tirto.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump sering memberi pernyataan bahwa ia anti pendatang gelap hingga ia mengancam akan memulangkan paksa mereka ke negara asalnya. Tekad tersebut ternyata tidak mampu terlaksana, dibuktikan dari dokumen pengadilan yang didapatkan Reuters.
Sesuai dengan dokumen pengadilan yang ditemukan, seorang kepala perusahaan kontraktor yang mengelola resor kasino besar di Samudera Pasifik yang masuk wilayah pemerintahan AS, telah didakwa mengimpor dan mempekerjakan secara ilegal pekerja-pekerja asal China. Maret lalu, salah satu pekerja itu malah meninggal dunia Maret lalu.
Dakwaan ini muncul beberapa hari sebelum Trump bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Florida.
Dilansir dari Antara, Pulau Saipan yang menjadi bagian dari Kepulauan Mariana Utara yang masuk kedaulatan AS sejak Perang Dunia Kedua, akhirnya menerima pendirian sebuah kasino di pulau itu pada 2014. Hal ini terjadi dikarenakan susah mencari pemasukan dan kering likuiditas. Sejak itu investasi dari China meluber ke pulau ini.
Kasino itu belum selesai dibangun. Hal ini diketahui dari foto-foto yang diperlihatkan kepada Reuters.
Dalam gugatan yang diajukan FBI kepada Pengadilan Kepulauan Mariana Utara, Senin (3/4/2017) ini, Lu Hui, presiden Beilida Overseas (CNMI) Ltd, kontraktor Imperial Pasific, dituduh melanggar hukum karena mendatangkan dan mempekerjakan imigran ilegal.
FBI menemukan sebuah daftar berisi 150 pekerja yang disebut "hei gong" sewaktu menggeledah kantor Beilida. Hei gong merupakan istilah dalam Bahasa China untuk pekerja yang tak memiliki dokumen resmi. Selain itu, FBI juga menemukan kotak penyimpan uang berisi ribuan dolar AS, ribuan yuan, serta bukti potongan gaji.
Kepada Reuters, Imperial Pacific mengaku tidak ada satu pun karyawannya yang ditangkap, namun perusahaan ini menyatakan akan taat kepada hukum.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani