tirto.id - Calon presiden kubu independen berhaluan tengah Emmanuel Macron semakin menguatkan posisinya sebagai favorit pemenang pemilihan Presiden. Hal ini kian tampak setelah pada debat televisi terakhir Macron unggul melawan calon dari kubu kanan ekstrem Marine Le Pen.
Tiga hari sebelum putaran terakhir Pemilu Perancis paling penting dalam beberapa dekade terakhir, investor yang lebih memburu obligasi Perancis ketimbang surat utang Jerman mencapai titik tersempit dalam enam bulan terakhir.
Dilansir dari Antara, Jumat (5/5/2017), kondisi itu menandakan Le Pen yang menjadi mimpi buruk jika menjadi presiden Perancis, telah kehilangan peluang terakhirnya dalam mengungguli Macron.
Kedua kandidat memiliki pandangan berbeda soal Eropa dan posisi Perancis di dunia. Le Pen ingin menutup perbatasan dan keluar dari mata uang euro, sebaliknya Macron ingin lebih rapat bekerja sama dengan Eropa dan membuka perekonomian.
Sebelumnya, berdasarkan jajak pendapat Elabe untuk BFMTV, sebanyak 63 persen pemirsa menyebut Macron lebih meyakinkan pada debat Rabu (3/5/2017) waktu setempat lalu sehingga memperkuat posisinya sebagai favorit menduduki Istana Elysee.
Sementara itu, jajak pendapat kedua dari Harris Interactive menyimpulkan 42 persen responden memandang Macron yang berusia 39 tahun lebih meyakinkan dalam debat di mana kedua calon berbalas retorika keras menyangkut perekonomian, euro, dan bagaimana memerangi terorisme.
"26 persen responden menilai Le Pen (48 tahun) lebih meyakinkan, sedangkan 31 persen tidak memilih keduanya," kata Harris.
Dan pada jajak pendapat Kamis (4/5/2017) waktu setempat, survei Ifop-Fiducial menunjukkan Macron memperlebar keunggulannya atas Le Pen dengan 61-39 persen dari 60-40 sehari sebelumnya
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari