tirto.id - Dua kandidat calon presiden-wakil presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno mendapat kritik karena belum menyampaikan programnya ke masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Arsul Sani menyampaikan, kubu Prabowo-Sandi harus menyampaikan program terlebih dahulu karena mereka adalah penantang.
Pasalnya, kata Arsul, kampanye adu program tak bisa dilakukan kalau pasangan nomor urut 02 tersebut tidak menyampaikannya terlebih dahulu. Sementara program Jokowi, kata dia, sudah jelas karena sedang dijalankan pemerintah saat ini.
"Karena kalau gagasan visi-misi petahana [Jokowi] itulah yang sedang dijalankan jadikan enggak perlu disampaikan. Tapi kita kan belum mendengar [program Prabowo] kecuali hanya mencela mengkritisi petahana tanpa menawarkan kebijakan alternatif itu," kata Arsul di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (22/11/2018).
Arsul mengatakan, sampai saat ini kedua kubu masih belum banyak menyampaikan hal yang substansial meski kampanye sudah berlangsung selama empat bulan. Menurut Prabowo, kritik yang disampaikan Prabowo juga belum disertai dengan tawaran solusi yang jelas.
"Kita berharap misalnya Pak Prabowo, Pak Sandi itu, Pak Prabowo misalnya tidak sekadar berhenti mengatakan bahwa harusnya tax rasio Indonesia sekian, tapi dia harus menyampaikan kalau saya terpilih ini loh strategi saya untuk meningkatkan tax ratio," harap Arsul.
Kritik yang dilancarkan Prabowo belakangan ini adalah soal perekonomian Indonesia yang dinilai masih kalah daripada negara tetangga seperti Singapura, Thailand, ataupun Malaysia. Kritik itu disampaikan Prabowo saat menghadiri acara "Indonesia Economic Forum" di Hotel Shangri-La, Jakarta.
Ketua Umum Partai Gerindra itu juga menyinggung data Bank Dunia yang menyatakan 55 persen orang Indonesia tidak memahami cukup baik apa yang dibacanya. Kondisi ini membuatnya merasa prihatin.
“Saya sebagai orang Indonesia tidak cukup bangga dengan pencapaian ini,” kata Prabowo.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto