tirto.id - IRA KOESNO: Para pasangan calon dan penonton hadirin kini kita masuk ke sesi ke 4 dan ini adalah sesi yang harusnya sangat menarik karena pertanyaan yang diajukan bukan dari tim panelis, tetapi dari paslon sendiri.
Terbuka ruang untuk saling berargumen. Menjual gagasan terbaik. Yang perlu saya garis bawahi adalah tema pertanyaan harus tetap dalam koridor malam ini. Yaitu pembangunan sosial ekonomi Jakarta, yang dapat diturunkan ke masalah ekonomi sosial tentunya transportasi, lingkungan hidup, keamanan, serta pendidikan.
Moderator berhak meminta paslon mengganti pertannyaan jika dianggap tidak sesuai atau keluar dari tema yang ditetapkan KPU Jakarta.
Sesi ini akan dimulai dari pertanyaan salah satu pasangan calon ke calon lainnya selama satu menit. Kemudian calon yang ditanya, memiliki waktu menjawab 1,5 menit.
Respon ini akan ditanggapi kembali oleh pasangan calon penanya selama satu menit dan terakhir kembali ditanggapi paslon penjawab selama satu menit juga. Dan kita langsung saja supaya bisa menjadi lebih mudah dipahami.
Kesempatan pertama saya berikan kepada paslon satu untuk bertanya kepada paslon dua.
Waktu anda satu menit silahkan.
AGUS: Terimakasih mba Ira, Pak Basuki, Pak Djarot. Eh... Bapak sudah nonton film Jakarta Unfair mungkin ya?
Jadi saya hanya ingin bertanya Pak, itu kan tentu documenter yang menggambarkan derita dan nestapa dari warga Jakarta. Rakyat kecil yang hidupnya sudah sangat sulit dan akhirnya tergusur ke tempat lain.
Bapak punya alasan tentunya mengapa menggusur, tetapi bagaimana perasaan bapak sebagai pemimpin sekaligus pengambil kebijakan tersebut melihat warga yang hidupnya semakin sulit begitu semakin sulit? Dan akhirnya kehilangan segalanya.
Mereka disegel, setelah itu terhempas dari kota Jakarta selama-lamanya, akhirnya nanti pertanyaannya adalah Jakarta ini untuk siapa? warga yang mana yang kita ingin bahagiakan?
Kita ingin kota kita cantik, tetapi bukan karena kecantikan itu kemudian ada tangis yang berlarut-larut di kota ini. Terimakasih Pak Djarot
IRA KOESNO: Baik ditahan dulu, paslon dua silahkan anda memiliki waktu 1,5 menit untuk menjawab pertanyaan tersebut. Silahkan
AHOK : Yah ini memang mungkin pasangan calon 1 lihatnya hanya lokasi tertentu. Kami tuh tidak pernah menggusur daerah yang tidak tinggal di dalam aliran sungai sebetulnya.
Jadi kalau sekarang orang Jakarta menikmati musim La Nina saat ini, hampir semua kota negara asia itu tenggelam karena La Nina.
Tapi coba lihat Jakarta, kami mengurangi 2/3 lokasi banjir yang dulu di Sunter. Saya dateng itu tiga minggu tenggelam. Sekarang hanya berjam-jam saja, karena sudah kami kerjakan. Jadi kami bukan melakukan fisik untuk menyingkirkan orang justru orang-orang banyak saya temui bersyukur.
Bersyukur sekarang dia merasa keluarganya aman. Kalau dulu kalau denger suara ambulans katanya wah ngeri aPakah anak saya yang meninggal jatuh ke sungai atau ketabrak, tapi sekarang dia bisa bekerja dengan baik to, ongkos juga tidak bayar.
Jadi sekali lagi seolah-olah kami mengusir orang Jakarta. Yang tidak mendapat rusun, itu adalah penyewa yang datang dari luar kota sebetulnya. Tapi kalau dia ber-KTP DKI pasti dapat rusun.
Karena rumus kami sangat sederhana, kalau rusun belum tersedia terpaksa banjir kami biarkan tetap terjadi, maka jangan heran baoak ibu masih ada 400 titik lebih kalau hujan masih tergenang banjir. Kenapa? Karena pembangunan rusun kami belum siap. Kalau Rusun sudah siap baru kami kerjakan. Itulah yang kami katakan manusawi kami.
Terimaksih
IRA KOESNO: Baik, kini saya berikan kembali kepada paslon satu, Pak Agus dan Bu Sylviana. Giliran anda menanggapi dalam waktu satu menit apa yang sudah disampaikan paslon dua.
SYLVIANA: Saya jadi bingung
AUDIENCE: Tertawa
SYLVIANA: Bagaimana ya dengan Bukit Duri kok bisa jadi menang ya?
AUDIENCE: Tertawa
IRA KOESNO: Para pasangan calon dan penonton hadirin kini kita masuk ke sesi ke 4 dan ini adalah sesi yang harusnya sangat menarik karena pertanyaan yang diajukan bukan dari tim panelis, tetapi dari paslon sendiri.
Terbuka ruang untuk saling berargumen. Menjual gagasan terbaik. Yang perlu saya garis bawahi adalah tema pertanyaan harus tetap dalam koridor malam ini. Yaitu pembangunan sosial ekonomi Jakarta, yang dapat diturunkan ke masalah ekonomi sosial tentunya transportasi, lingkungan hidup, keamanan, serta pendidikan.
Moderator berhak meminta paslon mengganti pertannyaan jika dianggap tidak sesuai atau keluar dari tema yang ditetapkan KPU Jakarta.
Sesi ini akan dimulai dari pertanyaan salah satu pasangan calon ke calon lainnya selama satu menit. Kemudian calon yang ditanya, memiliki waktu menjawab 1,5 menit.
Respon ini akan ditanggapi kembali oleh pasangan calon penanya selama satu menit dan terakhir kembali ditanggapi paslon penjawab selama satu menit juga. Dan kita langsung saja supaya bisa menjadi lebih mudah dipahami.
Kesempatan pertama saya berikan kepada paslon satu untuk bertanya kepada paslon dua.
Waktu anda satu menit silahkan.
AGUS: Terimakasih mba Ira, Pak Basuki, Pak Djarot. Eh... Bapak sudah nonton film Jakarta Unfair mungkin ya?
Jadi saya hanya ingin bertanya Pak, itu kan tentu dokumenter yang menggambarkan derita dan nestapa dari warga Jakarta. Rakyat kecil yang hidupnya sudah sangat sulit dan akhirnya tergusur ke tempat lain.
Bapak punya alasan tentunya mengapa menggusur, tetapi bagaimana perasaan baPak sebagai pemimpin sekaligus pengambil kebijakan tersebut melihat warga yang hidupnya semakin sulit begitu semakin sulit? Dan akhirnya kehilangan segalanya.
Mereka disegel, setelah itu terhempas dari kota Jakarta selama-lamanya, akhirnya nanti pertanyaannya adalah Jakarta ini untuk siapa? warga yang mana yang kita ingin bahagiakan?
Kita ingin kota kita cantik, tetapi bukan karena kecantikan itu kemudian ada tangis yang berlarut-larut di kota ini. Terimakasih Pak DJAROT
IRA KOESNO: Baik ditahan dulu, paslon dua silahkan anda memiliki waktu 1,5 menit untuk menjawab pertanyaan tersebut. Silahkan
AHOK: Yah ini memang mungkin pasangan calon 1 lihatnya hanya lokasi tertentu. Kami tuh tidak pernah menggusur daerah yang tidak tinggal di dalam aliran sungai sebetulnya.
Jadi kalau sekarang orang Jakarta menikmati musim La Nina saat ini, hampir semua kota negara asia itu tenggelam karena La Nina.
Tapi coba lihat Jakarta, kami mengurangi 2/3 lokasi banjir yang dulu di Sunter. Saya dateng itu tiga minggu tenggelam. Sekarang hanya berjam-jam saja, karena sudah kami kerjakan. Jadi kami bukan melakukan fisik untuk menyingkirkan orang justru orang-orang banyak saya temui bersyukur.
Bersyukur sekarang dia merasa keluarganya aman. Kalau dulu kalau denger suara ambulans katanya wah ngeri aPakah anak saya yang meninggal jatuh ke sungai atau ketabrak, tapi sekarang dia bisa bekerja dengan baik to, ongkos juga tidak bayar.
Jadi sekali lagi seolah-olah kami mengusir orang Jakarta. Yang tidak mendapat rusun, itu adalah penyewa yang datang dari luar kota sebetulnya. Tapi kalau dia ber-KTP DKI pasti dapat rusun.
Karena rumus kami sangat sederhana, kalau rusun belum tersedia terPaksa banjir kami biarkan tetap terjadi, maka jangan heran baPak ibu masih ada 400 titik lebih kalau hujan masih tergenang banjir. Kenapa?
Karena pembangunan rusun kami belum siap. Kalau Rusun sudah siap baru kami kerjakan. Itulah yang kami katakan manusawi kami. Terimaksih
IRA KOESNO: Baik, kini saya berikan kembali kepada paslon satu, Pak Agus dan Bu Sylviana. Giliran anda menanggapi dalam waktu satu menit apa yang sudah disampaikan paslon dua.
SYLVIANA: Saya jadi bingung
AUDIENCE: Tertawa
SYLVIANA: Bagaimana ya dengan Bukit Duri kok bisa jadi menang ya?
AUDIENCE: Tertawa
SYLVIANA: Itu yang saya pikirkan apa kemenangan itu semu? atau artinya gak bermakna? kalau jadi seorang pemimpin, saya kira mesti mengevaluasi bahwa yang dilakukan ini menabrak hukum atau tidak.
Dan ingat pasal 34 UUD 45, fakir miskin ditanggung oleh siapa? Negara. Dan akibat menggusur tak pernah memikirkan damPaknya siapa yang harus bertanggung jawab, nah disinilah dibutuhkan komitmen seorang pemimpin.
Pemimpin yang punya hati pemimpin yang memikirkan rakyatnya mesti sejahtera. Terimakasih
IRA KOESNO: Waktunya masih tersisa, baik saya langsung saja kepada Pak Basuki dan Pak Djarot. Silahkan menanggapi kembali waktunya adalah selama satu menit.
AHOK: Karna tadi sudah dari saya, saya mulai saja. Kadangkala kalau saya baca berita ya Ibu Sylvi, saya juga bingung waktu datang ke Krukut, Januari, Dia bilang warga harus cerdas kita gusur bukan gusur, kita menata.
Sementara pasangan calon gubernur lain bilang kami tidak menggusur, kami tidak mau pindahkan. Kita mau bikin agar rumahnya terapung.
Saya gak ngerti bagaimana lebar sungai yang tadinya 30 meter sekarang tinggal 5 meter, bagaimana mau dibalikin 30 meter tanpa merobohkan bangunan yang tidak layak itu?
Tapi ya sudahlah namanya juga pengen jadi gubernur kan kita juga maklum.
AUDIENCE: Tertawa
AHOK: Kami petahanakan. Itu juga maklum tapi saya sangat berharap siapapun yang jadi gubernur, rakyat itu diedukasilah. Jangan dibodohi.
Kita pengen menang tapi kita menang dengan elegan rakyatnya jadi cerdas. Saya kira itu yang saya sampaikan. Terimakasih
IRA KOESNO: Baik, para paslon dan juga para penonton hadirin sekalian kita tenang dulu. Kita tenang dulu, kita masuk pada putaran kedua di segmen ini, kali ini saya berikan kepada paslon dua bertanya kepada paslon tiga.
Silahkan pertanyaan disampaikan, waktu Anda adalah satu menit. Paslon dua, Pak Basuki dan Pak Djarot silahkan bertanya kepada Pak Anies dan Pak Sandiaga. Waktunya satu menit.
DJAROT : Eeh, terimakasih untuk paslon nomer tiga. Kita lagi fokus membangun masalah infrastruktur transportasi . Karena kita yakin transportasi di Jakarta itu hanya bisa, salah satu yang paling utama adalah membangun transportasi berbasis rel massal. Serta membatasi ya mobil-mobil masuk ke Jakarta, ya supaya mereka menggunakan transportasi massal.
Sekarang bagaimana logikanya, kalau sampe moratorium mobil mewah tidak boleh masuk? Justru kalau seperti ini yang terjadi adalah mobil-mobil murah yang ramah lingkungan yang akan masuk dan Jakarta akan macet. Ya. APakah solusi seperti ini memang bisa memecahkan persoalan kemacetan di Jakarta? Terimakasih
IRA KOESNO: Baik, sebentar Pak Sandiaga. Paslon tiga, Anda memiliki waktu 1,5 menit, kita tunggu dulu waktunya. Ya, anda memiliki waktu 1,5 menit untuk menjawab pertanyaan tersebut. Silahkan.
SANDIAGA: Terimakasih Pak Djarot. Jadi yang kami kejar adalah bagaimana efek kejut dimana gerakan-gerakan yang seperti mas ANIES bangun, gerakan Indonesia Mengajar.
Bisa juga mulai dilakukan oleh orang-orang yang punya banyak banget duit. Kita melihat bagaimana Trans Jakarta sudah meningkat dari segi kapasitasnya tapi dari segi jumlah penumpang naiknya hanya 6%.
Disini butuhnya edukasi, dan edukasi. Itu perlu daya picu, daya kejut. Kalau saya mengirim pesan, bahwa orang-orang yang bisa bayar 3 milyar naik kendaraan umum itu efeknya luar biasa.
Saya melihat bagaimana kalau seleb-seleb, selebriti-selebriti. Bagaimana kalau pengusaha-pengusaha sukses. Bagaimana juga kalau pejabat-pejabat seperti Pak Basuki, Pak Djarot juga naik kendaraan umum. Ini akan membuat sebuah percepatan dalam membangun transportasi kita yang lebih baik.
Yang kami kejar adalah bagaimana mengubah pola pikir, bagaimana pola pikir kita dari selama ini kelas menengah yang hanya menggunakan kendaraan pribadi, bisa beralih menggunakan kendaraan umum. Jargon-jargon itu sangat penting, kenapa? Kalau kita ngedepankan to lead by excample. Leading adalah memberikan contoh. Memimpin dengan memberikan contoh.
Insya Allah kita akan ubah cara pola pikir anak muda dan kedepan kelas menengah menggunakan kendaraan umum. Terimakasih
IRA KOESNO: Paslon dua kini giliran anda kembali untuk menanggapi dalam waktu 1 menit. Silahkan Pak basuki dan Pak Djarot
DJAROT: Eh terimakasih
IRA KOESNO: Apa yang disampaikan paslon tiga.
DJAROT: Pak Sandi terimakasih, sistem transportasi yang kita bangun di Jakarta adalah sistim subsidi silang. Mereka-mereka yang mau naik kendaraan umum, kendaraan massal dengan harga yang murah, 3500.
Dan bahkan mereka itu dikasih beberapa bebas gratis: pemegang kjp gratis, buruh dengan UMP gratis, lansia gratis.
Gitu ya jadi ini adalah hasil dari apa yang kita kumpulkan dari pajak. Pajak yang didapat dari mobil-mobil mewah tadi. Kalau orang kaya masuk lebih baik kita terapkan jalan berbayar. Dengan cara seperti itu maka pertumbuhan motor di Jakarta akan bisa kita tekan. Sekarang 4500 motor baru tiap hari, 1600 mobil tiap hari. Setaun jutaan kendaraa ini menambah kemacetan. Begitu mas Sandi. Terimakasih
IRA KOESNO: Kita tunggu dulu waktunya habis. Baiklah paslon tiga kembali tanggapan anda satu menit.
ANIES: Mari kita coba ingat, kapan kali terakhir rute di Jakarta distrukturkan? Masyarakat Jakarta sudah tumbuh berkembang, rute transportasi kita sudah beberapa dekade ini tak mengalami perubahan.
Karena itu salah satu yang justru ditonjolkan adalah angkutan massal yang nyaman 5000 rupiah. Darimana saja kemana saja sebagai tiket terusan dan terintegrasi. Bayangkan seperti pembuluh darah, bayangkan sebagai pembuluh darah di badan kita dimana angkutan massal menjangkau ke semua titik dari mulai Trans Jakarta, MRT, muncul yang lebih kecil bus, minibus, sampai mikrolet sampai angkot, tergantung wilayahnya. Apa yang terjadi, kita mengintergrasikan sistem transportasi.
Lalu yang tidak kalah penting, ongkos salah satu yang besar untuk pendidikan adalah, transport siswa di Jakarta nol rupiah untuk transportasi berangkat dan pulang sekolah
IRA KOESNO: Ya, waktunya habis. Baiklah sekarang, hadirin penonton paslon kita masuk ke putaran terakhir di segmen ini. Kesempatan bertanya diberikan kepada pasangan calon tiga. Silahkan bertanya kepada pasangan calon satu.
Waktu anda adalah satu menit. Pak Anies, Pak Sandi silahkan bertanya kepada pasangan nomor urut satu. Waktunya adalah 1 menit
ANIES: Salah satu tantangan terbesar di Jakarta adalah memastikan bahwa kesempatan kerja yang ada di Jakarta bisa dinikmati oleh warga Jakarta.
Kesempatan yang ada di Jakarta , bukan justru dinikmati oleh orang lain. Lapangan pekerjaan kita siapkan. Dan kita pastikan bahwa setiap lapangan pekerjaan yang tumbuh dia memprioritaskan warga Jakarta.
Pertanyaan untuk calon pasangan nomer 1, bagaimana cara Pak Agus bisa mengoptimalkan Timpora (Tim Pengawasan Orang Asing) untuk memastikan bahwa warga di Jakarta tidak kalah dengan mereka yang dibandingkan datang dari luar Jakarta? Silahkan
IRA KOESNO: Baik, kita tunggu dulu perhitungan waktunya. Ya, kelihatannya sudah bisa dimulai, pasangan calon pertama, Pak Agus, Bu Sylvi silahkan punya waktu 1,5 menit untuk menjawab pertanyaan tersebut
SYLVIANA: Terimakasih, pasangan calon tiga.
itu sebabnya kenapa kami ingin mengadakan empowerment pemberdayaan kepada masyarakat . Kita lihat sekarang, ketika saya ke Muara Kamal, mereka sangat bingung, pekerjaan mereka tidak ada dan mereka bertanya bahwa bagaimana dengan bekerja ini.
Terus kemudian saya melihat ada setumpuk kerang hijau yang diolah, saya bertanya es es saya mengatakan begini Insya Allah apabila amanah itu sampai kepada kami, kami akan menyiapkan yang namanya bantuan modal bergulir, 50 juta per unit usaha dan 0% untuk bunganya, ini bukan hanya untuk tidak diolah. Tapi bergulir dan kemudian hasilnya ini akan terlihat siapa yang akan kontrol masyarakat itu sendiri.
Ingat saya katakan bahwa bantuan modal bergulir ini untuk sementara untuk mengatasi. Dengan demikian maka lingkungan di sana bisa membuka kesempatan pekerjaan termasuk dana yang 1 miliar untuk RW.
Bisa dibayangkan kalau ini dimanfaatkan untuk pemberdayaan masyarakat. Maka saya hampir yakin bahwa masyarakat Jakarta makin terbuka luas pekerjaannya dan makin inovati, apalagi kalau yang namanya pedagang kaki lima, kita manfaatkan ada pasar sabtu minggu maka mereka akan bergerak dan pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat.
Terimakasih
IRA KOESNO: Baik, paslon tiga. Kini giliran Anda untuk menanggapi dalam waktu satu menit apa yang telah disampaikan tadi.
ANIES: Eh, jawaban Ibu Silvy menarik tapi ga nyambung bu
AUDIENCE: Tertawa
ANIES: Jadi pertanyaannya adalah bagaimana kita mengoptimalkan Timpora, Tim pengawasan orang asing. Jakarta begitu banyak orang yang datang. Ibu Sylvi berada di birokrasi, Ibu Sylvi bisa mengetahui ini semua. Ibu sylvi bagian dari pemerintahan. Karena itu saya ingin garis bawahi, kalau kita malah justru akan memperhatikan.
Satu,RT/RW akan kita kembalikan perannya. RT/RW yang dipangkas sekarang untuk pengurusan KTP kita pastikan.
Yang kedua, pengawasan melekat di setiap wilayah sehingga memastikan mereka yang berkarya di Jakarta adalah mereka yang memiliki dokumen-dokumen lengkap. Karena sekarang berdatangan mereka dari luar mengambil manfaat di Jakarta dan merugikan warga Jakarta. Timpora akan kita optimalkan
IRA KOESNO: Berikutnya paslon satu silahkan menanggapi kembali selama 1 menit, silahkan
SYLVIANA: Terimakasih Pak Anies, pertama tentu saya kan punya dua segmen. Yang pertama adalah bagaimana menjawab tentang kesempatan kerja, karena itulah saya betul-betul berfikir bahwa masyarakat Jakarta butuh lapangan pekerjaan.
Pengawasan orang asing? Saya mantan kepala dinas kependudukan DKI Jakarta . Saya tahu bagaimana dokumen-dokumen kependudukan ini paling penting untuk diawasi. Ketika orang asing datang, mulai dari mereka masuk, terus kita lihat lagi bagaimana dokumen-dokumen kependudukan itu apakah sudah memenuhi persyaratan?
Dan yang paling penting lagi ini yang sering kali terjadi. Kita sekarang sudah punya e-KTP. Sekarang kami juga punya, kami ingin melakukan hal yang sama yaitu artinya kita lebih meningkatkan lagi. Satu Jakarta ini kartu kita yang semua dokumen-dokumen kependudukan ada disini dan nanti kita akan lihat apakah…..
IRA KOESNO: Ya, waktunya habis Bu Sylvi. Para paslon, penonton hadirin jawaban tadi dari paslon pertama mengakhiri sesi keempat dan kami akan segera kembali dengan sesi berikutnya. Itu yang saya pikirkan apa kemenangan itu semu? atau artinya gak bermakna? kalau jadi seorang pemimpin, saya kira mesti mengevaluasi bahwa yang dilakukan ini menabrak hukum atau tidak.
Dan ingat pasal 34 UUD 45, fakir miskin ditanggung oleh siapa? Negara. Dan akibat menggusur tak pernah memikirkan damPaknya siapa yang harus bertanggung jawab, nah disinilah dibutuhkan komitmen seorang pemimpin.
Pemimpin yang punya hati pemimpin yang memikirkan rakyatnya mesti sejahtera. Terimakasih
IRA KOESNO: Waktunya masih tersisa, baik saya langsung saja kepada Pak Basuki dan Pak Djarot. Silahkan menanggapi kembali waktunya adalah selama satu menit.
AHOK: Karna tadi sudah dari saya, saya mulai saja. Kadangkala kalau saya baca berita ya Ibu Sylvi, saya juga bingung waktu datang ke Krukut, Januari, Dia bilang warga harus cerdas kita gusur bukan gusur, kita menata.
Sementara pasangan calon gubernur lain bilang kami tidak menggusur, kami tidak mau pindahkan. Kita mau bikin agar rumahnya terapung.
Saya gak ngerti bagaimana lebar sungai yang tadinya 30 meter sekarang tinggal 5 meter, bagaimana mau dibalikin 30 meter tanpa merobohkan bangunan yang tidak layak itu?
Tapi ya sudahlah namanya juga pengen jadi gubernur kan kita juga maklum.
AUDIENCE: Tertawa
AHOK: Kami petahanakan. Itu juga maklum tapi saya sangat berharap siapapun yang jadi gubernur, rakyat itu diedukasilah. Jangan dibodohi.
Kita pengen menang tapi kita menang dengan elegan rakyatnya jadi cerdas. Saya kira itu yang saya sampaikan. Terimakasih
IRA KOESNO: Baik, para paslon dan juga para penonton hadirin sekalian kita tenang dulu. Kita tenang dulu, kita masuk pada putaran kedua di segmen ini, kali ini saya berikan kepada paslon dua bertanya kepada paslon tiga.
Silahkan pertanyaan disampaikan, waktu Anda adalah satu menit. Paslon dua, Pak Basuki dan Pak Djarot silahkan bertanya kepada Pak ANIES dan Pak Sandiaga. Waktunya satu menit.
DJAROT: Eeh, terimakasih untuk paslon nomer 3. Kita lagi fokus membangun masalah infrastruktur transportasi . Karena kita yakin transportasi di Jakarta itu hanya bisa, salah satu yang paling utama adalah membangun transportasi berbasis rel massal. Serta membatasi ya mobil-mobil masuk ke Jakarta, ya supaya mereka menggunakan transportasi massal.
Sekarang bagaimana logikanya, kalau sampe moratorium mobil mewah tidak boleh masuk? Justru kalau seperti ini yang terjadi adalah mobil-mobil murah yang ramah lingkungan yang akan masuk dan Jakarta akan macet. Ya. APakah solusi seperti ini memang bisa memecahkan persoalan kemacetan di Jakarta? Terimakasih
IRA KOESNO: Baik, sebentar Pak Sandiaga. Paslon tiga, Anda memiliki waktu 1,5 menit, kita tunggu dulu waktunya. Ya, anda memiliki waktu 1,5 menit untuk menjawab pertanyaan tersebut. Silahkan.
SANDIAGA: Terimakasih Pak Djarot. Jadi yang kami kejar adalah bagaimana efek kejut dimana gerakan-gerakan yang seperti mas ANIES bangun, gerakan Indonesia Mengajar.
Bisa juga mulai dilakukan oleh orang-orang yang punya banyak banget duit. Kita melihat bagaimana Trans Jakarta sudah meningkat dari segi kapasitasnya tapi dari segi jumlah penumpang naiknya hanya 6%.
Disini butuhnya edukasi, dan edukasi. Itu perlu daya picu, daya kejut. Kalau saya mengirim pesan, bahwa orang-orang yang bisa bayar 3 milyar naik kendaraan umum itu efeknya luar biasa.
Saya melihat bagaimana kalau seleb-seleb, selebriti-selebriti. Bagaimana kalau pengusaha-pengusaha sukses. Bagaimana juga kalau pejabat-pejabat seperti Pak Basuki, Pak Djarot juga naik kendaraan umum. Ini akan membuat sebuah percepatan dalam membangun transportasi kita yang lebih baik.
Yang kami kejar adalah bagaimana mengubah pola pikir, bagaimana pola pikir kita dari selama ini kelas menengah yang hanya menggunakan kendaraan pribadi, bisa beralih menggunakan kendaraan umum. Jargon-jargon itu sangat penting, kenapa? Kalau kita ngedepankan to lead by excample. Leading adalah memberikan contoh. Memimpin dengan memberikan contoh.
Insya Allah kita akan ubah cara pola pikir anak muda dan kedepan kelas menengah menggunakan kendaraan umum. Terimakasih
IRA KOESNO: Paslon dua kini giliran anda kembali untuk menanggapi dalam waktu 1 menit. Silahkan Pak basuki dan Pak Djarot
DJAROT: Eh terimakasih
IRA KOESNO: Apa yang disampaikan paslon tiga.
DJAROT: Pak Sandi terimakasih, sistem transportasi yang kita bangun di Jakarta adalah sistim subsidi silang. Mereka-mereka yang mau naik kendaraan umum, kendaraan massal dengan harga yang murah, 3500.
Dan bahkan mereka itu dikasih beberapa bebas gratis: pemegang kjp gratis, buruh dengan UMP gratis, lansia gratis.
Gitu ya jadi ini adalah hasil dari apa yang kita kumpulkan dari pajak. Pajak yang didapat dari mobil-mobil mewah tadi. Kalau orang kaya masuk lebih baik kita terapkan jalan berbayar. Dengan cara seperti itu maka pertumbuhan motor di Jakarta akan bisa kita tekan. Sekarang 4500 motor baru tiap hari, 1600 mobil tiap hari. Setaun jutaan kendaraa ini menambah kemacetan. Begitu mas Sandi. Terimakasih
IRA KOESNO: Kita tunggu dulu waktunya habis. Baiklah paslon tiga kembali tanggapan anda satu menit.
ANIES: Mari kita coba ingat, kapan kali terakhir rute di Jakarta distrukturkan? Masyarakat Jakarta sudah tumbuh berkembang, rute transportasi kita sudah beberapa dekade ini tak mengalami perubahan.
Karena itu salah satu yang justru ditonjolkan adalah angkutan massal yang nyaman 5000 rupiah. Darimana saja kemana saja sebagai tiket terusan dan terintegrasi. Bayangkan seperti pembuluh darah, bayangkan sebagai pembuluh darah di badan kita dimana angkutan massal menjangkau ke semua titik dari mulai Trans Jakarta, MRT, muncul yang lebih kecil bus, minibus, sampai mikrolet sampai angkot, tergantung wilayahnya. Apa yang terjadi, kita mengintergrasikan sistem transportasi.
Lalu yang tidak kalah penting, ongkos salah satu yang besar untuk pendidikan adalah, transport siswa di Jakarta nol rupiah untuk transportasi berangkat dan pulang sekolah
IRA KOESNO: Ya, waktunya habis. Baiklah sekarang, hadirin penonton paslon kita masuk ke putaran terakhir di segmen ini. Kesempatan bertanya diberikan kepada pasangan calon tiga. Silahkan bertanya kepada pasangan calon satu.
Waktu anda adalah satu menit. Pak Anies, Pak Sandi silahkan bertanya kepada pasangan nomor urut satu. Waktunya adalah 1 menit
ANIES: Salah satu tantangan terbesar di Jakarta adalah memastikan bahwa kesempatan kerja yang ada di Jakarta bisa dinikmati oleh warga Jakarta.
Kesempatan yang ada di Jakarta , bukan justru dinikmati oleh orang lain. Lapangan pekerjaan kita siapkan. Dan kita pastikan bahwa setiap lapangan pekerjaan yang tumbuh dia memprioritaskan warga Jakarta.
Pertanyaan untuk calon pasangan nomer 1, bagaimana cara Pak Agus bisa mengoptimalkan Timpora (Tim Pengawasan Orang Asing) untuk memastikan bahwa warga di Jakarta tidak kalah dengan mereka yang dibandingkan datang dari luar Jakarta? Silahkan
IRA KOESNO: Baik, kita tunggu dulu perhitungan waktunya. Ya, kelihatannya sudah bisa dimulai, pasangan calon pertama, Pak Agus, Bu Sylvi silahkan punya waktu 1,5 menit untuk menjawab pertanyaan tersebut
SYLVIANA: Terimakasih, pasangan calon tiga.
itu sebabnya kenapa kami ingin mengadakan empowerment pemberdayaan kepada masyarakat . Kita lihat sekarang, ketika saya ke Muara Kamal, mereka sangat bingung, pekerjaan mereka tidak ada dan mereka bertanya bahwa bagaimana dengan bekerja ini.
Terus kemudian saya melihat ada setumpuk kerang hijau yang diolah, saya bertanya es es saya mengatakan begini Insya Allah apabila amanah itu sampai kepada kami, kami akan menyiapkan yang namanya bantuan modal bergulir, 50 juta per unit usaha dan 0% untuk bunganya, ini bukan hanya untuk tidak diolah. Tapi bergulir dan kemudian hasilnya ini akan terlihat siapa yang akan kontrol masyarakat itu sendiri.
Ingat saya katakan bahwa bantuan modal bergulir ini untuk sementara untuk mengatasi. Dengan demikian maka lingkungan di sana bisa membuka kesempatan pekerjaan termasuk dana yang 1 miliar untuk RW.
Bisa dibayangkan kalau ini dimanfaatkan untuk pemberdayaan masyarakat. Maka saya hampir yakin bahwa masyarakat Jakarta makin terbuka luas pekerjaannya dan makin inovati, apalagi kalau yang namanya pedagang kaki lima, kita manfaatkan ada pasar sabtu minggu maka mereka akan bergerak dan pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat.
Terimakasih
IRA KOESNO: Baik, paslon tiga. Kini giliran Anda untuk menanggapi dalam waktu satu menit apa yang telah disampaikan tadi.
ANIES: Eh, jawaban Ibu Silvy menarik tapi ga nyambung bu
AUDIENCE: Tertawa
ANIES: Jadi pertanyaannya adalah bagaimana kita mengoptimalkan Timpora, Tim pengawasan orang asing. Jakarta begitu banyak orang yang datang. Ibu Sylvi berada di birokrasi, Ibu Sylvi bisa mengetahui ini semua. Ibu sylvi bagian dari pemerintahan. Karena itu saya ingin garis bawahi, kalau kita malah justru akan memperhatikan.
Satu,RT/RW akan kita kembalikan perannya. RT/RW yang dipangkas sekarang untuk pengurusan KTP kita pastikan.
Yang kedua, pengawasan melekat di setiap wilayah sehingga memastikan mereka yang berkarya di Jakarta adalah mereka yang memiliki dokumen-dokumen lengkap. Karena sekarang berdatangan mereka dari luar mengambil manfaat di Jakarta dan merugikan warga Jakarta. Timpora akan kita optimalkan
IRA KOESNO: Berikutnya paslon satu silahkan menanggapi kembali selama 1 menit, silahkan
SYLVIANA: Terimakasih Pak Anies, pertama tentu saya kan punya dua segmen. Yang pertama adalah bagaimana menjawab tentang kesempatan kerja, karena itulah saya betul-betul berfikir bahwa masyarakat Jakarta butuh lapangan pekerjaan.
Pengawasan orang asing? Saya mantan kepala dinas kependudukan DKI Jakarta . Saya tahu bagaimana dokumen-dokumen kependudukan ini paling penting untuk diawasi. Ketika orang asing datang, mulai dari mereka masuk, terus kita lihat lagi bagaimana dokumen-dokumen kependudukan itu apakah sudah memenuhi persyaratan?
Dan yang paling penting lagi ini yang sering kali terjadi. Kita sekarang sudah punya e-KTP. Sekarang kami juga punya, kami ingin melakukan hal yang sama yaitu artinya kita lebih meningkatkan lagi. Satu Jakarta ini kartu kita yang semua dokumen-dokumen kependudukan ada disini dan nanti kita akan lihat apakah…..
IRA KOESNO: Ya, waktunya habis Bu Sylvi. Para paslon, penonton hadirin jawaban tadi dari paslon pertama mengakhiri sesi keempat dan kami akan segera kembali dengan sesi berikutnya.
Baca Selengkapnya:
Transkrip Debat Perdana Pilgub DKI Jakarta Segmen Satu
Transkrip Debat Perdana Pilgub DKI Jakarta Segmen Dua
Transkrip Debat Perdana Pilgub DKI Jakarta Segmen Tiga
Penulis: Aqwam Fiazmi Hanifan
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan