Menuju konten utama

Trump Indikasikan Akan Cabut Sanksi AS untuk Rusia

Donald Trump mengindikasikan akan mencabut sejumlah sanksi, yang dijatuhkan oleh pemerintahan Presiden Barack Obama pada Desember 2016 terkait skandal peretasan pusat data pemilihan umum AS, jika pihak Moskow berperan besar dalam memerangi terorisme dan tujuan lain yang sesuai dengan kepentingan Washington.

Trump Indikasikan Akan Cabut Sanksi AS untuk Rusia
Donald Trump dan Stephen Bannon (kanan), pemimpin eksekutif Breitbart News, media politik konservatif Amerika. AP Photo/ Evan Vucci

tirto.id - Donald Trump selaku presiden terpilih Amerika Serikat (AS) mengindikasikan akan mencabut sejumlah sanksi, yang dijatuhkan oleh pemerintahan Presiden Barack Obama pada Desember 2016 terkait skandal peretasan pusat data pemilihan umum AS, jika pihak Moskow berperan besar dalam memerangi terorisme dan tujuan lain yang sesuai dengan kepentingan Washington.

Dalam wawancara dengan surat kabar demikian laporan Wall Street Journal (WSJ), Trump mengemukakan bahwa sanksi hanya akan bertahan jika Rusia tak memberikan kontribusi yang jelas bagi AS. "Jika anda berhubungan baik dan jika Rusia membantu kita, lalu kenapa kita harus menerapkan sanksi kepada pihak yang berguna bagi kita?" ujar Trump dalam wawancara yang dipublikasikan WSJ edisi Jumat (13/1/2017).

Selain itu, Trump mengaku siap bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin setelah resmi diangkat menjadi Presiden AS pada 20 Januari 2017. "Saya mengerti jika mereka ingin bertemu dengan saya," katanya.

Trump juga mengungkapkan visinya mengenai Beijing, terutama terkait kebijakan "satu Cina" yang menjadi landasan sikap AS dengan Taiwan selama beberapa dasawarsa terakhir ini. "Semuanya bisa dirundingkan, termasuk kebijakan satu Cina," kata dia.

Sebelumnya, Trump memicu amarah Republik Rakyat Cina (RRC) setelah menerima telepon dan ucapan selamat dari pemimpin Taiwan. Dia juga sempat mempertanyakan kebijakan "satu Cina" yang selama ini diterapkan AS. AS selama ini menerima sikap RRC, dan mengakui Taiwan adalah bagian dari negara Cina daratan.

Pada masa kampanye menjelang pemilu presiden, Trump juga pernah menyebut Cina sebagai menipulator mata uang untuk memperkuat ekspor. Dalam wawancara dengan WSJ, dia mengatakan bahwa dirinya tidak akan segera memutuskan kebijakan. "Saya akan berbicara dengan mereka terlebih dahulu. Jelas mereka adalah manipulator mata uang. Tapi, saya tidak akan melakukan hal itu (menjatuhkan sanksi)," katanya.

Trump menimpali, "Mereka menurunkan mata uang mereka secara sengaja. Akibatnya, perusahaan kami tidak bisa berkompetisi dengan sehat karena mata uang AS terlalu kuat. Ini membunuh kami".

Baca juga artikel terkait AS-RUSIA atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Politik
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan