Menuju konten utama

Teroris, PKI, & Ahmadiyah adalah Kelompok Paling Tidak Ditoleransi

Hasil penelitian dari KedaiKOPI menyatakan bahwa terorisme, PKI dan Ahmadiyah adalah kelompok-kelompok paling tidak bisa ditoleransi di Indonesia.

Teroris, PKI, & Ahmadiyah adalah Kelompok Paling Tidak Ditoleransi
Ilustrasi. Perempuan berhijab dan cadar atau niqab dari Komunitas Muslimah Soloraya menggelar aksi Gerakan Akhwat Bercadar Menolak Terorisme di Solo, Jawa Tengah, Kamis (24/5/2018). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

tirto.id - Berdasarkan penelitian Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Kelompok yang paling tidak ditoleransi adalah teroris (1,79) disusul oleh Partai Komunis Indonesia atau PKI (1,91), kemudian Ahmadiyah (1,96).

"Jika angka 5 adalah paling toleran dan 1 paling tidak toleran, rata-rata tingkat toleransi warga negara Indonesia adalah 2,16," Kunto Adi Wibowo Direktur Eksekutif, KedaiKOPI, dalam rilisnya, pada Jumat (16/11/2018).

Responden yang diteliti terdiri dari 1135 responden. Namun hanya sekitar 70 persen yang menjawab pertanyaan kelompok yang paling dihindari. Kelompok tersebut adalah organisasi terlarang, yakni 25,8 persen, disusul oleh PKI 21,3 persen, lalu FPI 10,3 persen.

Dari data yang didapat, juga terungkap kelompok yang yang terafiliasi dengan agama Islam adalah paling banyak dihindari. Kelompok tersebut adalah Ahmadiyah (1,96), Syiah (2,05), FPI (2,39), dan HTI (2,48). Angka untuk kelompok non-muslim adalah 2,42. Kelompok etnis yang dihindari adalah cina index toleransi 2,20 dan Madura index toleransi 3,65.

"Pengukuran toleransi kami terdiri dari dua langkah, pertama menanyakan kelompok yang paling dihindari lalu baru menanyakan sejauh mana responden mengijinkan anggota kelompok yang dihindari tersebut untuk melakukan hak-hak sipil mereka," kata Kunto.

Data survei toleransi tersebut juga mengungkap bahwa status sosial-ekonomi adalah faktor terbesar dalam uji statistik memprediksi tingkat toleransi. "Di Indonesia, semakin tinggi status sosial ekonomi justru semakin tidak toleran," kata Kunto.

Baca juga artikel terkait INTOLERANSI atau tulisan lainnya dari Fadiyah Alaidrus

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Fadiyah Alaidrus
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Yandri Daniel Damaledo