Menuju konten utama

Transkrip Debat Perdana Pilgub DKI Jakarta Segmen Dua

Rasio ketimpangan antara yang kaya dan miskin di Jakarta adalah salah satu yang tertinggi di Indonesia. Tingkat kemiskinan sendiri juga relatif masih belum bergerak turun? Lantas apa saja jawaban Ahok, Anies dan Agus saat debat perdana Pilgub DKI Jakarta 2017 tadi malam?

Transkrip Debat Perdana Pilgub DKI Jakarta Segmen Dua
Tiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (kiri)-Sylviana Murni (kedua kiri), Basuki Tjahaja Purnama (ketiga kiri)-Djarot Saiful Hidayat (ketiga kanan), Anies Baswedan (kedua kanan)-Sandiaga Uno (kanan) mengikuti Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (13/1). Debat calon Gubernur dan Wakil Gubernur pertama tersebut mengangkat tema pembangunan sosial ekonomi untuk Jakarta. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww/17. *** Local Caption ***

tirto.id - IRA KUSNO: Rasio ketimpangan antara yang kaya dan miskin di Jakarta adalah salah satu yang tertinggi di Indonesia. Tingkat kemiskinan sendiri juga relatif masih belum bergerak turun. Pertanyaannya, kepada paslon nomer satu.

Dalam waktu dua menit, jelaskan langkah yang akan Anda ambil untuk solusi masalah tersebut, terutama dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi dominasi penguasaan aset agar ketimpangan dan kemiskinan bisa secara konkret di kurangi. Silahkan.

AGUS: Benar bahwa angka kemiskinan di Jakarta masih cukup besar. Ada 360 ribu atau 128 ribu keluarga yang tergolong miskin dan kurang mampu. Disitu lah mengapa Agus-Sylvi menawarkan program bantuan langsung sementara.

Ingat, sementara. Ini adalah artinya memberikan bantuan meyakinkan keluarga miskin dapat makan.

Kami berkeliling bergerilya ke lapangan. Menemui masyarakat yang makan sehari-hari pun masih sulit. Yang kedua, kami ingin juga meyakinkan bahwa tidak hanya mereka diberikan bantuan sementara secara ekonomi, secara makro kita ingin meningkatkan pertumbuhan.

Economic growth with equity.

Berkeadilan, karena dengan pertumbuhan yang baik maka akan menggerakan. Akan tercipta yang lebih baik. Lebih banyak lagi lapangan pekerjaan. Disitulah kita bisa menyerap angka pengangguran terbuka saat ini dan mengurangi pengangguran.

Disamping itu juga, kita memiliki bantuan atau skema bantuan dana bergulir. Modal usaha tanpa bunga yang tepat sasaran dengan pendampingan. Dan diharapkan dapat mengembangkan UMKM, sekaligus bisa mengurangi pengangguran juga. Ini kita harapkan dapat mengurangi pengangguran cukup signifikan selama lima tahun ke depan.

Yang ketiga, kita juga ingin dengan program-program infrastruktur yang kita angkat yaitu program rumah rakyat untuk mengatasi black lock 300 ribu unit di Jakarta. Ini harapannya juga semakin menyerap tenaga kerja. Dari program yang kami tawarkan tersebut, paling tidak ada 114 items unit usaha yang bergulir. Ini adalah sebagai ripple effect dari program-program tersebut.

Dengan demikian, bahwa kita berharap lapangan pekerjaan Jakarta semakin terbuka, masyarakatnya semakin baik, memiliki daya baik pula.

Dengan sendirinya ketimpangan akan menurun. Kita tahu bahwa masyarakat masalah ketimpangan gini ratio masih cukup tinggi. Dan ini harus kita selesaikan dengan cara menarik simpati dari mereka yang sudah luar biasa hidupnya untuk membantu saudara-saudaranya yang lemah. Terima kasih.

IRA KUSNO: Saya berikan Anda pertanyaan yang sama kepada paslon nomer dua. Dalam waktu dua menit jelaskan langkah yang akan Anda ambil untuk solusi masalah ketimpangan sosial dan kemiskinan, terutama dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi dominasi penguasaan aset agar hal tersebut bisa secara kongkrit dikurangi. Silahkan.

AHOK: Iya memang kita ketahui, gini ratio di DKI lebih tinggi di nasional. Tapi kita jangan lupa tahun 2013 ketika kami masuk ke DKI, perbedaan ratio gini ratio DKI dengan nasional itu jauh sekali, 0.43 dan 0.41. Nah sekarang kita sudah 0.41 dan 0.4.

Lalu kita juga mengatakan pengangguran juga sama. Ketika kami masuk tahun 2013 pengangguran itu 8.3%. Sekarang jadi 6%. Nah nasional itu hanya turun dari 5 ke 5 saja.

Jadi, kita harus melihat gep yang berhasil kami turunkan begitu luar biasa. Orang bertanya kok bisa diturunkan? Padahal orang miskin Jakarta selalu ada sama kita. Orang dari luar kota akan tetap datang tetap terhitung miskin.

Karena kami melaksanakan enam program. Jaminan kesehatan ini adalah tanggungan semesta. Siapapun mau masuk kelas III kami tanggung, jaminan sekolah sampai kuliah tahun lalu kita sediakan 18 juta yang bisa lolos untuk perguruan tinggi negeri.

Lalu jaminan perumahan, hanya 5 ribu sampai 15 ribu perhari. Lalu kami jaminan transportasi , orang yang gaji UMP yang tinggal di rumah susun tidak bayar transport.

Kami telah menambah dua kali lipat 55 trayek baru, supaya ini murah. Lalu apa yang ke-5? Sembako. Harga beras menurut laporan Bank Indonesia, paling stabil lima tahun terakhir. Karena kami memanfaatkan BUMD yang memang bekerja dengan baik. Memang cabe masih belum.

Yang keenam kami menawarkan modal usaha dengan pola bagi hasil. Kami modalin semua, nanti begitu dapat hasil, kurangi biaya, yang kerja dapat 80 persen, 20 persen untuk kami, yang setelah anggotanya banyak, 20 persen ini akan ditaro di koperasi.

Jadi kami tidak setuju melakukan bantuan langsung tunai. Karena itu tidak mendidik. Kami seperti orang tua, yang mendidik anak yang rajin harus kerja, yang tidak rajin tidak boleh dapet. Demikian program. Terimakasih semua.

IRA KUSNO: Baik saya langsung pertanyaan yang sama kepada paslon yang ketiga. Dalam dua menit jelaskan langkah yang akan Anda ambil, untuk solusi ketimpangan sosial dan kemiskinan terutama dalam menciptakan lapangan-lapangan pekerjaan dan mengurangi dominasi penguasaan aset agar hal tersebut bisa secara konkret berkurang?

ANIES: Bila tadi kita dengar, pasangan calon pertama memberikan ikannya. Pasangan kedua memberikan kailnya. Ikan dan kail baik diberikan. Tapi jika kolamnya masih ada, bagian kami menyiapkan, memastikan kolamnya masih tersedia. Di sini penting, apalah artinya dengan ikan dan kail bila kolamnya habis?

Karena itu justru yang menjadi penting bagian kita adalah kita tidak mendekati masalah kemiskinaan semata-mata sebagai masalah sosial. Tapi masalah peningkatan kesejahteraan.

Kami bukan memerangi kemiskinan.

Pendiri republik ini tidak pernah mengatakan memerangi kemiskinan. Mereka mengatakan memajukan kesejahteraan umum. Mereka mengatakan mencerdaskan kehidupan bangsa. Mereka tidak mengatakan memerangi kebodohan. Optimisme pesan positif, dan disini yang kami hadirkan, 44 pusat pertumbuhan ekonomi di Jakarta yang akan menumbuhkan lapangan pekerjaan.

Karena itu program Oke Oce yang tadi disampaikan oleh Bang SANDI lebih dari sekedar menumbuhkan wirausaha. Ini adalah program untuk pertumbuhan ekonomi yang nanti akan menyiapkan lapangan pekerjaan.

Yang tidak kalah penting, tidak semata-mata bergantung pada pemerintah.Jakarta adalah kota dimana perekonomian Indonesia berpusat. Kita gerakan sektor swasta, bekerja tidak hanya yang besar-besar saja.

Sebagai contoh, Anda penjahit di kampung, maka umumnya melayani tetangganya. Kami siapkan programnya, agar Anda menjahit di kampung, tetapi order yang Anda terima, tersambung dengan perusahaan-perusahaan besar. Dengan begitu ada sambungan antara home industry dengan large industry.

Lakukan itu di seluruh Jakarta. Maka yang terjadi bukan sekedar mengentaskan kemiskinan. Bukan sekedar mengentaskan ketimpangan, yang terjadi adalah maju bersama. Kesejahteraan bergerak. Dan insya Allah, maju kota nya, bahagia warganya.

IRA KUSNO: Kini terbuka ruang untuk para kandidat untuk menaggapi. Akan di mulai dari paslon kedua. Silahkan paslon nomer dua menaggapi pernyataan dari paslon nomer satu dan tiga.

Anda boleh mengeluarkan kritik atau argumen, atau menunjukan dengan jelas mengapa program Anda lebih unggul dengan yang lain? Waktunya adalah satu setengah menit.

DJAROT: Untuk paslon nomor 1. Pertanyaan saya adalah, bagaimana mengelola dana 10 miliar oleh RT dan RW? Supaya..

AHOK: satu, satu miliar.

DJAROT: Satu miliar untuk RT dan RW.

Untuk RT dan RW supaya mereka bisa mempertanggungjawabkan dan tidak masuk penjara. Untuk paslon nomer tiga. Kami memberdayakan warga masyarakat yang sekarang sudah eksis ada 132 UMKM dibawah bimbingan.

Kita menyediakan dana 1 triliun rupiah. Sekarang bagaimana caranya menciptakan 200 ribu pengusaha-pengusaha baru dan membutuhkan biaya yang sangat besar. Karena berdasarkan studi mengatakan bahwa binaan itu hanya 10% yang berhasil.

Berarti kita membutuhkan sekitar dua juta. Uji coba supaya 20% nya bisa tercapai membutuhkan dana yang besar. Dananya diambil darimana? Dan cost apa yang akan dikurangi? Terimakasih.

IRA KUSNO: Baik. Selanjutnya adalah paslon nomer tiga boleh memberikan tanggapan boleh dalam bentuk kritik atau argumen mengapa program Anda lebih unggul daripada yang lain? Silahkan kepada paslon dua dan paslon satu.

SANDI: Terima kasih. Pertanyaannya untuk Pak Djarot. Angka 10% itu darimana? Saya ini membina UMKM sudah 15 tahun lebih. Angkanya kalau kita banding terbalik. Kalau ada pendampingan dari 10 pengusaha yang kita create atau kita mulai ada 80% yang sukses.

Kuncinya adalah pendampingan. Kuncinya adalah mentoring. Kuncinya adalah di one kecamatan one center for entrepreneurship. Saya melihat ada ketidakberpihakan, pada sistem sekarang.

Dimana yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Yang usaha besar makin besar, yang usaha kecil makin terpuruk. Nah disini saya melihat Ibu Nurhayati di Bukit Duri. Dia tadinya berjualan nasi uduk 12 liter sehari. Tapi karena kebijakan dari pemprov sekarang yang tidak memastikan lahan usaha, tidak memberikan permodalan, tidak memberikan pendampingan. Akhirnya dia harus terus menerus tergerus usahanya. Ini yang membuat saya terenyuh.

Dan menurut saya program kami Oke Oce bisa menciptakan dua ratus ribu lapangan pekerjaan baru. Saya punya pengalaman. Saya pernah membina. Beberapa komunitas dalam terakhir kali dua minggu terakhir sudah 1500 pengusaha yang lahir melalui program Oke Oce. Terimakasih. Maju Kotanya, bahagia warganya.

IRA KUSNO: Berikutnya kepada paslon satu saya berikan untuk menanggapi. Boleh malakukan kritik sekali lagi, atau pun argumen menjelaskan mengapa program Anda lebih unggul dibandingkan dengan paslon yang lain. Paslon dua dan tiga dalam hal ini?

AGUS: Terimakasih Mba Ira Kusno. Setahu saya sesi ini belum bertanya tapi menanggapi apa yang sudah tadi kita sudah sampaikan. Sehingga saya ingin menanggapi apa yang tadi sudah di sampaikan oleh paslon dua dan tiga.

Yang pertama begini, kalau ada pemimpin yang ingin membantu rakyatnya berdasar konstitusi membantu rakyat miskin, dianggap membodohi. Saya pikir itu tidak punya hati. Karena konstitusi kita mengatakan bantu lah mereka yang sulit hidupnya. Dan disini lah keterpanggilan kami untuk membantu mereka. Ingat, sementara.

Dan biaya atau anggarannya pun sangat terukur. 400 ribu sebulan. 500 ribu setahun. Dikali 128 ribu. 650 miliar. Tidak ada apa-apanya dengan 70 triliun APBD kita. Tidak ada program bagi-bagi uang. Bagaimana untuk mereka memegang kail, kalau untuk mengambil ikannya pun tidak bisa. Ini adalah masalah kemanusiaan.

Jangan membiarkan rakyat kita mati kelaparan. Karena kita tidak peduli pemimpinnya. Yang kedua, program semacam ini tidak unik di Indonesia. Negara-negara G20. Baca Brazil, India, Amerika Serikat, memiliki skema seperti ini juga. Namanya bisa direct cash transfer atau food subsidies.

Apapun namanya tetapi ada intervensi oleh pemerintah terhadap mereka yang hidupnya sangat sulit. Yang untuk makan sehari-harinya pun tidak menentu. Inilah keterpanggilan kita semua. Ketika pergi ke lapangan. Ke daerah-daerah yang sangat sulit hidupnya. Maka kami benar-benar ingin menghadirkan jawaban untuk mereka semua. Terimakasih

Baca Selengkapnya

Transkrip Debat Perdana Pilgub DKI Jakarta Segmen Satu

Transkrip Debat Perdana Pilgub DKI Jakarta Segmen Tiga

Transkrip Debat Perdana Pilgub DKI Jakarta Segmen Empat

Transkrip Debat Perdana Pilgub DKI Jakarta Segmen Lima

Transkrip Debat Perdana Pilgub DKI Jakarta Segmen Enam

Baca juga artikel terkait PILKADA DKI JAKARTA 2017 atau tulisan lainnya dari Tresna Yulianti

tirto.id - Politik
Reporter: Tresna Yulianti
Penulis: Tresna Yulianti
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan