tirto.id - Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menargetkan, pembangunan jaringan kereta api di Tanah Air sepanjang 10.524 km selesai 2030. Pembangunan itu membutuhkan biaya sampai Rp853 triliun. Skema pembiayaan alternatif sebesar 68 persen dan penggunaan APBN sebesar 32 persen.
Target tersebut sudah ada dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 296 2020, di mana terdapat sejumlah upaya untuk mengembangkan kereta api sesuai Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS).
Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri menjelaskan, panjang lintasan saat ini berada pada kisaran 7.032 km, seiring dengan pembangunan yang terus dilakukan hingga 2024 ditargetkan dapat terbangun 7.451 km.
"Telah ditetapkan visi perkeretaapian nasional sampai dengan 2030 sepanjang 10.524 km, yang termasuk KA perkotaan 3.755 km," jelas dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu (6/7/2022).
Zulfikri menargetkan pembangunan proyek utama KA Makassar-Parepare, Kereta Api Cepat Jakarta Bandung dan peningkatan kecepatan KA Jakarta-Surabaya Tahap I yaitu lintas Jakarta-Semarang rampung pada 2024.
Jaringan KA yang prioritas akan dibangun adalah jaringan di Sumatera dan Sulawesi, pembangunan jalur ganda dan elektrifikasi lintas utama Jawa, dan pengoperasian KA kecepatan tinggi di Jawa.
Selain itu pembiayaan juga termasuk ketersediaan sarana KA penumpang sebanyak 2.839 lokomotif dan 34.178 kereta. Selanjutnya, sarana KA barang sebanyak 2.475 lokomotif dan 48.364 gerbong.
"Hal tersebut diupayakan untuk mewujudkan perkeretaapian kompetitif, terintegrasi, dan responsif terhadap perkembangan. Target lainnya agar KA sebagai tulang punggung angkutan massal antar kota, perkotaan, dan barang,” tandas Zulfikri.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Anggun P Situmorang