tirto.id - Direktur Utama PT Teladan Prima Agro (TPA), Wishnu Wardhana, menyampaikan visinya tentang bagaimana perusahaan kelapa sawit yang bertanggung jawab dapat meningkatkan efisiensi produksi secara berkelanjutan untuk pengembangan industri secara jangka panjang. Wishnu memaparkan inisiatif TPA yang telah menerapkan Internet of Things (IoT) sebagai inovasi dalam pengelolaan operasional usahanya di Kalimantan Timur.
Dengan lahan konsesi seluas lebih dari 60.000 hektar, TPA memiliki cakupan skala yang memadai dan menguntungkan bagi langkah-langkah pengembangan usaha melalui berbagai pendekatan inovatif. “TPA memiliki luas lahan yang ideal secara skala, tidak menuntut perubahan yang rumit dan berbiaya tinggi serta pendekatan inovatif yang kami lakukan dapat diuji secara komprehensif,” kata Wishnu.
Mulai beroperasi sejak tahun 2004, TPA menerapkan teknologi untuk operasional usaha pengelolaan perkebunan dan pabrik kelapa sawit. “Banyak industri seperti perbankan, layanan kesehatan dan transportasi telah mengalami disrupsi dan secara keseluruhan mereka kemudian bertransformasi melalui teknologi digital. Kami juga mulai menerapkan pendekatan inovatif berupa 'precision agriculture' pada konsesi TPA. Inisiatif ini memungkinkan TPA untuk mengeksplorasi langkah efisiensi lebih lanjut dalam proses produksi kami sekaligus mengurangi beban kegiatan usaha kami terhadap lingkungan,” kata Wishnu, yang telah terjun dalam industri kelapa sawit sejak tahun 2004.
Salah satu contoh precision agriculture terletak pada penggunaan pupuk, yang merupakan faktor utama untuk mencapai hasil produksi yang lebih tinggi. Pemakaian pupuk yang tidak tepat baik secara kualitas dan kuantitas, bukan hanya merupakan suatu pemborosan namun juga menyebabkan bahaya terhadap lingkungan. Dalam visinya, Wishnu menugaskan para manajer untuk mengumpulkan dan melacak informasi tentang kondisi tanah secara rinci, tidak berdasarkan pada ukuran per blok atau per hektar tetapi sampai ke titik pohon per pohon kelapa sawit di perkebunan. Drone yang menggunakan Geographic Information System (GIS) dan navigasi satelit akan memberikan informasi mengenai jenis dan jumlah pupuk yang tepat dan dibutuhkan masing-masing pohon tersebut secara akurat.
Selain itu teknologi tersebut dapat mengidentifikasi penyakit, tingkat kesuburan dari masing-masing tanaman, memprediksi cuaca, mengetahui tingkat air di dalam tanah dan memprediksi produksi kebun secara berkala. Hal ini memberikan manfaat terhadap lingkungan dan memberikan TPA kemampuan untuk mengoptimalkan produksi yang berkelanjutan. Proses identifikasi dan monitoring ini sering dikatakan sebagai remote sensing, atau kemampuan untuk mengetahui karakteristik fisik area menggunakan refleksi dan radiasi yang dipancarkan dari jarak jauh.
Pendekatan progresif ini dibangun berdasarkan big data dan algoritma yang memberikan arus informasi terperinci secara real-time dan dapat diakses oleh para manajer. Tim operasional TPA memiliki pengalaman puluhan tahun di Kalimantan Timur, yang merupakan lokasi keseluruhan konsesi TPA, sehingga mereka dapat menafsirkan data dan menarik kesimpulan yang tepat untuk melandasi pengambilan keputusan bisnis secara efektif.