Menuju konten utama

Turki: Gulen di Belakang Upaya Kudeta

Pihak pemerintah Turki mengungkapkan dalang upaya kudeta yang gagal di negaranya adalah para pengikut ulama Fethullah Gulen, yang bermukim di AS.

Turki: Gulen di Belakang Upaya Kudeta
Presiden Turki Erdogan memberikan pernyataan mengenai percobaan kudeta di Istanbul, Turki, Sabtu (16/7/2016). [Antara foto/reuters/Huseyin Aldemir]

tirto.id - Satu faksi dalam angkatan bersenjata Turki berusaha merebut kekuasaan alias kudeta. Mereka dianggap para pengikut setia ulama Fethullah Gulen.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menejelaskan dalam pembicaraan lewat telepon dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry bahwa para pengikut ulama Fethullah Gulen, yang bermukim di AS, berada di belakang usaha kudeta. Namun, Cavusoglu tidak membahas langsung kemungkinan ekstradisi para ulama itu.

Kelompok militer yang berupaya mengkudeta pemerintah menggunakan tank-tank dan helikopter-helikopter. Beberapa menyerang markas intelejen Turki dan parlemen di Ankara, dan yang lainnya menguasai sebuah jembatan utama di Istanbul. Sebanyak 161 orang terbunuh, termasuk banyak warga sipil, dalam kekerasan tersebut.

"Topik ektradisi tidak muncul dalam pembicaraan kami kemarin. namun saya katakan laangsung sekali lagi bahwa ini adalah sebuah usaha oleh Gulen yang tinggal di negara mereka, dan strukturnya berada dalam militer," kata Cavusoglu dalam satu wawancara di Ankara.

Presiden Turki Tayyip Erdogan secara resmi menyebut gerakan keagamaan Gulen sebagai kelompok teroris pada Mei. Erdogan mengatakan akan mengejar para anggotanya. Turki telah lama mengajukan permintaan para pengikut Gulen diekstradisi dari AS.

Cavusoglu mengatakan militer sekarang perlu "dibersihkan" dari pengaruh Gulen.

"Bila pembersihan selesai, militer kami akan lebih kuat, tentara kami lebih kuat, memberikan dukungan dan koordinasi lebih baik kepada NATO," katanya.

Menurutnya, tentara di pangkalan angkatan udara Incirlik, di bagian selatan Turki, digunakan oleh militer AS untuk melancarkan serangan-serangan udara terhadap para militan IS di Suriah, terlibat dalam usaha kudeta dan mereka ditangkapi.

"Bila operasi-operasi ini rampung, kami akan melanjutkan perang kami terhadap Daesh (IS) bersama negara-negara yang tergabung dalam koalisi, atau dalam kerangka kerja NATO, dan memeulai kembali kerja sama dengan NATO," kata Cavusoglu.

Ia juga mengatakan para sekutu Turki, termasuk sekutu dari negara-negara anggota NATO di Barat dan kekuatan-kekeuatan regional seperti Arab Saudi, Qatar dan Iran telah menunjukkan dukungan jelas bagi pemerintahan terpilih Turki dan mengeluarkann kutukan atas usaha kudeta tersebut.

Presiden Tayyip Erdogan telah menuduh para pelaku kudeta berusaha membunuhnya, dan melancarkan pembersihan di tubuh angkatan bersenjata, yang menggunakan kekuatan untuk mengadakan sebuah kudeta berhasil lebih 30 tahun lalu.

"Mereka akan membayar mahal atas hal ini," kata Erdogan, yang mendapat protes-protes terhadap pemerintahannya tiga tahun lalu.

"Pergolakan ini merupakan pemberian dari Tuhan kepada kita karena akan jadi alasan untuk membersihkan tentara kita."

Sebuah saluran televisi melaporkan bahwa pembersihan di jajaran instansi keadilan juga sedang berjalan.

Diberitakan bahwa sejumlah panglima militer ditahan oleh para pelaku kudeta. Pada Sabtu malam masih ada kantung-kantung pemberontak tetapi pemerintah menyatakan situasi sepenuhnya terkendali, dengan menyatakan 2.839 orang telah diamankan mulai dari prajurit berpangkat rendah hingga perwira.

Baca juga artikel terkait POLITIK atau tulisan lainnya dari Suhendra

tirto.id - Politik
Reporter: Antara
Penulis: Suhendra
Editor: Suhendra