Trump Sesumbar Pemilu Pendahuluan Telah Usai

tirto.id - Donald Trump sesumbar. Minggu (1/5/2016) waktu setempat, bakal calon presiden utama dari Partai Republik itu berkata bahwa dia pada dasarnya telah menjadi calon presiden Amerika Serikat dari partai yang menaunginya itu jika memenangi pemilihan pendahuluan di negara bagian Indiana Selasa waktu setempat atau Rabu WIB lusa, di tengah keunggulan besarnya dari Ted Cruz, pesaing utamanya.

Sebuah jajak pendapat terbaru dari NBC/Wall Street Journal/Marist menunjukkan bahwa Trump akan unggul besar di Indiana, 49 persen melawan 34 persen dari Cruz dan 13 persen untuk Gubernur Ohio John Kasich.

Dalam wawancara dengan Fox News Sunday, pengusaha real estate berusia 69 tahun itu mengatakan kemenangan pada pemilu pendahuluan di Indiana akan memastikan dia menjadi calon presiden resmi dari Republik ketika ia ditanyai apakah kemenangan di Indiana akan mengakhiri kontes calon presiden Republik.

"Ya, itu sudah selesai. Sudah selesai," kata Trump.

Jajak pendapat menunjukkan Cruz menghadapi tantangan sangat berat di tengah usaha senator konservatif dari Texas ini untuk menjegal Trump agar tidak memenangkan 1.237 delegasi yang dibutuhkan untuk memenangkan kursi nominasi Partai Republik.

Jika tak berhasil menjegal Trump, maka Cruz hanya dapat menumpukan harapannya pada konsensus partai bagi calon alternatif selain Trump pada Konvensi Nasional Republik di Cleveland pada 18-21 Juli.

"Saya tahu banyak media yang ingin melihat saya menyerah kepada Donald Trump karena itu artinya Hillary [Clinton] menang. Media telah mengeluarkan 2 miliar dolar AS untuk iklan gratis bagi Donald Trump," kata Cruz.

Sebagai catatan, bakal calon presiden utama dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, saat ini tengah mengungguli saingannya Senator Bernie Sanders.

Cruz mengaku memiliki momentum di Indiana karena telah memilih mantan bakal calon presiden Carly Fiorina untuk calon wakil presidennya. Dia sendiri mendapat dukungan dari Gubernur Indiana Mike Pence.

Untuk diketahui, rakyat Amerika Serikat akan melaksanakan pesta demokrasi untuk memilih pengganti Presiden Barack Obama pada 8 November mendatang, demikian seperti dikutip dari Reuters.