tirto.id -
“Kalo menurutku sih angkanya rendah sendiri, kayak enggak sinkron sama riset yang lain terkait Jokowi. Menurutku kayak anomali gitu,” ujarnya kepada reporter Tirto, Senin (21/1/2019).
Menurut hasil survei dari 6 sampai 15 Januari 2019, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 47,9 persen. Hanya naik 0,2 persen dari survei sebelumnya November 2018 yaitu sebesar 47,7 persen. Sedangkan Prabowo-Sandi elektabilitasnya mencapai 38,7 persen. Naik cukup besar mencapai 3,2 persen dari bulan sebelumnya November 2018 yaitu 35,5 persen.
Hasil survei dari Median berbeda jauh dari lembaga lainnya yang masih mengunggulkan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf.
Eva menuturkan, jika elektabilitas Jokowi saat ini malahan tengah meningkat di beberapa lembaga survei lainnya. Seperti dari survei Indikator pada 8 Januari 2019, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 54,9 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 34,8 persen. Di mana sebelumnya pada bulan Oktober 2018, paslon nomor urut 01 mendapat 53 persen sedangkan lawan mereka 30 persen.
“Elektabilitas Pak Jokowi malah melebar kok. Artinya elektabilitasnya naik Pak Jokowi, Pak Prabowo memang naik, tapi tidak terkejar, gap-nya sangat jauh,” ucapnya.
Sehingga, kata Eva, untuk meningkatkan elektabilitas paslon nomor urut 01, TKN akan memberikan pendidikan politik dan sosialisasi ke masyarakat agar bisa memenangkan Jokowi-Ma’ruf di Pilpres 2019.
“Ini tantangan bagi kita sendiri untuk melakukan pendidikan politik agar tetap pada nalar. Program yang akan dilakukan yaitu sosialisasi kejujuran politik. Jadi kita harus aktif dan agresif melakukan sosialisasi,” pungkasnya.
Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun menjelaskan populasi survei nasional tersebut diambil dari 34 provinsi yang ada di seluruh warga Indonesia yang saat ini memiliki hak pilih. Target sampel nasional 1.500 responden, dengan margin of error sebesar kurang lebih 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sampel dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender. Hasil survei menunjukkan dinamika politik yang terjadi selama masa pengambilan data 6 sampai 15 Januari 2019.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Maya Saputri