tirto.id - Influencer Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Eva Kusuma Sundari menyebut Yusril Ihza Mahendra harusnya menjaga etika dengan menegaskan mundur dari jabatan sebagai pengacara ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Permintaan itu disampaikan Eva setelah Yusril dipastikan menjadi advokat bagi Jokowi-Ma'ruf pada Pemilu 2019. Menurut Eva, Yusril harusnya menjaga profesionalismenya dengan pemenuhan aspek moralitas pasca memutuskan jadi advokat Jokowi-Ma'ruf.
"Aneh saja melayani dua kubu yang kontradiktif dan berseberangan soal Pancasila dan pilar-pilar kebangsaan, dan bahkan sedang berperkara dengan menjadi lawyer keduanya," kata Eva kepada Tirto, Rabu (7/11/2018).
Yusril mengambil keputusan jadi advokat Jokowi-Ma'ruf pada pekan kemarin setelah bertemu Ketua TKN Erick Thohir. Dia mengklaim tidak mendapat bayaran atas jasanya menjadi kuasa hukum pasangan capres-cawapres nomor urut 01 tersebut.
Keputusan Yusril berkebalikan dengan sikapnya selama ini yang sempat berseberangan dengan pemerintahan Jokowi.
Menurut Eva, Yusril saat ini masih menjadi pengacara HTI karena gugatan ormas itu ke Mahkamah Agung (MA) ihwal status hukum mereka masih berjalan.
"Ini soal etik kok, soal roso yang kedudukannya lebih tinggi dari hukum positif bunyi-bunyi pasal di KUHAP. Ini pilihan legal dan legitimate, akan bagus kalau keduanya terpenuhi sehingga akuntabilitasnya tinggi, termasuk ke soal ideologi negara," kata Eva.
Politikus PDI Perjuangan itu juga berharap langkah Yusril menjadi advokat Jokowi-Ma'ruf diikuti dengan sikap politik Partai Bulan Bintang (PBB). Yusril adalah Ketua Umum PBB, salah satu parpol yang menjadi peserta pemilu 2019.
"Saya harap PBB menjadi mendukung Jokowi-Ma'ruf, karena beliau pendirinya. Aneh kalau posisi PBB diametral dengan Pak Yusril," tuturnya.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Maya Saputri