Menuju konten utama

Turnbull Diprediksi Menang Tipis Dalam Pemilu Australia

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull pada Rabu diperkirakan bakal menang tipis untuk mempertahankan jabatannya dalam memperoleh suara yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan melalui pemilihan umum. Keputusan akhir perhitungan suara belum akan diketahui secara pasti dalam beberapa pekan mendatang sehingga membuat Australia berada dalam vakum politik.

Turnbull Diprediksi Menang Tipis Dalam Pemilu Australia
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull. Antara Foto/Aap/Lukas Coch/via Reuters.

tirto.id - Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull pada Rabu (6/7/2016) diperkirakan bakal menang tipis untuk mempertahankan jabatannya dalam memperoleh suara yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan melalui pemilihan umum.

Perkiraan terbaru dari stasiun radio ABC menunjukkan bahwa koalisi Liberal-Nasional yang mendukung Turnbull akan memperoleh 71 dari total 150 kursi dalam majelis rendah. Sementara itu, kelompok kiri tengah yang dipimpin Partai Buruh mendapat 67 suara.

Selisih empat kursi tersebut masih sangat tipis mengingat ada 1,5 juta suara yang belum dihitung oleh komisi pemilihan umum Australia yang digelar pada Sabtu lalu (2/7/2016).

Keputusan akhir perhitungan suara belum akan diketahui secara pasti dalam beberapa pekan mendatang sehingga membuat Australia berada dalam vakum politik.

"Pihak pemerintah masih berada di jalur kemenangan untuk membentuk kabinet baru," kata Menteri Keuangan Australia Scott Morrison kepada ABC.

Kedua pihak yang berseteru dalam pemilihan umum harus memperoleh 76 kursi yang membentuk kabinet pemerintahan yang disetujui oleh majelis perwakilan rakyat setempat.

Saat ini kedua pihak juga tengah memperebutkan dukungan calon-calon independen yang dipastikan memperoleh empat kursi.

"Skenario yang paling mungkin terjadi adalah terbentuknya koalisi mayoritas yang sangat tipis," kata pakar survei ABC, Anthony Green.

Perjudian politik Turnbull untuk menggelar pemilu lebih awal gagal membuahkan hasil yang dia harapkan. Sebagaimana terlihat dalam proyeksi ABC, tidak ada mandat yang jelas dari rakyat Australia untuk agenda pemotongan pajak korporasi.

Hasil yang mengecewakan tersebut membuat Turnbull mendapat serangan dari dalam maupun luar koalisinya.

Meski dikritik oleh kalangan internal sendiri, Turnbull sebagai pemimpin Partai Liberal masih aman posisinya dalam jangka pendek.

Di sisi lain, lonjakan dukungan bagi calon-calon independen membuat agenda Turnbull termasuk diantaranya pembebasan pajak korporasi senilai 37,19 dolar AS selama 10 tahun semakin tidak mungkin terlaksana.

Jika pun koalisi pemerintah berhasil memenangi mayoritas kursi parlemen, maka Turnbull masih harus memperjuangkan legislasi di level Senat yang komposisi kursinya jauh lebih beragam.

Pemilu pada Sabtu lalu secara politis ditujukan untuk mengakhiri kekacauan politik di Australia, di mana ada empat perdana menteri hanya dalam tiga tahun.

Namun, hal yang terjadi justru sebaliknya. Otoritas Turnbull hancur dalam waktu kurang dari setahun, sejak dia menyingkirkan mantan perdana menteri Tony Abbott dalam kudeta internal partai.

Sementara itu, Partai Nasional sebagai sekutu koalisi pendukung Turnbull, juga sudah mulai menyuarakan tuntutannya agar diberi wewenang yang lebih karena partai tersebut memperoleh suara di atas perkiraan.

Partai Nasional dikenal sangat keras menentang kepemilikan asing dan perdagangan. Pada Mei lalu, mereka berhasil menggagalkan upaya China mengakuisisi perusahaan peternak sapi besar, S. Kidman & Co, karena dinilai tidak sesuai dengan kepentingan nasional.

Baca juga artikel terkait POLITIK

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo