tirto.id - Pada Jumat (4/11/2016), wilayah Monumen Nasional dan sekiranya bakal dipenuhi lautan manusia berbaju putih. Mereka mengikuti demo 4 November yang diinisiasi oleh Gerakan Nasional Pendukung Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Aksi demo 4 November ini menuntut agar Ahok, sebutan bagi Basuki Tjahaja Purnama petahana Gubernur DKI Jakarta yang juga kontestas Pilkada 2017, diproses secara hukum karena dinilai telah menistakan agama.
“Saya Korlap-nya (Koordinator Lapangan) tanggal 4 November itu,” kata Munarman, juru bicara (jubir) Gerakan Nasional Pendukung Fatwa (GNPF) MUI yang juga jubir Front Pembela Islam (FPI), seusai menjadi pembicara dalam diskusi bertema “Membedah Kasus Ahok: Apakah Penistaan Agama?”, di Hotel Ambhara, Jaksel, pada Selasa (1/11/2016).
Apa sebenarnya tujuan utama demo 4 November? Benarkah demo telah ditunggangi kepentingan politik tertentu demi kepentingan Pilkada DKI Jakarta 2017? Apa yang terbaca dari pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Prabowo Subianto? Berikut petikan wawancara Dieqy Hasbi Widhana dari tirto.id dengan Munarwan:
Bagaimana menurut Anda, proses hukum di Mabes Polri soal kasus hukum Ahok?
Saya kira memang harus ada percepatan dari segi proses, karena ini bukan cuma problem teknis yuridis, tapi ada faktor-faktor nonyuridis. Terutama terkait suhu sosial-politik yang makin tinggi, kasus ini seharusnya dijadikan skala prioritas. Jadi ada percepatan dalam proses penyelesaiannya. Sampai hari ini, saya lihat segala proses di kepolisian sepertinya belum begitu memuaskan. Sebab sudah hampir tiga minggu lebih dari saat kita melaporkan. Prosesnya yang kita lihat, kategorinya lamban.
Kira-kira mengapa lamban?
Beban pembuktian untuk menyelidiki ini (Ahok) ada di kepolisian. Jadi masyarakat dalam membuat laporan itu memberitahukan ada suatu peristiwa. Kepolisian lah yang membuktikan itu tanpa harus meminta pada FPI. Terkait ahli-ahli, polisi bisa mencari sendiri. Kecuali kalau nanti dibelokkan, ahli-ahlinya adalah ahli-ahli yang menyatakan tidak ada perbuatan pidana. Jadi sangat tergantung obyektivitas saat ini. Kita mau uji juga kepolisian, apakah tetap obyektif atau tidak.
Apakah Anda berani menjamin demo 4 November bakal aman?
Saya berharap media memberitakan dengan sejuk bahwa demo 4 November ini aksi damai. Yang menjamin keamanan adalah Allah. Manusia hanya bisa membuat rencana. Dan kita pastikan dengan melakukan koordinasi intensif dari aspek pengamanan internal, maupun eksternal kepada aparatur negara. Kita sudah intensif komunikasinya.
Bagaimana Anda menilai pertemuan antara Presiden dengan tokoh NU, Muhammadiyah dan MUI?
Kita sudah prediksi sejak tiga minggu yang lalu, bahwa akan ada upaya-upaya penggembosan. Salah satunya adalah dengan membujuk tokoh-tokoh, ormas-ormas Islam, atau menakut-nakuti kalangan grass root.
Sampai saat ini, saya tidak melihat adanya upaya yang bersifat terorisme dalam demo 4 November. Itu menurut saya ada yang mengembangkan lah. Kita tahu dari sumber-sumber informasi, bahwa ada pihak-pihak yang menginginkan, mengesankan opini bahwa pada demo 4 Nov akan terjadi sesuatu yang heboh. Padahal ini biasa-biasa saja. Masyarakat yang jumlahnya ratusan ribu berkumpul untuk menyampaikan aspirasinya.
Seandainya diperbolehkan menggunakan Stadion GBK (Gelora Bung Karno), Presiden hadir di situ, kan enggak masalah menyampaikan aspirasi. Jadi jangan dibikin ini (demo 4 November) sebagai acara yang menghantui pikiran kita semua.
Bagaimana Anda menilai pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Prabowo Subiyanto?
Presiden saya kira gagal paham. Saya kira ada dua kemungkinan, ada dua analisis yang berkembang dari pertemuan Presiden dengan Prabowo. Pertama, Presiden menganggap dengan bertemu Prabowo bisa meredam aktivitas umat Islam. Saya tegaskan, aksi ini tidak ada kaitannya dengan Prabowo. Aksi ini tidak ada kaitannya dengan Pilkada (DKI Jakarta), di mana Prabowo pendukung rivalnya dari partai Presiden (PDI Perjuangan).
Kedua, sepertinya Presiden sedang memainkan suatu permainan politik yang berbahaya. Presiden sepertinya mendapat masukan yang salah, bahwa penyebab kekisruhan adalah pihak Cikeas (SBY). Sehingga presiden dalam hal ini mencoba merangkul Pak Prabowo untuk diadu domba dengan Pak SBY. Berbahaya sekali saya kira permainan Presiden ini.
Sebab saya dengar dari informasi yang beredar, bahwa ada keterlibatan Cikeas dalam kaitan untuk memenangkan Pilkada. Jadi intinya, semata-mata analisis Pilkada. Semestinya ini diletakkan dalam konteks yang lebih luas, bukan sekedar Pilkada atau politik elektoral. Saya kira Presiden gagal paham ketika menemui Pak Prabowo. Bukan saya tidak menghormati Pak Prabowo. Tetapi perlu saya tegaskan, Presiden gagal memahami masalah.
Jadi Anda menjamin demo 4 November bakal berjalan damai?
Kan saya sudah bilang tadi, yang menjamin adalah Allah. Yang menggerakkan umat ini adalah Allah. Yang mensponsori adalah Allah. Yang menjaga keamanan juga Allah. Kita serahkan sepenuhnya. Saya Korlapnya tanggal 4 November itu.
Berapa ribu massa yang akan ikut demo 4 November?
Sampai saat ini sudah ada hampir 200 ribuan dari seluruh Indonesia, Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi juga sudah ada yang menghubungi saya untuk hadir.
Di mana titik lokasi utama demo 4 November?
Lokasinya Masjid Istiqlal dan Istana, melalui jalur Medan Merdeka Barat.
Bagaimana dengan pendemo yang datang dari luar kota, ditampung atau langsung ke lokasi?
Langsung. Kita imbau kepada masyarakat, kalau memiliki waktu supaya salat Jumat di Masjid Istiqlal. Yang tidak sempat di Istiqal, langsung menuju titik lokasi, yaitu di Jalan Medan Merdeka Barat. Jadi ini Gerakan Nasional Pendukung Fatwa (GNPF) MUI, bukan FPI ya.
Jadi inisiator demo 4 November ini dari GNPF?
Iya GNPF. Banyak ulama di situ. Bahkan Ustad Arifin Ilham, AA Gym, semua sudah ikut di situ.
Siapa insiator utama?
Inisiator semua lah dari tokoh-tokoh ulama.
Apakah demo 4 November memiliki izin dari kepolisian?
Sudah kami beritahukan sejak Jumat minggu lalu. Kita masukkan ke Badan Intelkam Mabes Polri. Bukan ke Polda karena pesertanya seluruh Indonesia. Izinnya sudah sejak 10 hari.
Bisa dirinci siapa saja inisiator awal?
Habieb Rizieq, Ustad Bachtiar Nasir, Ustad Zaitun Rasmin, Ustad Arifin Ilham, AA Gym, Kyai Haji Muhammad Al Khattab, juga Habib Ali Kwitang.
Apakah pusat koordinasi ada di Habib Rizieq Shihab?
Tidak, bukan Habib Rizieq. Jadi jangan dikira ini hanya gerakan FPI. Ini sudah gerakan umat.
Apa hasil pertemuan dengan Rachmawati Soekarnoputri?
Bagus. Pertemuan ini menunjukkan bukan hanya isu Islam, tapi isu nasional dan kebangsaan. Jadi kalau ada yang menyatakan ini soal keagamaan, ini orang yang gagal paham. Makanya tadi sempat ada insiden sedikit. Dia itu orang yang gagal paham. Padahal ini ada Rachmawati, Luis Sungkarisma, Lin Wei Zang, Jaya Suprana, juga Pak Try Sutrisno.
Ada yang mengatakan Presiden Jokowi mencoba mendinginkan suasana, sementara Habieb Rizieq justru bergerilya mencari dukungan?
Kita sudah dingin sebetulnya, jadi tak perlu didinginkan. Faktanya Ibu Rachma yang datang, bukan Habieb Rizieq yang gerilya mencari dukungan. Saya mau luruskan hal itu.
Penulis: Dieqy Hasbi Widhana
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti