Menuju konten utama

Tips Investasi dari Pakar UGM: Kenali Instrumen & Cek Level Risiko

Produk investasi seperti apa yang aman untuk dipilih? Berikut tips investasi dari pakar UGM.

Tips Investasi dari Pakar UGM: Kenali Instrumen & Cek Level Risiko
Ilutrasi Saham. foto/istockphoto

tirto.id - Investasi merupakan salah satu cara menyiapkan keuangan di masa depan. Saat ini banyak ragam investasi yang ditawarkan dengan berbagai keuntungan dan risiko masing-masing.

Investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Investasi emas, investasi saham adalah dua jenis investasi umum yang sudah dikenal luas di masyarakat.

Investasi bisa dilakukan melalui pasar modal atau pun melalui pembelian logam mulia. Bagi Anda yang ingin melalukan investasi, berikut jenis-jenis investasi yang tersedia di Indonesia:

1. Saham

2. Obligasi Korporasi

3. Kontrak Opsi Saham (KOS)

4. Surat Utang Negara (SUN)

5. Sukuk Korporasi

6. Sukuk Ritel

7. Reksa Dana

8. Reksa Dana Terbuka

9. Reksa Dana Terproteksi

10. Reksa Dana Indeks

11. Reksa Dana Exchanfe Traded Fund (ETF)

12. Reksa Dana KIK Penyertaan Terbatas (RDPT)

13. Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA)

14. Kontrak Pengelolaan Dana

15. Investasi Logam Mulia

Cara Memilih Produk Investasi

Lalu produk investasi seperti apa yang aman untuk dipilih? Terlebih di tengah kondisi ekonomi global yang saat ini tak menentu.

Pengamat, perbankan, keuangan, dan investasi dari UGM, I Wayan Nuka Lantara,M.Si.,Ph.D., membagikan tips berinvestasi ditengah situasi ekonomi yang tak menentu dan agar terhindar dari penipuan. Wayan menyebutkan ada empat komponen utama dalam berinvestasi yang perlu diperhatikan.

Pertama, kenali instrumen investasi. Carilah informasi terkait investasi yang akan diambil baik melakui testimoni pengguna maupun sumber kredibel seperti Otorktas Jasa Keuangan (OJK) sehingga dioeroleh informasi yang memadai.

"Pahami informasinya sedetail mungkin, pahami karakteristik produknya," terangnya sebagaimana dikutip dari rilis pers UGM.

Kedua, cek kemampuan diri. Berinvestasi harus menyesuaikan dengan tujuan dan kemampuan diri secara finansial.

"Cek dengan profil risiko kita. Misal menjelang pensiun lalu ambil investasi dalam bentuk bit coin ini tidak cocok karena waktu tinggal berapa tahun pensiun dan terlalu berisiko kan bahaya," papar Dosen Departemen Manajemen FEB UGM ini.

Ketiga, cek reputasi perusahaan penyelenggara investasi. Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan kredibilitas perusahaan agar terhindar dari investasi bodong atau abal-abal.

Terakhir, cek legalitas investasi. Masyarakat dapat melakukan pengecekan legalitas peruaahaan investasi melalui OJK.

"Kalau ternyata perusahaan invetasinya tidak ada izin OJK ya tidak usah dipilih," tegasnya.

Lantas instrumen investasi seperti apa yang bisa dipilih? Wayan mengatakan ada beberapa macam investasi seperti saham, deposito, oboligasi, reksadana, cryptocurrency atau investasi mata uang digital, dan lainnya. Setiap investasi memiliki kelebihan dan risiko masing-masing.

Wayan menjelaskan instrumen investasi dengan level risiko paling rendah adalah deposito. Deposito di bank konvensional yang dijamin oleh LPS.

"Lalu yang agak berisiko itu obligasi yang diterbitkan pemerintah. Berikutnya dengan risiko lebih tinggi adalah reksadana, diatasnya lagi itu saham lalu setelah itu bitcoin,"tuturnya.

Wayan kembali mengimbau masyarakat yang akan berinvestasi untuk bersikap bijak dan teliti saat memilih produk investasi. Selain itu lakukan investasi sesuai dengan tujuan serta kemampuan finansial masing-masing individu.

Baca juga artikel terkait INVESTASI atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Iswara N Raditya