Menuju konten utama

Upaya Jakarta Jadi Kota Global Melalui Penataan SJUT dan Trotoar

Pemprov DKI Jakarta diharapkan terus menjamin keselamatan warga lewat trotoar yang aman, nyaman, dan bebas dari kabel yang menjuntai.

Upaya Jakarta Jadi Kota Global Melalui Penataan SJUT dan Trotoar
Petugas Dinas Bina Marga Pemprov DKI Jakarta melakukan penataan Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) di sejumlah ruas jalan di Jakarta. (FOTO/Dok. Pemprov DKI Jakarta)

tirto.id - Memiliki trotoar aman dan nyaman merupakan syarat mutlak bagi Jakarta menuju kota global. Upaya ini juga terus diwujudkan lewat penataan Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT).

Masalah kabel-kabel tumpang tindih, menjuntai, menonjol di tanah, serta jalan bolong imbas galian memang jadi persoalan yang kerap dikeluhkan warga Jakarta. Selain mengganggu estetika, keselamatan warga pun turut terancam jika masalah ini tak dibenahi serius oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono gencar menggalakkan pembenahan SJUT dan penataan trotoar, agar persoalan klasik ini bisa hilang dari kota Jakarta. Upaya ini turut dirasakan manfaatnya oleh warga.

Misalnya, Nafis, pria asal Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Saat ini ia merasa lebih nyaman dan aman berjalan di trotoar yang sudah dilakukan penataan SJUT.

Pegawai swasta yang setiap hari berjalan di sekitar Jalan Tendean, Senopati, hingga M. H. Thamrin ini berharap, pembenahan SJUT bisa terus digalakkan Pemprov) DKI Jakarta.

“Lebih nyaman kalau jalan di trotoar yang kabelnya sudah (ditata) SJUT. Enggak khawatir juga sama kabel menjuntai,” kata Nafis saat ditemui reporter Tirto, Senin (1/7/2024).

Nafis cukup lega kini, sebab di sejumlah jalan yang sering ia lalui tadi, kabel-kabel semrawut sudah tak menggantung. Ia berharap, seluruh jalan dan trotoar di Jakarta sudah ditata SJUT-nya.

Nafis percaya Jakarta mampu menjadi kota global yang ramah pejalan kaki dan aman bagi seluruh warga. Dia berharap, Pemprov DKI Jakarta bisa terus menjamin keselamatan warga lewat trotoar yang aman, bebas dari kabel yang menjuntai, serta nyaman dilalui semua orang.

“Tentu khawatir kalau enggak ditata. Kan kabel menjuntai bisa membahayakan nyawa warga. Ini saya harapkan agar terus dilanjutkan,” ucap Nafis.

Lewat keterangan tertulis pada Senin (1/7/2024) sore, Dinas Bina Marga (DBM) Provinsi DKI Jakarta memastikan akan terus melanjutkan upaya penataan SJUT dan trotoar. Pada Januari-Mei 2024, DBM Provinsi DKI Jakarta sudah menertibkan sekitar 14 kilometer kabel udara.

Upaya ini terus konsisten dilakukan melalui terbitnya sejumlah aturan. Misalnya, Peraturan Gubernur [Pergub] DKI Jakarta Nomor 106 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyelenggaraan Infrastruktur Jaringan Utilitas. Di samping itu, DBM Provinsi DKI Jakarta juga menerbitkan Surat Pelarangan Pemasangan Tiang Utilitas dan Penarikan Kabel Udara Baru Tanpa Izin yang melarang pemasangan kabel udara serta tiang baru di Jakarta.

Untuk pembangunan trotoar yang inklusif, Dina Bina Marga Provinsi DKI Jakarta selama ini menjalankan Pedoman Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki No. 07/ P/ BM/ 2023 serta Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 58 Tahun 2022 tentang Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Complete Street Secara Terpadu.

“Hal ini dilakukan untuk mencegah penambahan kabel udara yang semrawut dan tidak terkendali,” ujar DBM Provinsi DKI Jakarta dalam keterangan tertulisnya kepada Tirto.

Selama 2024, DBM Provinsi DKI Jakarta sudah membenahi kabel di tujuh ruas jalan, yakni Jalan Balap Sepeda; Kayu Putih Raya; Senopati; Suryo; Kapten Tendean; Jenderal Gatot Subroto; serta Jalan Gajah Mada-Hayam Wuruk.

Petugas Dinas Bina Marga Pemprov DKI Jakarta

Petugas Dinas Bina Marga Pemprov DKI Jakarta melakukan penataan Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) di sejumlah ruas jalan di Jakarta. (FOTO/Dok. Pemprov DKI Jakarta)

Mampu Raih Gelar Kota Global

Aktivis Forum Warga Jakarta (Fakta), Azas Tigor Nainggolan, optimistis Jakarta mampu meraih gelar kota global, jika terus mengupayakan trotoar aman dan nyaman bagi warga. Menurutnya, dua tahun belakangan ini, Pj. Gubernur Heru terus menggalakkan ke jajarannya agar tak berhenti menata trotoar dan melakukan penghijauan di banyak ruang publik.

“Membuktikan mampu sekali [Jakarta] menjadi kota global. Masalah kabel, tinggal Perangkat Daerah bergerak saja. Trotoar sudah mulai oke, artinya sudah ada perbaikan. Tapi memang perlu dijaga itu, supaya tetap bagus,” tuturnya kepada reporter Tirto, Senin (1/7/2024).

Azas menilai, tantangan saat ini adalah bagaimana penataan SJUT dan pembenahan trotoar bisa dipercepat. Ia menganggap Pj. Gubernur Heru sudah jelas menginginkan pembenahan kabel semrawut yang komprehensif.

Menurutnya, sikap itu tergambar saat insiden seorang mahasiswa terjerat kabel menjuntai milik perusahaan telekomunikasi pada awal tahun lalu. “Kan enggak mungkin Mas Heru kerja langsung sendirian kan? Ya, ini juga aparat di lapangan perlu kerja lebih serius dan percepat penataan trotoar dan SJUT,” bebernya.

Menurutnya, kondisi trotoar di Jakarta saat ini lebih baik dan diharapkan terus dilakukan upaya penataan. Dia memandang perlu kerja sama seluruh pihak menjaga trotoar Jakarta agar terus nyaman dan aman.

Misalnya, upaya warga sebagai pengguna trotoar dan para pedagang untuk sadar memelihara trotoar dari sampah dan parkir liar. Di sisi lain, Azas berharap ada ketegasan juga dari aparat di lapangan dalam menindak pelanggaran yang terjadi di trotoar.

“Pelaksanaannya memang harus cepat. Tinggal memang pelaksana ini harus bergerak, kebijakan kan sudah ada,” jelasnya.

Heru Budi Hartono

Pj Gubernur DKI terus intervensi kasus stunting pada anak di Jakarta. Foto/Istimewa

Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta memang mengakui, masih ada tantangan dalam penataan SJUT dan trotoar. Selain itu, keterbatasan ruang di kebanyaan ruas jalan di Jakarta menjadi salah satu tantangan yang masih perlu dihadapi.

Penerapan konsep complete street di Jakarta pun masih terbatas di beberapa ruas jalan yang memiliki ruang memadai. Misalya, di Jalan Sudirman-Thamrin dan Pattimura. Kendati demikian, DBM Provinsi DKI Jakarta menegaskan, bakal terus berupaya mencari solusi dan strategi tepat untuk membenahi persoalan keterbatasan ruang ini.

Untuk kelancaran sinergi dalam penataan SJUT, DBM Provinsi DKI Jakarta menerapkan mekanisme penggunaan satu vendor atau kontraktor buat semua provider relokasi jaringan utilitas. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembenahan yang dilakukan.

“Dengan menggunakan satu vendor atau kontraktor, proses relokasi kabel dapat dilakukan dengan lebih terkoordinasi dan terintegrasi, sehingga meminimalkan bongkar pasang yang berulang,” pungkas keterangan Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta.

Pencabutan kabel utilitas udara di Jakarta

Petugas mencabut kabel utilitas udara di Jalan MT Haryono, Pancoran, Jakarta, Selasa (25/6/2024). ANTARA FOTO/Reno Esnir/wpa/tom.

Baca juga artikel terkait PEMPROV DKI atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Bayu Septianto