Menuju konten utama

Transkrip Debat Perdana Pilgub DKI Jakarta Segmen Enam

"Mengenai pendidikan yang kami perlu lakukan sekarang adalah bagaimana membuat angka partisipasi murni itu meningkat," ucap Ahok.

Transkrip Debat Perdana Pilgub DKI Jakarta Segmen Enam
Pasangan Cagub Cawagub nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni memberikan salam Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (13/1). Tirto.ID/Andrey Gromico

tirto.id - IRA KOESNO: Penonton, hadirin, paslon, dan juga netizen kini kita sampai pada segmen penghujung. Kini kini kita sampai pada segmen penghujung. Di akhir ini kami masih punya pertanyaan krusial tentang pendidikan yang sebenarnya sudah sempat disinggung sedikit oleh salah satu pasangan calon.

Hadirin inilah sesi keenam. Pertanyaannya akan diajukan pertama kali kepada paslon kedua.

Fakta menunjukkan bahwa tawuran dan konflik horizontal antar kelompok di Jakarta masih cukup sering terjadi, berarti ada yg perlu diperbaiki dari sisi muatan pendidikan utamanya ke arah pembentukan karakter. Selain itu besarnya alokasi anggaran pendidikan ternyata belum mampu mendorong kualitas lulusan yang mampu bersaing bahkan untuk tingkat regional sekalipun.

Hal ini muncul dari hasil survei beberapa lembaga internasional. Beberapa yang dimaksudkan sebagai pertanyaan dalam waktu dua menit, sampaikan langkah konkrit yang akan Anda lakukan beserta indikator keberhasilan yg ingin dicapai dalam waktu tertentu untuk menjawab tantangan pembentukan karakter siswa serta mengejar ketertinggalan mutu lulusan di DKI Jakarta. Pasangan calon kedua silahkan

AHOK: Mengenai pendidikan yang kami perlu lakukan sekarang adalah bagaimana membuat angka partisipasi murni itu meningkat. Makanya kemarin tahun dibandingkan kami sudah naik lebih tinggi dari nasional. Kita juga terus melatih para guru sehingga kita harapkan 5 tahun ke depan kita bisa masuk tiga puluh besar dari sistim yang ada di dunia. Ini kira-kira yg akan kami lakukan.

Terus sertifikasi nah bagi kami sbg penutup kami memiliki visi misi program semua terukur dengan angka. Sebetulnya bagi kami, kami suka debat seperti ini. Kami mengharapkan ada masukan-masukan yang baru, yang baik untuk kami memperbaiki jika kamin diberikan kepercayaan kembali. Tapi terus terang deh tadi saya mencatat beberapa hal. Banyak sekali hal yang disampaikan itu bukanlah sesuatu hal yang baru.

Misalkan dia mengatakan musti ada pusat budaya, pusat olahraga. Kami telah menyelesaikan 188 lokasi ruang publik terpadu ramah anak lengkap dengan pusat olahraganya. Ketika pak Anies mengatakan tidak berani menutup alexis wah kami sudah menutup stadium dan miles.

Begitu ketemu narkoba kami tutup nah disayangkan ketika Pak Buwas (Budi Waseso), cukup dekat dengan saya, kirim surat kepada pak Anies waktu jadi menteri pendidikan untuk kerjasama dalam kurikulum anti narkoba ditolak oleh pak menteri waktu itu. Ini juga sedikit masalah. Nah jadi bagi kami tentu perjuangan kami jadi gubernur dki itu bukan hafalan, bukan juga retorika. Ini membutuhkan suatu visi misi yang terukur dan dikerjakan, diimplementasikan. Karena itu perjuangan kami ini belum selesai. Kami ikut ini untuk apa, untuk minta ijin kepada warga DKI supaya kami menyelesaikan perjuangan kami yang belum selesai ini.

IRA KOESNO: Baik itu tadi jawaban dari paslon kedua. Dari pendukung paslon kedua ingat kita masih punya kesempatan untukpaslon yang lain. Saya berikan kesempatan kepada paslon ketiga. Dalam waktu dua menit sampaikan langkah kongkrit yang akan anda lakukan beserta indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam waktu tertentu untuk menjawab tantangan pembentukan karakter serta mengejar ketertinggalan mutu lulusan di DKI Jakarta.

ANIES: Begitu kita berbicara mengenai meningkatkan mutu pendidikan maka bukan hanya sekedar per sekolahan. Tentu sekolah harus dibereskan tapi jangan lupa visi menjadi penting. Tadi dikatakan visinya penting. Visinya bicara tentang tadi saya catat, perut, otak dan, dompet.

Di sana tak ada moral, di sana tak ada karakter, di sana tak ada nilai. Justru yang mau kita bangun adalah iman, taqwa, akhlak, karena yang dibutuhkan bagi masyarakat Indonesia adalah pendidikan yang menumbuhkan karakter moral dan karakter kinerja. Karakter moral artinya jujur, berkarakter: ikhlas, tuntas, beriman, tetapi karakter kinerja, kerja keras, kerja tuntas. Pendidikan bukan sekedar penyiapan ke pekerjaan.

Pendidikan bukan sekedar angka partisipasi. Pendidikan adalah soal menumbuhkan akhlak, menumbuhkan karakter. Karena itu yang akan kita lakukan di sekolah akan ada program penumbuhan karakter. Tapi yang tidak kalah penting di lingkungan. Kita akan tetapkan lingkungan menjadi lingkungan belajar. Maghrib sampai isya bagi yg muslim mengaji. Jam tujuh sampai jam sembilan kita akan gunakan menjadi jam belajar bagi seluruh peserta didik di Jakarta. Anak-anak belajar dan kami akan undang para professional, para mahasiswa.

Mari turun ke kampung-kampung. Jadilah saudara bagi adik-adikmu, bimbinglah mereka belajar di sore harI. Dan apa yang terjadi, membangun karakter, membangun akhlak, bukan program. Membangun karakter menjadi gerakan sekota ini, akan tumbuh karakternya, akan tumbuh di kota dimana warganya merasakan kebahagiaan karena satu sama lain saling menujukkan karakter yang mulia. Kepemimpinan tak hanya fokus pada material tapi fokus pada moral bangsa ini.

IRA KOESNO: Pak Anies waktu habis. Kini giliran kami berikan pada paslon pertama dalam waktu dua menit sampaikan langkah kongkrit yang akan dilakukan beserta indicator keberhasilan yang ingin dicapai dalam waktu tertentu guna menjawab tantangan pembentukan karakter serta mengejar ketertinggalan mutu lulusan di DKI Jakarta.

AGUS: Saya suka sekali pertanyaan ini. Bagaimana membangun karakter Jakarta, masyarakat Jakarta. Sebelum kita jauh bicara tentang kurikulum, sekolah, pendidikan formal terlebih dahulu lihatlah diri kita sendiri. Sebagai pemimpin harus bisa menunjukkan, memiliki karakter yang baik, yang bisa menjadi contoh yang baik.

Menjaga harmoni, toleransi, di atas perbedaan. Menjaga persatuan tanpa harus menjadi homogen. Ini adalah kekuatan bangsa kita. Ini adalah kekuatan Jakarta. Kita ingin menjadi kota, menjadi bangsa yang memiliki karakter yang kuat, karakter yang unik. Tidak harus kita serupa dengan karakter negara, bangsa, dan kota lain di dunia. Jakarta adalah Jakarta. Dan disini kita ingin melalui pendidikan, melalui pemberdayaan komunitas, kita harus membangun moralitas, akhlak, dan juga karakter manusia yang semakin baik dan unggul. Dan ingat abad 21 adalah abad yang ultra competitive. Kita tahu globalisasi, kemajuan informasi, dan lain sebagainya meniscayakan warga Jakarta yang competitive, yang bisa beradaptasi, dan menghadapi tantangan tidak hanya di Jakarta, di nasional, tapi juga di kawasan asia tenggara, pasifik, bahkan dunia.

Kita bisa kalau kita berbuat yang terbaik. Dan sekali lagi ada good will dan contoh yang baik dari pemimpinnya. Bersama –sama kita bisa. Dan ini sekali lagi membutuhkan kesadaran bagi semua pihak dan tadi dikatakan parameter indikatornya apa. Yang jelas negara kita adalah the third largest democracy in the world. Negara terbesar demokrasi ketiga setelah india dan amerika serikat. Yang jelas apabila warga kita benar-benar mematuhi demokrasi dan meyakinkan negeri ini panglimanya adalah hukum bukan kekuasaan. Terimakasih.

IRA KOESNO: Bagus selesai.

IRA KOESNO: Pendukung paslon sebentar dulu harap tenang. Kita masih ada satu pertanyaan terakhir. Saya akan lanjut. Minta perhatian kepada paslon ini adalah pertanyaan terakhir, pertanyaan pamungkas. Harap tetap dijawab dengan kongkrit dan tidak normative. Jawaban pertama saya berikan kesempatannya kepada paslon tiga.

Bapak-bapak dan ibu semua paparan tadi pastinya untuk menunjukkan bahwa anda adalah kandidat yang paling tepat memimpin Jakarta. Jika nanti memang anda yang terpilih untuk menerima amanah selama lima tahun, siapkah anda untuk tidak tergiur tawaran ataupun bujukan maju menjadi capres ataupun cawapres di tahun 2019. Tiga puluh second, tiga puluh detik untuk menjawab. Silahkan paslon ketiga.

ANIES: Ketika kami mendapatkan tugas untuk menjadi calon gubernur di Jakarta maka ini adalah amanat untuk dituntaskan dan amanat dari bapak prabowo, dari bapak sohibul iman memimpin Jakarta tuntas selama lima tahun. Bukan sekedar memimpin barangnya tapi membangun akhlak, karakternya dan membuat Jakarta bersatu dalam kebhinekaan. Itu yang menjadi amanat yang akan kita tuntaskan selama lima tahun.

IRA KOESNO: Waktunya habis pak Anies dan pak Sandi. Baik pertanyaan yang sama diajukan kepada paslon 1 jika memang nanti anda terpilih menerima amanah selama lima tahun siapkah anda untuk tidak tergiur tawaran ataupun bujukan maju menjadi capres ataupun cawapres tahun 2019. Silahkan.

AGUS: Kami ada di sini untuk berkompetisi, mendapatkan kesempatan. Kesempatan untuk membuktikan bahwa kami bisa memperjuangkan warga Jakarta. Inilah mengapa kita semua hadir disini. Saya pikir sudah jelas kami akan fokus dengan strategi untuk memenangkan pilgub DKI Jakarta ini. Dan kami ingin sekali didengarkan oleh rakyat bahwa program-program yang kami tawarkan benar-benar akan menjadi solusi bagi warga masyarakat Jakarta secara keseluruhan. Terima kasih.

IRA KOESNO: Pak Agus, Bu Sylvi terima kasih. Kita berikan pertanyaan yang sama. Harap tenang, harap tenang hadirin. Kami berikan waktu 30 detik jika memang nanti anda yang terpilih menerima amanah selama lima tahun siapkah anda tidak tergiur tawaran ataupun bujukan untuk maju menjadi capres atau cawapres tahun 2019. Silahkan.

DJAROT: Jiwa raga kami, pikiran kami, kita curahkan untuk warga Jakarta. Kami adalah pelayan warga Jakarta. Dengan tulus kerja kami untuk Jakarta. Kita ingin menjadikan Jakarta suatu ibukota yang bisa dibanggakan oleh republik ini, oleh anak negeri ini. Oleh karena itu, perjuangan belum selesai. Kami ingin lima tahun lagi mengabdi untuk Jakarta. Terima kasih.

IRA KOESNO: Waktunya habis pak Djarot. Baik hadirin inilah akhir dari seluruh debat perdana….

Baca Selengkapnya:

Transkrip Debat Perdana Pilgub DKI Jakarta Segmen Satu

Transkrip Debat Perdana Pilgub DKI Jakarta Segmen Dua

Transkrip Debat Perdana Pilgub DKI Jakarta Segmen Tiga

Transkrip Debat Perdana Pilgub DKI Jakarta Segmen Empat

Transkrip Debat Perdana Pilgub DKI Jakarta Segmen Lima

Baca juga artikel terkait PILKADA DKI 2017 atau tulisan lainnya dari Ruhaeni Intan Hasanah

Reporter: Ruhaeni Intan Hasanah
Penulis: Ruhaeni Intan Hasanah
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan