tirto.id -
Menurutnya, isi tabloid tersebut hanya menyampaikan fakta-fakta yang sudah banyak diketahui oleh publik secara umum. Karena itulah, kata dia, tabloid Indonesia Barokah tak bisa disamakan dengan Obor Rakyat yang terbit pada 2014 lalu.
"Kalau ini saya lihat dia hanya menyampaikan fakta. Karena kalau ini kita bicara hoaks udah deh. Ini reformasi, rakyat sudah cerdas," tuturnya dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (26/1/2019).
Lantaran itulah, ia bilang, kubu Prabowo-Sandiaga seharusnya lebih bersabar dan menyerahkan masalah tersebut kepada penegak hukum. Apalagi serangan berupa kampanye negatif bukan hanya dialami oleh kubu Prabowo melainkan juga Jokowi-Ma'ruf.
"Kalau sekarang yang [menyerang] ke kita bahkan yang sekarang baru nongol nih. Katakan tidak untuk Pak Jokowi," ucapnya.
Luhut juga menyampaikan bahwa kebenaran terkait para operator yang bermain dalam proyek-proyek tersebut bakal segera terungkap. Bahkan ia juga menduga bahwa terbitnya Indonesia Barokah merupakan strategi playing victim yang dilakukan oleh Prabowo-Sandiaga.
"Makanya kita tinggal tunggu saja tanggal mainnya. Saya takutnya kalau polisi sudah ungkap itu, Pak Jokowi bisa menang di atas 70 persen," tutur mantan politikus partai Demokrat tersebut.
Tabloid Indonesia Barokah memiliki logo berupa gambar wilayah Indonesia serta masjid berwarna hijau berlatar belakang merah putih. Halaman muka tabloid tersebut juga menuliskan slogan 'Membumikan Islam Rahmatan Lil 'Alamin'.
Tabloid ini sudah terbit beberapa edisi dengan salah satu berita utama atau berjudul 'Reuni 212: Kepentingan Umat atau Kepentingan Politik' yang terbit pada Desember 2018.
Berdasarkan informasi dari Bawaslu, edisi cetak tabloid tersebut sudah beredar di 26 wilayah di Indonesia, sementara edisi digitalnya banyak tersebar melalui grup-grup pesan singkat seperti WhatsApp serta media sosial lainnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri