tirto.id - Kasus COVID-19 di Indonesia terus diupayakan tidak ada peningkatan saat libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan sekaligus Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Siti Nadia Tarmizi, Jumat (5/11/2021).
"Artinya kami memantau kondisi-kondisi yang terjadi, dari indikator PPKM (penerapan pembatasan kegiatan masyarakat), laju penularan, itu yang menjadi patokan kami. Artinya berapa kasus positif, berapa kematian, dan berapa orang yang dirawat di rumah sakit itu kami kontrol," kata Nadia kepada Antara, Jumat (5/11/2021).
Di samping itu, Kemenkes juga terus melihat angka positivity rate atau testing rate beserta data mengenai kepatuhan masyarakat menerapkan protokol kesehatan (prokes), seperti menggunakan masker.
Menurutnya, Kemenkes akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lain agar mobilitas masyarakat tidak sampai meningkat hingga lebih dari 10 persen. Seperti setelah Idul Fitri kemarin, kenaikan mobilitas yang drastis dapat menyebabkan angka positif COVID-19 meningkat.
"Aplikasi PeduliLindungi juga menjadi alat kami untuk melihat indikator tren penularan tadi," ucap Nadia.
Menurut Nadia, pemerintah perlu terus mengontrol penyebaran COVID-19 agar terus rendah hingga COVID-19 berstatus endemi dan bukan lagi pandemi. Jika sudah berhasil ditekan, endemi COVID-19 hanya akan ada di beberapa wilayah Indonesia dan muncul pada waktu-waktu tertentu.
Untuk itu, pemerintah juga terus mempercepat vaksinasi COVID-19 bagi seluruh masyarakat Indonesia. Pencegahan penyebaran COVID-19 penting agar pandemi lekas menjadi endemi.
"Kalau nanti di endemi itu pada daerah-daerah tertentu dalam periode yang sangat panjang dan lama itu kita sudah bisa menekan kasus serendah mungkin artinya positivity rate itu terus di bawah 1 persen," imbuhnya.
Editor: Iswara N Raditya