebut ialah perkiraan kasus tidak terdeteksi di sejumlah provinsi. Dengan asumsi data yang diperbarui per 31 Maret 2020, kajian itu memperkirakan terdapat 32 ribu kasus positif Covid-19 yang tidak terdeteksi di DKI Jakarta. Sedangkan di Jawa Barat, diperkirakan ada 8.090 kasus tidak terdeteksi.

Prediksi lainnya pernah disampaikan tim peneliti yang dipimpin oleh Guru Besar Statistika UGM, Profesor Dedi Rosadi. Hasil pemodelan matematika yang dikerjakan Dedi menyimpulkan, pandemi corona di Indonesia diperkirakan berakhir pada penghujung Mei 2020, dengan estimasi jumlah total kasus minimal 6.174 pasien.

Analisis yang disampaikan oleh Dedi menunjukkan wabah Covid-19 di Indonesia akan berakhir dalam 100 hari setelah pengumuman kasus pertama. Sementara lonjakan tertinggi angka kasus Covid-19 di Indonesia diprediksi terjadi pada pekan kedua April 2020.

Namun, saat mengumumkan hasil studi ini pada awal April lalu, Dedi mengingatkan penurunan angka kasus baru dapat terjadi jika ada langkah pencegahan maksimal. Misalnya, kegiatan mudik ditiadakan dan aktivitas ibadah pada Ramadhan 2020 tidak melibatkan banyak orang di tempat umum, seperti masjid.

Update Corona Dunia: Jumlah Kasus Tembus 3 Juta Pasien

Berdasarkan data Worldometers yang diperbaharui per pukul 22.19 WIB, tanggal 27 April 2020, total jumlah kasus positif corona di dunia telah menembus angka 3 juta pasien.

Pada Senin malam (27/4/2020), jumlah kasus positif corona di dunia telah mencapai 3.019.246 pasien. Sedangkan angka kematian akibat Covid-19 totalnya mencapai 208.112 jiwa.

Data yang sama menunjukkan 889.310 pasien Covid-19 sudah sembuh. Namun, sebanyak 1,92 juta pasien lainnya hingga kini masih menjalani perawatan karena terinfeksi virus corona. Dari jumlah itu, 57.513 pasien (3 persen) dalam kondisi kritis.

Amerika Serikat, Spanyol dan Italia masih menjadi tiga negara dengan jumlah kasus terbanyak di dunia. Bahkan, dalam sehari terakhir, masih ditemukan ribuan kasus baru di AS dan Spanyol. Di AS ada 2.861 kasus baru. Sementara di Spanyol, 2.793 kasus baru ditemukan dalam sehari ini.

Jumlah kasus positif corona di Rusia juga meningkat dengan cepat dalam beberapa hari terakhir hingga melampaui angka infeksi di China. Sedangkan Indonesia, kini menempati posisi ke-36 dalam daftar negara dengan jumlah kasus terbanyak.

Daftar 10 negara dengan jumlah kasus terbanyak per 27 April 2020 adalah sebagai berikut:

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH